Part:3

22.1K 2.4K 139
                                    

"Kesepian tidak sendirian, itu adalah perasaan bahwa tidak ada yang peduli."

           

"Kean" kaget Adrian dan Aslan apalagi melihat mata Kean yang berkaca-kaca, membuat mereka menganga tidak percaya.

"Ini benaran kamu kan Kean?" Tanya Aslan memastikan, Kean tidak menjawab dan duduk bersandar di ranjang Alvin, tak berselang lama isakan tangis pun terdengar membuat Adrian Aslan saling tatap dan akhirnya Aslan mengelus rambut Kean.

"Kenapa hmm?" Tanya Aslan lembut

"Jangan pegang-pegang hiks" ucap Kean menjauhkan tangan Aslan dari rambutnya

"Gue bukan anak kecil ditenangin seperti itu hiks" tangis Kean menghapus air matanya kasar.

"Terus kamu kenapa nangis" tanya Adrian

"Hiks hiks Alvin jahat nggak ingat sama gue hiks"

"Masa dia ngira gue hantu hiks" cerita Kean

Aslan dan Adrian saling tatap dan seketika Adrian terkekeh pelan berbeda dengan Aslan yang menyemburkan tawanya.

"Jangan ketawa anjir" marah Kean

"Mau abang hukum hmm" ucap Aslan menatap Kean tajam, Kean mana takut sama hukuman Aslan, kalau dia dirantai dia bisa memutuskan rantai itu dengan mudah.

"Sejak kapan lo jadi abang gue" ketus Kean menatap Aslan tak kalah tajam

"Kamu juga bagian dari Alvin, berarti kamu juga keluarga kami" jawab Adrian, Kean mendengar itu seketika terdiam dan menangis lagi.

"Hiks tapi Alvin nggak ingat sama gue hiks, nggak ada gunanya hiks"

"Nanti daddy ceritakan sama Alvin okay, sekarang kamu berhenti nangis" ucap Adrian menggendong Kean, tentu saja Kean memberontak, emangnya dia Alvin yang mau-mau aja diperlakukan seperti anak kecil.

Karena tak sanggup menahan Kean yang terus memberontak, akhirnya Adrian mendudukkan Kean di kasurnya.

"Apa gue yang semakin tua atau Kean yang terlalu kuat ya" batin Adrian berdecak kesal.

"Yaudah sekarang kamu mau apa, supaya berhenti nangis" bujuk Adrian

"Gue mau bunuh orang rasanya hiks"

"Bunuh orang?" Tanya Aslan memastikan dan diangguki oleh Kean.

"Yaudah kamu ikut abang, kita ke ruang bawah tanah" ucap Aslan, mendengar itu seketika Kean berhenti menangis dan kembali ke wajah datarnya, tidak lupa juga seringaiannya di wajah Alvin yang terlihat polos itu.

"Gitu dong dari tadi" ucap Kean berjalan meninggalkan Adrian dan Aslan, sedangkan Aslan dan Adrian yang melihat itu menggelengkan kepalanya.

"Ternyata dia juga punya sisi kekanak-kanakan" ucap Aslan kemudian terkekeh

"Kamu benar, tapi lebih baik kamu menyusul dia sebelum dia malah membunuh maid atau bodyguard di bawah" ucap Adrian dan diangguki oleh Aslan.

Dua  jam kemudian...

Setelah berpuas-puas bermain dengan mainannya, sekarang Kean duduk di ruang keluarga bersama Aslan dan Adrian tentunya setelah membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Tak berselang lama Aska dan Adit pulang dari sekolah dan langsung mendekati mereka, tapi saat Adit hendak mengelus rambut Alvin, Kean langsung memelintir tangan Adit ke belakang.

"Akhhh sakit" teriak Adit kesakitan

"Jangan sentuh kepala gue" ketus Kean dan melepaskan tangan Adit, kemudian dengan santainya dia duduk lagi dan memakan kripiknya sambil menonton film pembunuhan.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang