49. The Umpteenth Time

7.9K 346 11
                                    

Sekali lagi, aku mohon bagi kalian yang membaca ceritaku tapi tidak memberikan vote dan komen, setidaknya kasih vote doang lah.

Kalo gini mah enakan up di platform berbayar. Walau pun yang baca gak terlalu banyak daripada Wp, setidaknya dapat uang lah.

 Walau pun yang baca gak terlalu banyak daripada Wp, setidaknya dapat uang lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯ ⎯⎯

49. The Umpteenth Time

Setelah pulang dari taman, Anya langsung menangis di pelukan neneknya. Sarah dengan sabar menenangkan cucunya itu dengan menepuk-nepuk punggung mungil yang terlihat sedih itu.

"Sudah kubilang jangan bermain di luar lagi," celetuk Olivia membuat Sarah geram sebenarnya.

"Dia bosan jika terus bermain sendirian di rumah, kecuali kau yang setia menemaninya."

"Tapi aku harus bekerja."

"Maka dari itu biarkan saja Anya bermain dengan teman-temannya. Atau sesekali kau bisa mengajaknya bermain di kota."

"Iya, nanti jika Oliver kemari."

"Jangan Oliver terus. Kau juga harus ikut keluar, jangan terus mengurung diri di rumah."

"Aku sesekali selalu keluar."

"Itu hanya kau terpaksa karena urusan pekerjaan. Kau juga harus bersenang-senang, sayang."

Olivia menghela napasnya karena merasa kesal pada ibunya lalu beranjak pergi tanpa mau menenangkan putri kecilnya yang sedang menangis.

"Anya nanti kau ikut grandma saja, ya."

Langkah Olivia langsung terhenti mendengar Sarah yang ingin membawa anaknya ke Milan.

"Aku ingin bertemu Papa."

"Iya, nanti—"

"Jangan! Kau tidak boleh ke mana-mana, Anya."

"K-Kenapa?" tanya gadis kecil itu.

Olivia tidak menjawab, hanya saja wanita itu menghampiri Anya dan menggendongnya ke kamar.

***

Ethan menghempaskan bokongnya ke kursi kebesarannya. Ia melonggarkan ikatan dasinya karena merasa sesak. Padahal waktu masih pagi, tapi ada saja yang membuatnya resah seperti ini.

Tidak lama terdengar suara ketukan pintu membuat Ethan terpaksa membiarkan orang itu masuk.

"Maaf, Sir, saya hanya ingin mengingatkan bahwa tiga puluh menit rapat akan dimulai," ucap seorang wanita yang tak lain merupakan sekretarisnya. Dan parahnya dia adalah Naomi, sang kekasih pertama juga perempuan pertama yang mengambil keperjakaannya.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang