36. Hesitant

6.3K 246 0
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ⎯⎯

Ethan melajukan mobilnya menuju kediaman Loris. Sesekali ia melirik Olivia yang masih menangis sesenggukan, dan beruntungnya tidak menolak genggaman tangannya.

"Apa perlu aku antar sampai pintu depan?" Olivia menggeleng.

Tentu saja Ethan tidak menurut. Ia bisa membayangkan orang tua Olivia yang kebingungan ketika mendapati putrinya menangis.

"Sudah aku bilang tidak usah mengantarku," lirih Olivia dengan suara yang bergetar.

Ethan menekan bel pintu dan tidak lama Sarah membuka pintunya. Ia terkejut mendapati putrinya yang menangis setelah pulang dari minimarket.

"Ada apa, sayang?" Sarah menangkup pipi Olivia.

"Ehm, Olivia tadi menangis di pinggir jalan karena uangnya hilang dan kebingungan untuk pulang. Beruntungnya aku lewat daerah situ, jadi bisa mengantarnya pulang," bohong Ethan namun tidak sepenuhnya juga.

"Ya ampun, Olivia. Ayo Ethan masuk dulu."

"Tidak usah. Kebetulan aku sedang ada janji bersama teman-temanku."

"Kalau begitu terima kasih, Ethan. Kau sudah beberapa kali membantu Olivia."

Sejujurnya Ethan paling tidak mau bertemu dengan Sarah. Ia merasa dirinya sangat menjijikan di hadapan wanita baik yang kelewat ramah itu. Sikap Sarah mengingatkannya pada Zoya.

"Aku pamit, Bunda." Ethan melirik Olivia yang masih berdiri di sisinya.

"Aku pulang, ya, Olivia." Olivia tidak merespon apa-apa, ia hanya memandangi kepergian Ethan.

***

Beruntungnya, Olivia tidak terlalu mempermasalahkan kejadian semalam. Perempuan itu masih mau membalas pesan Ethan walau dengan singkat dan terkesan cuek. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Pagi ini Ethan memiliki jadwal di kampus, sementara Olivia tidak memiliki jadwal apa pun, jadi mereka akan pergi berkencan untuk pertama kalinya siang nanti.

Mata Olivia terlihat sembab karena semalaman ia terus menangis. Ia kesal pada Ethan, terutama pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya dirinya terjebak bersama lelaki itu dan parahnya jatuh cinta sendirian.

Saat ini Olivia sedang membaca room chat-nya bersama Ethan,  mengecek seluruh sosial medianya, dan tidak lupa memandangi foto yang tersimpan di ponselnya.

Tampan sekali, batin Olivia sambil tersenyum ketika memandangi foto Ethan bersama dirinya. Yah, saat ini ia memang sedang kasmaran-kasmarannya seperti remaja baru puberitas.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang