Part:6

35.8K 3.2K 117
                                    

Sekarang Alvin sedang rebahan di brangkar rumah sakit dengan jarum inpus yang menancap di tangannya.


Tadi dia nolak untuk di rawat, tapi dipaksa oleh Radit karena kata dokter dia harus di rawat karena demamnya sangat tinggi. Karena sudah tidak punya tenaga lagi, akhirnya Alvin ngalah dan dirawat di ruangan yang paling murah di sana, padahal tadi Radit hendak membawanya ke ruangan VIP. Tapi di tolak oleh Alvin karena takut hutangnya terlalu banyak dan tidak sanggup membayarnya nanti, Radit akhirnya setuju dari pada Alvin malah tidak dapat perawatan nantinya.

"Abang kalau mau pulang, pulang aja, gue bisa sendirian di sini" ucap Alvin

"Orang tua abang pasti khawatir nanti" lanjut Alvin.

"Gue nggak akan ninggalin lo sendirian di sini, lo jangan sungkan gitu"

"Ck bang, abang nggak liat ruangan ini banyak orang, dan gue tau lo nggak nyamankan" ucap Alvin, ya ruangan rawat Alvin ini memang di isi banyak pasien dan hanya dibatasi oleh tirai (kalian bisa membayangkannya kan?).

Saat Radit hendak bersuara lagi, ponselnya langsung berbunyi dan mengangkatnya ketika melihat mamanya yang menelpon.

"......"

"Iya ma ini Radit pulang kok"

"....."

"Iya-iya" kesal Radit dan menatap Alvin yang tersenyum padanya.

"Nah kan apa yang gue bilang, lo dicariin keluarga lo bang" ucap Alvin terdengar nada sedih, tapi Radit sepertinya tidak menyadarinya

"Iya, tapi lo serius gapapa gue tinggal?" Tanya Radit memastikan

"Iya bang, gue gapapa"

Radit memperhatikan Alvin dan menghela nafasnya pelan.

"Maaf ya, besok gue ke sini lagi"

"Iya bang sat, lo pulang deh gue mau istirahat" ujar Alvin

Mendengar itu, Radit berdecak pelan dan mengacak-acak rambut Alvin.

"Sakit gini masih aja lo ngeselin bocah"

"Hehe kalau nggak ngeselin bukan Alvin namanya" cengir Alvin

"Yaudah lo istirahat, gue pulang ya" pamit Radit dan dibalas deheman oleh Alvin, setelah itupun Radit melangkah pergi sedangkan Alvin terus memperhatikan Radit dan menghela nafasnya berat.

"Gue kapan ya di cariin seperti itu juga" gumam Alvin dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Lo jangan berharap seperti itu lagi Alvin, sekarang lo sendirian dan lo baik-baik saja" gumamnya menyemangati diri sendiri, kemudian raut wajahnya sendu lagi.

"Gue istirahat aja deh" gumamnya dan berdiri menutup tirai itu dan kembali rebahan memejamkan matanya, mungkin karena efek obat diapun langsung tertidur, padahal di ruangan itu sangat banyak orang yang bersuara tapi Alvin tidak merasa terganggu sedikitpun.

Tak berselang lama, seorang pemuda tampan masuk dengan beberapa suster, dan tentu saja dia menjadi pusat perhatian.

Pemuda itu Aska, tadi dia mengikuti Radit dan Alvin dan hanya memperhatikan dari jauh ketika melihat Alvin malah di bawa keruangan rawat inap biasa.

Aska membuka tirai itu dan mendekat kepada Alvin yang sudah terlelap kemudian mengelus rambut Alvin sambi tersenyum miris.

"Maafkan abang" gumamnya dan menatap suster yang dibawanya tadi.

"Pindahkan dia ke ruangan VVIP" Ucap Aksa kepada suster itu dan dibalas anggukan oleh suster itu.

Merekapun mendorong brangkar Alvin dan seorang suster yang lainnya mendorong tiang inpus Alvin, membawa Alvin ke ruangan yang di maksud Aska.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang