Part 17

11.5K 1.4K 91
                                    

Alvin menggeliat dan langsung duduk ketika mengingat kejadian semalam.

"Anjing gue diculik" ujar Alvin dan melihat sekeliling ruangan yang terlihat gelap hanya ada jendela kecil itupun letaknya sangat tinggi.

Alvin menatap kaget ketika melihat ke arah pintu, bukan hanya ada pintu yang tertutup rapat tapi juga ada teralis pintu besi yang menghalanginya.

"Woy keluarin gue bangsat"

"Siapa yang nyulik gue haa, kalau berani sini hadapi gue anjing"

"Akhhhh" Alvin menendang dinding melampiaskan kekesalannya.

"Kean, lo bisa nggak buka ini"

"Gue akan coba" ujar Kean, Alvin memberikan kesadarannya pada Kean, setelah itu dia berusaha untuk membuka teralis pintu besi itu, namun tenaganya tidak cukup kuat.

Karena kelelahan, Kean menghela nafasnya kasar dan duduk di lantai itu.

"Maaf Alvin, besinya sangat kuat"

"Apalagi pintu luarnya juga terbuat dari besi" jelas Kean

"Terus kita harus gimana Kean, gue nggak mau disini"

"Maaf, maaf karena gue nggak bisa lindungi lo Alvin"

"Nggak ini bukan salah lo Kean, jangan merasa bersalah"

"Tapi gue sudah janji sama lo Alvin buat lindungi lo, tapi gue nggak terlalu kuat sampai gue kalah dari mereka"

"Maafin gue"

"Sudah gue bilang, lo nggak salah Kean"

"Lo istirahat dulu, gue akan coba cara lain"

Kean mengangguk dan memejamkan matanya,  sekarang Alvin yang mengambil alih tubuhnya.

"Ini udah pagi, daddy pasti cari gue kan?" monolog Alvin dan memperhatikan sekitar.

"Ayo Alvin lo nggak boleh takut, jangan panik okay" ujar Alvin menyemangati dirinya sendiri.

Alvin mengernyit heran ketika melihat kearah dinding seperti ada yang beda disana. Padahal dinding itu terbuat dari beton tapi kenapa ada yang terbuat dari kayu walaupun itu sangat kecil dan seperti sengaja dibuat seperti itu. Dia mendekati itu dan mengetuk-ngetuknya.

"Heyy siapapun kalian yang ada di luar buka pintunya tolong"

"Gue mau bicara sama bos kalian"  ujar Alvin berharap ada yang mendengarnya, namun sayang hanya keheningan yang dia dapat.

Tak berselang lama dinding kayu yang Alvin ketuk-ketuk tadi terbuka, Alvin tentu saja langsung menunduk dan matanya langsung bertemu dengan seseorang menatapnya tajam.

"Heyy Om, keluarin gue" ujar Alvin  menatap orang itu dengan mata berkaca-kaca, tapi orang itu tidak menjawab dan melemparkan roti dan juga sekotak susu ke dalam kemudian menutup pintu kecil itu lagi.

"Woy bangsat, buka pintunya anjing" teriak Alvin

"Udahlah Alvin, percuma juga lo teriak-teriak, lebih baik lo diam dan atur rencana buat keluar dari sini"

"Tapi gimana Kean, lo liat sendiri ruangan ini nggak ada celah sedikitpun buat keluar"

"Jendela diatas terlalu kecil dan tinggi banget" ujar Alvin mengusap wajahnya kasar

Kruyuk kruyuk

"Huwaa daddy hiks, Ino lapar hiks"

"Tolongin Ino, Ino nggak mau di sini hiks"

Alvin duduk bersandar di dinding itu, dia menundukkan kepalanya dan memegang perutnya yang terasa lapar.

Dia bisa saja memakan roti dan susu yang diberikan orang tadi, namun Alvin takut nanti malah ada racun disana. Jadi lebih baik, dia nggak makan kan?

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang