Part:19

32.4K 3.5K 165
                                    

Alvin berjalan menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya. Tanpa basa basi dia langsung duduk dikursinya tanpa ada niatan untuk menyapa atau mengucapkan selamat pagi pada keluarganya itu.

"Kamu udah sehat?" Tanya Aska dan meletakkan telapak tangannya di dahi Alvin, dengan cepat Alvin langsung menyingkirkan tangan itu.

Walau dia sedikit senang melihat abang-abangnya mulai peduli padanya, tapi tetap aja Alvin kesal apalagi selama 2 hari mereka dengan teganya mengurung Alvin di kamarnya.

Yaa walau Alvin sudah terbiasa dikurung di kamarnya tetap aja kan bikin kesal apalagi dia nggak ada bikin salah, dan yang anehnya mereka malah menemani Alvin disana dan juga membawakan makanan untuk Alvin. Biasanyakan kalau Alvin dikurung, mereka nggak pernah peduli dan selalu saja maid yang mengantarkan makanan untuknya, itupun yang seharusnya makan 3X sehari, Alvin cuma dikasih makan sekali dalam sehari.

Jujur saja Alvin itu orangnya tidak pekaan, dia bingung dengan perlakuan abang-abangnya itu. Bahkan dia mengira kalau abangnya itu mulai peduli sama dia, tapi Alvin membuang jauh-jauh pikirannya karena dia tidak mau terlalu berharap.

"Makan" ucap Adrian dan mengambil makananny

Sedangkan Aska yang merasa pertanyaannya tidak dijawabpun menghela nafasnya pelan, ternyata adeknya itu masih aja cuek padanya pikirnya. Padahal dia berpikir selama 2 hari mereka menghabiskan waktu bersama, Alvin mau berbicara dengannya seperti biasa lagi.

Aska juga sadar kok kalau perbuatannya selama 9 tahun ini nggak bisa dimaafkan begitu saja, tapi kan tetap aja dicuekin itu nggak enak apalagi Alvin yang dicuekin selama sembilan tahun terakhir ini membuat Aska semakin merasa bersalah. Jadi Aska akan mencoba pelan-pelan saja mendekati adeknya itu supaya Alvin bisa memaafkannya, atau kalau perlu dia bikin Alvin hilang ingatan sekalian.

Memikirkan itu Aska jadi senyum-senyum sendiri, kemudian dia menggelengkan kepalanya ketika pikirannya yang semakin ngawur.

"Abang nggak kesurupan kan, kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Adit merasa heran dan sedikit ngeri melihat itu

"Nggak"

"Aneh lo bang" ucap Adit

"Atau lo lagi jatuh cinta ya bang, makanya senyum-senyum sendiri" lanjut Adit sambil menaik turunkan alisnya berniat menggoda Aska.

"Kalau iya kenapa?"

"Wahh yang benar bang, sama siapa?" Tanya Adit heboh, Aska tidak menjawab lagi apalagi melihat tatapan Aslan yang tajam padanya dan Adit, lebih baik dia diam dari pada kena amuk abangnya itu, mungkin Adit belum menyadarinya dia bahkan menggoyang-goyangkan tangan Aska untuk meminta jawaban pertanyaannya.

"Adit makan" tegas Aslan, mendengar itu Aditpun langsung diam sedangkan Aska langsung tersenyun miring ke arah Adit.

Berbeda dengan Alvin yang sudah  memakan makanannya sampai habis, dia langsung berdiri tanpa berpamitan lagi pada keluarganya.

Mendengar suara gesekan dari kursi itu, semua mata langsung tertuju pada Alvin kemudian mereka menghela nafasnya pelan melihat Alvin melenggang keluar dari mansion itu. Entah mau kemana pagi-pagi gini padahal sekarang hari libur.

"Daddy" panggil Ana

"Kenapa hmm" tanya Adrian menatap Ana sambil tersenyum tipis

"Ana mau izin ya, nginap di rumah teman Ana"

Mendengar itu Aska dan Adit saling tatap dan langsung menatap Aslan yang terlihat cuek.

"Lagi?" Tanya Adrian

"Iya dad, kasihan dia sendirian di rumahnya"

"Dia nggak punya teman lain ya, kenapa harus adek yang nemanin dia" ucap Adit berusaha tersenyum padahal hatinya mencak-mencak mau mencakar wajah polos itu. Tapi dia harus sabar, supaya rencana mereka tidak berantakan.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang