Part: 23

32.2K 3K 344
                                    

Alvin bersiap berangkat ke sekolah tapi langsung dihalangi sama Aska.

"Apa?" Tanya Alvin menatap Aska malas

"Kamu berangkat bareng abang" ucap Aska menarik tangan Alvin, tapi tangannya satu lagi langsung ditahan oleh Adit.

"Apasih, lepas" ucap Aska menatap Adit tajam dan menarik tangan Alvin

"Abang yang lepas, gue yang akan berangkat sama Alvin" ujar Adit dan juga menarik tangan Alvin.

"Ck gue abang lo, jadi lo nurut sama gue" ujar Aska dan menarik tangan Alvin lagi.

"Gue adek abang, jadi abang ngalah sama gue"

"Akhhhhh" jengah Alvin dan menghempaskan tangannya sehingga cekalan keduanya terlepas, kemudian dia menatap kedua abangnya itu.

"Lo pada kenapa sih, dari tadi ehh bukan dari kemarin rebutin gue mulu, dikira tangan gue nggak sakit apa di tarik-tarik" kesal Alvin dan melangkah keluar dari mansion itu.

"Gara-gara abang sih"

"Lo juga"

"Abang"

"Lo"

"Abang"

"Lo"

"Cukup" tengah Adrian menatap kedua putranya itu, Aska dan Adit langsung menatap daddynya.

"Alvin sudah berangkat sama Aslan" lanjut Adrian, mendengar itu Aska dan Adit langsung berlari keluar dan benar saja dia melihat Alvin ada di dalam mobil Aslan.

"Gara-gara lo" kesal Aska dan menuju motornya.

"Abang juga nggak bisa ngalah sama adeknya" ucap Adit setengah berteriak dan masuk ke dalam mobilnya. Kenapa dia bawa mobil? katanya biar nanti pulang sekolah bisa sekalian main bareng sama Alvin.

Sedangkan Alvin yang dibawa paksa sama Aslan tadi sedang menggerutu tidak jelas sendirian.

Dia bahkan tidak menatap Aslan dan lebih memilih melihat keluar dari kaca mobil itu.

"Apa melihat kesana lebih menarik dari pada lihat abang" ucap Aslan membuka pembicaraan.

"Sama aja" jawab Alvin singkat kemudian memainkan ponselnya.

"Sama-sama liat tembok" lanjut Alvin, bukannya marah Aslan malah terkekeh dan menatap Alvin sekilas.

"Emangnya wajah abang segitu datarnya ya makanya disamain dengan tembok" kekeh Aslan, Alvin tidak menjawab dan menatap Aslan yang sedang terkekeh dan detik berikutnya dia tersenyum tipis.

Karena tidak ada jawaban dari Alvin, suasana di mobil itu kembali senyap karena tidak ada percakapan lagi, tapi Aslan tidak menyerah untuk akrab dengan adeknya itu.

"Ohh ya hari minggu kamu sibuk nggak?" Tanya Aslan

"Nggak" ucap Alvin yang fokus ke ponselnya lagi.

"Mau ke puncak nggak sama abang dan yang lainnya juga" ajak Aslan, mendengar itu mata Alvin berbinar  dan langsung menatap Aslan.

"Wahh kayaknya seru" ucap Alvin bersemangat, namun detik berikutnya dia berdehem ketika melihat Aslan yang tersenyum padanya.

Sebenarnya dia merasa aneh kenapa abang pertamanya itu dari tadi banyak bicara, biasanyakan nggak lebih dari 3 kata, pikirnya.

"Jadi kamu ikut?" Tanya Aslan

"Hmm ntah lah" jawab Alvin ragu

"Yaudah, kalau gitu kamu pikirin lagi aja, masih beberapa hari lagi kok" ucap Aslan dan diangguki oleh Alvin.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang