Part: 20

35.8K 3.6K 215
                                    

Aslan dan adek-adeknya masuk ke mansion dan langsung menuju ruang kerja Adrian, kecuali Alvin yang hendak pergi menuju lift untuk ke kamarnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Adit menahan tangan Alvin

"Kamar" ucap Alvin melepaskan tangan Adit.

"Lo ikut dulu"

Aditpun langsung menarik tangan Alvin membuat Alvin berdecak kesal. Karena dia yakin nanti juga nggak ngapa-ngapain di sana, lebih baikkan dia rebahan di kamarnya sambil nonton.

"Gue ngantuk" Alibi Alvin, Adit menghentikan langkahnya dan melihat Alvin yang menatapnya sayu kemudian melirik jam di tangannya.

"Hmm yaudah" ucap Adit melepaskan tangannya, membuat Alvin bersorak kesenangan dalam hatinya.

Dengan masih mempertahankan acting ngantuknya, Alvin berjalan gontai menuju lift supaya lebih meyakinkan katanya. Sedangkan Adit menyusul abang-abangnya yang hendak masuk ke ruang kerja Adrian.

Tanpa permisi terlebih dahulu Aslan masuk bersama Aska dan Adit membuat Adrian bingung menatap anak-anaknya itu , apalagi ekspresi mereka yang terlihat kesal dan serius.

"Kenapa?" Tanya Adrian

"Nih" ucap Aslan meletakkan ponselnya di meja Adrian, Adrianpun langsung mengambi ponsel Aslan dan membolakan matanya kaget ketika melihat foto yang ada disana.

"Ini kapan?" Tanya Adrian geram

"Hari ini dad, tadi kami habis memantau kelakuan sebenarnya jalang itu" jelas Adit yang sudah mengepalkan tangannya emosi.

"Sialan" marah Adrian dan melampiaskannya dengan melempar vas bunga yang ada di mejanya.

"Dimana dia sekarang?"

"Sepertinya masih di sana dad" jawab Aska

"Bawa dia kesini sekarang" tegas Adrian

"Ehh jangan dulu dad" jawab Adit membuat Aska menatap Adit bingung.

"Adit mau kasih pelajaran sama dia dulu, habis itu boleh deh giliran daddy"

"Adit juga mau dia rasain apa yang dirasain Alvin dulu atau kalau boleh lebih dari itu" ucap Adit kemudian tersenyum smirk.

"Lo mau ngelakuin apa?" Tanya Aska

"Besok di sekolah abang juga tau" ucap Adit dan diangguki Aska seperti paham apa yang akan dilakukan adeknya itu.

"Terus soal Alberto gimana dad?" Tanya Aslan menatap Adrian yang air mukanya sudah merah karena marah.

Dikhianati oleh orang yang kita anggap berharga dan kita sayang itu sangat menyakitkan, dia berjanji akan menghancurkan jalang itu dengan tangannya sendiri.

Sebenarnya Adrian dengan Aslan juga sudah mencari tau tentang Ana lagi setelah Alvin mengamuk hari itu, tapi entah kenapa mereka sangat sulit mendapatkan informasinya. Dan sekarang Adrian tau siapa yang membantu menghapus jejak jalang selama ini.

"Soal Alberto kita hanya perlu waspada, selama sembilan tahun ini dia juga nggak ganggu keluarga kita lagi"

"Tapi kita nggak boleh lengah gitu saja, apalagi setelah melihat ini daddy yakin dia sudah merencanakan sesuatu, jadi daddy sudah menugaskan beberapa orang untuk mengawasi dan melindungi kalian dari jauh" jelas Adrian kemudian mengusap wajahnya kasar dan sedangkan Aslan dan yang lainnya mengangguk mengerti.

"Kalian tau dari mana dia selalu ada di Bar itu, abang aja sulit mencari informasinya" tanya Aslan menatap Adit dan Aska, Aska memang sudah menceritakannya pada Aslan tapi tau dari mananya dia tidak bilang, Aska takut Alvin malah kena marah sama abangnya itu.

Alvino Keano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang