Alvin dan yang lainnya sekarang sudah duduk di kursi yang ada di kedai ice cream itu. Tentunya Alvin sangat antusias memesan ice cream yang dia mau tanpa menghiraukan tatapan Adit yang nenatapnya tajam ketika melihat banyaknya pesanan yang Alvin tulis.
"Jangan banyak-banyak dek" peringat Adit
"Nggak banyak kok bang" jawab Alvin
"Nggak banyak apanya, itu banyak banget dek, lo mau sakit hmm" ujar Adit mengelus rambut Alvin
"Kalau sakit nggak bisa keluar mansion loh, mau" lanjut Adit tersenyum mengejek ketika Alvin menatapnya.
"Iya iya, tapi dua boleh ya" ucap Alvin menatap Adit dengan puppy eyesnya
"Hmm gimana ya" ujar Adit meletakkan jarinya di dagunya seraya berpikir.
"Iss abang, lama banget mikirnya" kesal Alvin
"Haha iya-iya dek, dua nggak boleh lebih" ujar Adit mengacak-acak rambut Alvin
"Siap bang hehe"
Alvin langsung menulis pesanannya dan menatap Lio yang hanya diam dari tadi padahal yang lainnya sibuk memilih pesanannya.
"Lo nggak pesan Lio?" Tanya Alvin
"Hmm Lio nggak usah deh" jawab Lio tersenyum menatap Alvin
"Kalau lo nggak pesan, ngapain lo ikut tadi" sinis Putra
"Lio kan nggak tau kalau mau kesini tadi"
"Kalau gitu pulang aja lo sana" usir Putra menatap Lio malas.
"Udah nggak usah dengarin Putra, Kenapa lo nggak pesan, atau lo nggak suka Ice Cream ya?" Ucap Alvin
"Lio suka kok, tapi..." belum sempat Lio melanjutkan perkataannya, seseorang menepuk pundak Lio dan tersenyum tipis pada Lio.
"Lo pesan aja, semuanya ditraktir sama bang Liam kok" ujar Arya
"Benar kan bang?" Lanjut Arya menatap Liam dan hanya dibalas deheman oleh Liam.
"Benaran?" Ucap Lio dengan mata berbinar, Alvin dan Arya terkekeh melihat itu dan memperlihatkan menunya pada Lio.
"Lo pilih aja" ujar Alvin
"Kalau gitu Lio mau coklat aja deh" ujar Lio dan diangguki oleh Alvin
"Itu aja?" Tanya Alvin lagi
"Iyaa"
"Yakin, cuma itu?" Tanya Arya dengan nada menggoda Lio
"Hmm iya itu aja deh" jawab Lio
"Okay" jawab Alvin
Setelah memilih-milih pesanan sekarang mereka sedang berbincang ringan sambil menunggu pesanan mereka.
"Wow ada yang nyantai nih" ujar salah satu dari empat pemuda menghampiri meja Alvin dan lainnya.
Liam dan Adit yang melihat kedatangan musuh mereka itu langsung menatap mereka tajam.
"Kenapa, masalah buat lo" ujar Adit
"Siapa bang?" Tanya Alvin
"Cuma beban negara" jawab Adit, Alvin hanya berohh ria aja. Dia paham kok kalau hubungan mereka tidak akur, jadi dia memilih acuh aja lagian bukan urusannya juga.
"Nanti malam ada balapan, kami tantang geng kalian balapan dengan kami"
"Kalau kalian kalah, kalian harus jadi babu kami, gimana?" ujar salah satu pemuda itu
"Dihh, kalian kali yang akan kalah" sinis Adit
"Ok" jawab Liam
"Kami tunggu di tempat biasa" ujar salah satu dari mereka dan ekspresinya langsung kaget ketika melihat seseorang yang mereka kenal disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino Keano (End)
Teen Fiction(Entah kenapa tiba-tiba Partnya tidak berurutan, kalau mau baca urutin sendiri aja ya, aku juga bingung gimana memperbaikinya).. Alvin merupakan seorang cowok yang hidup dengan tujuan mencari perhatian keluarganya, Karena kejadian di masa lalu membu...