33. Do You Remember?

9.4K 290 7
                                    

Ingat guys, vote itu wajib. kalo gak, aku ngambek.

 kalo gak, aku ngambek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯ ⎯⎯

Sekembalinya dari balkon setelah bertelepon ria dengan Valerie, Ethan menadapati Olivia yang sudah segar habis mandi.

"Kau habis mandi?"

"Menurutmu?" ketus Olivia.

"Jangan dingin seperti itu padaku. Setelah percintaan kita selesai, sikapmu kembali ke setelan pabrik," gemas Ethan sambil memajukan wajahnya, berniat mencium pipi Olivia.

Dasar tidak peka! gerutu Olivia dalam hati.

Memang setelah selesai dari kegiatan percintaannya, Ethan mendapati telepon dari Valerie. Dan itu membuat Olivia langsung badmood.

"Minggir." Olivia mendorong dada Ethan agar tidak berhasil mencium pipinya.

"Padahal aku sangat ingin mandi bersamamu."

"Mandinya tidak akan selesai-selesai, aku yakin." Olivia masih menunjukan wajah tidak ramahnya.

Ah, Olivia gemas sekali, batin Ethan. Betapa beruntungnya ia bisa memiliki Olivia.

"Padahal kau bisa menungguku," ucap Ethan dengan nada manja membuat Olivia semakin geram.

"Sepertinya aku akan berlumut jika menunggumu." Ethan hanya terkekeh geli melihat Olivia marah-marah.

"Pakaianmu sudah kucuci semalam, sepertinya sekarang sudah kering," ucap Ethan.

"Kau yang mencuci pakaianku? Semuanya?" Ethan mengangguk.

"Termasuk pakaian dalam?" Ethan mengangguk lagi.

Olivia melotot merasa malu lalu memicingkan matanya karena merasa curiga. Sementara Ethan berusaha menahan tawanya melihat reaksi yang ditunjukan Olivia.

"Kau mencucinya dengan benar, 'kan?"

"Apa maksudmu? Tentu saja aku mencucinya sampai bersih. Walau aku terkadang menggunakan jasa laundry, tapi aku juga sesekali suka mencuci sendiri. Dijamin seluruh pakaianmu harum walau harumnya khas pakaianku."

"Bukan itu maksudku."

"Lalu apa, sayang?"

"Kau langsung mencucinya, 'kan?"

"Direndam sebentar."

"Bukan itu."

"Apa lagi, sayang?"

"Tentang pakaian dalamku, kau tidak melakukan apa pun pada celana dalam dan bra-ku, 'kan?"

"Kau mengharapkan aku melakukan apa pada mereka?" Ethan mulai tersenyum miring.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang