Part: 9

31.6K 3.2K 114
                                    

"Eghhh" Alvin menggeliat dan duduk. Dia mengerjapkan matanya dan mengumpulkan nyawanya.

Setelah tersadarpun, dia kaget ketika berada di ruangan asing itu.

"Gue dimana?" Gumamnya dan melihat tangan dan kakinya yang di rantai di kasur single itu.

(Seperti ini kira-kira)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Seperti ini kira-kira)

"Sialan" umpatnya apalagi melihat Adit yang berada tidak jauh darinya dengan keadaan terantai juga.

"Jangan mengumpat Alvin, atau hukuman kamu di tambah" ucap Aslan yang mengawasi melalui CCTV.

"Lo ngapain sih, lepasin gue, gue sibuk" ucap Alvin menatap tajam cctv itu

Aslan tidak menjawab, membuat Alvin menghela nafasnya berat dan menatap ke sampingnya dengan emosi.

Rasanya dia ingin menghajar Adit lagi, tapi dia malah nggak bisa turun dari ranjang itu.

"Woy Aslan, lo kalau niatnya melakukan seperti ini supaya gue baikan sama tu Aditjing percuma, jadi tolong lepasin gue, gue harus kerja" ucap Alvin menatap CCTV itu lagi

"Ck berisik" ucap Adit dan menggeliat, seperti Alvin tadi, Adit juga kaget ketika melihat tangan dan kakinya di rantai.

"Anjir" umpatnya

"Baiklah karena Adit juga sudah bangun, abang akan bebaskan kalian besok, jadi kalian nikmati saja waktu berdua disana" ucap Aslan

Mendengar itu Adit langsung menatap ke samping dan melihat Alvin yang menatapnya tajam, begitu juga dia membalas tatapan tajam itu.

"Ngeselin lo anjing" umpat Alvin dan rebahan lagi

"Bang Aslan keluarin gue, gue nggak mau satu ruangan sama anak sialan ini" teriak Adit tapi tak ada jawaban dari Aslan.

"Lo kira gue juga mau berduaan dengan lo seperti ini ha" ucap Alvin menatap Adit

"Loh pasti senang kan karena bisa menghabiskan waktu dengan gue, dari dulu itu kan yang lo mau" sinis Adit

"Anggap aja gue dulu khilaf, sehingga dengan bodohnya gue mengemis perhatian kalian, tapi gue sekarang nggak butuh brengsek dan gue muak liat wajah bodoh lo itu" balas Alvin tak kalah sinis.

Mendengar itu Adit kaget, apa katanya tadi dia khilaf, entah kenapa Adit tidak bisa menerima itu.

"Jangan bicara sama gue sampai besok" lanjut Alvin dan membelakangi Adit.

"Lo pikir gue juga mau bicara sama lo" sinis Adit dan juga ikut membelakangi Alvin.

Sedangkan Aska, Aslan dan Adrian yang memperhatikan dari tadi merasakan sesak di dada mereka ketika mendengar perkataan Alvin tadi.

"Daddy dan Abang dengar sendirikan, sekarang dia benar-benar menyerah" ucap Aska menatap sendu Alvin yang terus mendumel itu dari layar laptop Aslan.

"Biarin saja, dia juga tidak penting" ucap Adrian cuek

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang