Pagi itu hujan, yang mengharuskan Laskar diantar oleh Ibunya.
"Ck!" kesal Laskar, dia tidak mau mengingat keejadian waktu itu lagi, Ibunya yang Faham pun mengelus surai lembut dan hitam pekat milik Laskar.
"Udahlah Las.. Ikhlasin" ucap Mamanya.
"Bukan Laskar belum Ikhlas.. Tapi Laskar selalu keinget waktu itu, itu semua salah Laskar Ma!" ucap Laskar menyalahkan diri sendiri.
"Bukan nak, itu takdir udah ah.. Udah sampe nih" ucao sang mama lalu Memberikan payung ke sang Anak
"Hati-hati awas kepleset" ucap mamanya, setelah cium tangan, Laskar segera membuka payung dan berjalan menuju dalam sekolahan.
Setelah agak lama, Mama laskar pun melaju menuju kantornya.
Sementara di sisi lain, Rissa tengah menikmati Hujan lewat jendela kelasnya, kebetulan Ia duduk di kursi yang dekat jendela.
"Cantik" gumam nya, lalu terssnyum manis.
Ia duduk tegak dengan masih menggunakan Hoodie nya yang berwarna Hijau dengan tudung yang Ia pakai dan memakai earphone, Ia sedang mendengarkan lagu yang bertema tenang.
Seperti keadaannya, sangat Tenang. Sejuk rasanya inilah mengapa Ia menyukai hujan
Dan pelajaran dimulai, Tadinya Rissa mau menemui Laskar, namun karena terlalu lama melihati Hujan Ia jadi lupa, dan pelajaran sudah dimulai.
Ia buru-bitu melepas hoodie nya karena tidak boleh memakai jaket atau hoodie di kelas.
"Selamat pagi anak-anak, pagi ini sangat dingin ya.. Tapi harus tetep semangat belajar" basa-basi seorang guru, dan guru itu mulai menerangkan materinya, Rissa menyimak dengan seksama.
Dan hujan berhenti tepat saat bel istirahat berbunyi, Laskar menghampiri Kelas Rissa.
"Hai bub" sapa Laskar ramah, dibalas sapaan juga dari Rissa, sepertinta Laskar tidak sendiri karena ada temannya mengintip dari depan kelas.
"Eh, kita nanti aja ya berduaannya, itu kasihan temen kamu" ucap Rissa peka, sebenernya Rissa pengen ngantin bareng Laskar, namun melihat wajah teman-temannya yang kesal karena Laskar bersamanya Ia segera menyuruh Laskar untuk bermain bersama mereka.
"Yaudah, aku juga mau bilang nanti pulang sekolah mampir rumah ya Bub" ucap Laskar diangguki oleh Rissa dan pergi setelah melambaikan tangan.
Dan Rissa membalas lambaian tangan.
"Iya, iya ayok!" ajaknya. Laskar, Adrion, Ray, dan Eron pun berjalan bersama menuju ka tin dan memesan makanan kesukaan masing-masing.
"Em.. Kar!" Ucap Ray membuka pembicaraan.
"Apa?" tanya Laskar.
"Lo harus lebih bijak lagi bagi waktu, kita merasa kehilangan banget kalau lu ga ada... Kalau kita ajak main bisa dong please, kita juga gak setiap hari ngajak lo main kan? Gua tau lo sayang banget, cinta banget sama Rissa tapi lo juga harus inget sama kita" ucap Ray penuh memohon.
Laskar jadi merasa bersalah dengan ketiga teman yang sangat Ia sayangi itu.
"Maaf ya guys, gua terlalu pengen berduaan sama Rissa, kadang juga Rissa nanyain kalian.. Gua bakal lebih sering sama kalian deh, sorry ya" ucapnya meminta maaf, ketiga temannya tersenyum bahagia.
"Ntar kalo lo mau sekaligus boleh aja main sambil ajak Rissa, sekalian mau kenalan" ucap adrion.
"Bener tuh, tapi jangan kacangin kita juga ya!" Ingat Eron setelah memotret makanan nya.
"Siap pak! Btw makasih ya udah mau ngertiin, akoh jadi tetharu hiks" ucap Laskar lebay.
"Dih anjir" Sinis Eron, lalu keempat nya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃
Teen FictionLaskar, dia awalnya tidak akan mengira akan berpacaran dengan cewek sekeren Rissa, Rissa sempat kaget karena Laskar menerima tembakannya secara cuma-cuma tanpa alasan yang pasti, namun Rissa tak terlalu menghiraukannya. Teman-teman Laskar sempat tid...