Part:17

31.5K 3.3K 107
                                    

Alvin sekarang sudah duduk di ruang makan sambil memainkan ponselnya menunggu Ananjing yang belum keliatan juga batang hidungnya untuk bergabung sarapan bersama.

"Kalau mau ngomong, ngomong aja nggak usah liat-liat gitu" sinis Alvin yang masih fokus dengan ponselnya, Adrian dan yang lainnya gelagapan mendengar itu.

"Dihh percaya diri banget sih lo, siapa juga yang liatin lo" ucap Adit , Alvin menatap Adit sekilas kemudian mengangkat bahunya acuh.

"Ck lama bangat sih tu cewek" kesal Alvin ketika melihat jam diponselnya. Kalau aja bukan karena peraturan di keluarganya, Alvin sudah makan duluan dari tadi.

"Adit coba kamu panggil Ana" ucap Adrian menatap putra ketiganya itu.

"Iya dad" jawab Adit dan berjalan menuju kamar Ana.

Sesampainya di pintu kamar Ana, Adit mendengar suara Ana seperti sedang berbicara dengan seseorang dalam kamar itu karena kepo dia akhirnya menempelkan telinganya di pintu kamar itu supaya lebih terdengar jelas.

"Iyaa tenang aja, semuanya aman"

"..."

"Nggak percayaan banget sih, sudah dibilang semuanya terkendali"

"..."

"Iya-iya"

Adit mengeryitkan dahinya bingung, apanya yang aman dan terkendali pikirnya. Karena tidak mau ambil pusing akhirnya dia mengangkat bahunya acuh dan mengetuk pintu kamar itu.

Tok tok tok

"Adek" panggil Adit, Ana didalam kamar kaget mendengar itu dan dengan cepat-cepat dia mengubah raut wajahnya seperti kesakitan dan membuka pintu kamarnya.

"A-abang" ucapnya lirih menatap Adit dengan mata berkaca-kaca, Adit yang melihat itu tentu saja kaget.

"Adek kenapa?"

"Gapapa bang tapi perut Ana sakit" jawab Ana sambil memegang perutnya

"Sakit banget ya, kita kerumah sakit aja ya"

"Nggak usah bang, Ana lagi datang bulan aja soalnya nanti juga nggak akan sakit lagi" ucap Ana meyakinkan, Adit mengangguk percaya dan  mengelus rambut Ana.

"Yaudah yuk kebawah, yang lainnya sudah nunggu"

"Iya bang maaf ya Ana lama, tadi Ana harus ke kamar mandi dulu" ucap Ana menatap Adit merasa bersalah.

"Jadi adek dari kamar mandi ya tadi?" Tanya Adit lagi.

"Iya bang, kenapa?"

"Ahh gapapa kok, pantesan adek lama tadi"

Mereka berdua sampai di ruang makan, Ana langsung berlari ke arah Adrian dan langsung memeluknya, berbeda dengan Adit yang langsung duduk di depan Alvin.

"Kenapa dia berbohong"

Adit bingung, padahal dia jelas-jelas mendengar Ana sedang berbicara di dalam kamarnya, nggak mungkinkan Ana menelpon seseorang di kamar mandi suaranya sampe pintu kamar Ana, pikir Adit. Apalagi tadi sepertinya pembicaraannya sepertinya serius.

Dia kemudian refleks menatap Alvin, entah kenapa perkataan Alvin tentang Ana malah terlintas di pikirannya.

"Nggak mungkinkan" batinnya kemudian menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Aska yang melihat Adit  yang sepertinya memikirkan sesuatu.

Adit menatap Aska, yaa sepertinya dia harus menceritakan pada abangnya itu pikirnya.

"Gapapa bang" ucap Adit tersenyum tipis kemudian memainkan ponselnya.

"Adit makan, letakkan ponsel kamu dulu atau abang buang" ucap Aslan menatap Adit yang malah sibuk dengan ponselnya. Semua mata langsung menatap Adit kecuali Alvin yang terlihat acuh dan menyantap sarapannya.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang