25. Stay Away

8.1K 326 7
                                    

Di pagi hari ini, seorang gadis memasuki area dapur membuat kedua orang tuanya mengalihkan atensi.

"Putriku sudah tampil cantik saja pagi ini," puji Vander.

"Hm. Aku ada kelas siang nanti."

"Kau yakin ingin kuliah?"

"Tiga hari sudah cukup untukku beristirahat."

Vander mengangguk saja. Ia percaya bahwa fisik Olivia sudah sembuh. Hanya saja suasana hati mungkin tidak, dilihat dari mata sembab seperti yang habis semalaman menangis.

Olivia memakan sarapannya dengan tidak semangat. Ibunya beberapa kali menegur karena ia hanya mengaduk-aduk sarapannya.

"Oliva, kenapa diaduk terus? Bukannya kau tidak suka jika makanan diaduk?" tegur Sarah membuat Olivia terperanjat sadar dari lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oliva, kenapa diaduk terus? Bukannya kau tidak suka jika makanan diaduk?" tegur Sarah membuat Olivia terperanjat sadar dari lamunannya.

Ia melirik Risotto-nya yang sudah berpenampilan tidak sedap dipandang olehnya. Terlihat berantakan seperti dicakar ayam. Olivia melahap sarapannya beberapa suap lalu pamit masuk ke kamarnya lagi karena sudah tidak berselera makan.

"Sayang, apa yang sudah kau katakan padanya kemarin? Kenapa Olivia terlihat murung?" tanya Sarah pada Vander.

"Aku hanya menyuruhnya menyampaikan ucapan terima kasih pada Ethan. Mungkin dia memiliki masalah dengan teman-teman atau kuliahnya."

Sarah mengangguk. Lagipula Vander juga tidak tahu alasan pasti Olivia menjadi galau seperti itu. Takutnya ia hanya salah sangka saja.

***

"Maaf, menunggu lama," ucap Olivia pada kedua sahabatnya yang sedang menunggu di kafetaria fakultasnya. Padahal mereka bertiga masing-masing mengambil jurusan yang berbeda. Namun Jessica dan Daisy setia menunggu Olivia untuk pulang bersama.

"Padahal kalian tidak usah menungguku jika kalian sudah tidak ada kelas."

Jessica mendelik sebal semantara Daisy menatap cemas pada Olivia.

"Setelah kejadian malam itu, bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendiri, sayang," Jessica mencubit gemas pipi Olivia yang cengengesan.

"Maafkan aku, malam itu aku tidak bisa bersama kalian," ucap Daisy sedih.

"Kenapa kau minta maaf? Sudah untung tidak ikut, jadi korbannya tidak bertambah banyak," sahut Jessica.

"Iya. Jika kau juga ikut menjadi korban, kau tidak bisa menjengukku dan menemaniku seharian kemarin." Olivia ikut menimpali.

"Dan hanya menemanimu menangis seharian, bukan?" sarkas Jessica membuat Olivia mencebik kesal.

"Sudahlah, jangan diingatkan lagi."

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang