50. Same Fate

7.6K 336 14
                                    

Yang belum vote di chapter2 sebelumnya, balik lagi sana buat pencet bintang xixixi 😝

Yang belum vote di chapter2 sebelumnya, balik lagi sana buat pencet bintang xixixi 😝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ⎯⎯

Teriakan seorang wanita membuat Oliver yang sedang duduk di sebuah bangku taman rumah sakit mengalihkan atensi pada seorang pasien yang terjatuh dari kursi roda.

Oliver melirik sekitar dan tak menemukan seorang pria yang bisa membantu pasien yang terjatuh itu. Mereka sangat acuh, sialan. Namun ia menemukan dua orang gadis yang duduknya tidak terlalu jauh darinya.

"Hey, bisakah kalian menjaga keponakanku?" ucap Oliver pada kedua gadis itu. "Aku harus segera menolong orang itu."

Kedua gadis itu pun mengangguk menyetujui.

"Anya, kau tunggu di sini bersama mereka, ya. Ingat, jangan ikut dengan orang selain mereka."

Anya hanya mengangguk lalu ikut bergabung bersama kedua gadis tadi. Tapi karena mereka berdua hanya fokus pada ponselnya masing-masing, itu membuat Anya merasa bosan. Anya pun melirik sekitar dan mendapati pemandangan yang menarik perhatiannya, sebuah keluarga kecil yang harmonis.

Anya terus memandangi seorang bocah perempun yang mungkin usianya tidak terlalu jauh dengannya. Anak kecil itu digendong ayahnya dan bercanda ria dengan kedua orang tuanya.

Tapi ada satu pemandangan lagi yang menarik perhatian Anya. Seorang pria dewasa yang sedang menangis sambil memandangi keluarga kecil yang tadi ia pandangi.

Anya pun beranjak untuk menghampiri pria yang terlihat sedih itu. Ia ingin menghiburnya karena pria dewasa itu terlihat memiliki nasib yang sama dengannya.

"Kau ingin ke mana?" tanya salah satu gadis yang sedang menjaganya.

"Ke situ."

"Tidak boleh. Pamanmu sudah berpesan jangan berinteraksi dengan orang asing."

"Aku hanya ingin menghiburnya. Dia terlihat sedih."

Kedua gadis itu menghela napas lalu saling menatap seolah sedang berkomunikasi setelah melihat raut wajah Anya yang terlihat akan menangis.

"Baiklah, tapi kau hanya menemani dan menghiburnya saja, jangan mengikuti pria itu. Kami akan mengawasi dari sini."

Wajah Anya seketika berbinar dan segera menghampiri seorang pria yang duduk sendirian itu.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang