Mereka sudah sampai di tempat tujuan, yaitu rumah Dilan, lumayan jauh dari SMA mereka.
"Masuk guys" tutur Dilan, Dilan dan Ray masuk duluan dengan tangan yang saling bertaut.
Kemudian mereka semua terkejut saat melihat seorang lelaki yang wajahnya sangat-sangat mirip dengan Dilan.
"Gua pulang, kenalin, temen-temen gua, anu guys, ini adek gua!" ucap Dilan memperkenalkan adiknya ke teman-temannya dan sebaliknya.
"Kalian-"
"Mirip banget?" Dahlan dan Dilan memotong ucapan Adrion dengan bersamaan.
Adrion hanya terkagum-kagum, tak hanya mirip ternyata satu koneksi juga, haha.
"Salam kenal kakak-kakak, nama gua Dahlan beda 1 tahun sama kak Dilan, kayak anak kembar ya?? Emang.. Banyak yang bilang gitu bahkan bokap nyokap juga heran" jelas Dahlan lalu ikut duduk di ruang tamu bersama mereka.
"Waaww, tapi keren loh bisa mirip gitu!" ucap Laskar masih ternganga.
"Mingkem babe" Ujar Rissa lalu menutup mulut Laskar yang terbuka.
"Kok Ray gak kaget?" Eron bertanya-tanya, Ray terkekeh lalu menjelaskan.
"Gua udah tau lama soal ini, gua pernah makan malem disini sebelumnya, sama para camer juga" ujarnya bangga membuat sang kekasih malu dibuatnya.
Dahlan hanya berdehem.
"Ekhmm, gua belum ngakuin lo sebagai calon kakak ipar tuh!" Dahlan mengejek, Ray hanya mendorong dahi Dahlan pelan.
"Nakal nih pacarnya" sindirnya tepat di depan kakak nya, setelahnya Dahlan ngibrit ke kamarnya.
"Mirip banget weh..." Ujar Adrion, mereka setuju, Dilan terkekeh lalu ijin ke atas untuk mengganti bajunya sementara yaang lain disuguhi TV besar.
Mereka menonton netflix.
Hanya film action, karena memang semuanya menyukai film bergenre action seperti yang sedang ditayangkan di televisi besar milik keluarga Dilan ini.
Setelah beberapa menit Dilan kembali membawa snack dan minuman dari kulkas.
"Lo kapan dah ke alfamart?" Rissa bertanya-tanya, yang lain mengangguk menandakan sama-sama ingin menanyakan hal ini.
"Gua mah nyetok" setelahnya mereka berdua oh Ria bersama.
Dahlan juga kembali dengan uno di tangannya.
"Siapa mau main uno??" tawar Dahlan, Adrion dan Eron reflek mengangkat tangan, setelahnya mereka bermain uno bersama Dahlan
"Gua!" ujar mereka serempak.
"Ayok!" ajak Dahlan
Sementara dua couple itu sedang menikmati film yang di tayangkan dengan memakan camilan kecuali Rissa, kalian masih ingat kan? Rissa sangat menghindari makanan seperti itu.
"Bubub, cobain beberapa deh.. Aku Kasian kalau kamu gak makan gitu, padahal yang lain makan, toh badan kamu juga udah bagus.." Laskar memperingati Rissa dan menyuapkan satu potong kentang crispy.
"Noo, aku memang gak suka kayak gini, jadi bukan karena jaga badan" tolaknya.
"Tapi masak gak pernah nyobain?"
"Ya nyobain kalau kedesak, gak ada makanan itupun cuman sekali dan tenggorokan langsung sakit" terangnya.
"Owalah.." Faham Laskar, Rissa mengangguk lalu Dilan berdiri lagi hendak mengambil beberapa makanan lagi.
"Suka salad?" tanya Dilan kepada teman sekelasnya yang tadinya tak dekat namun menjadi dekat karena kekasih mereka adalah teman.
"Banget!" Rissa menjawabnya dengan antusias.
Dilan pun memberikkan dua mangkuk plastik yang tertutup rapat itu kepada Rissa.
Itu adalah salad buah dan salad sayur.
"Actually, gua lebih suka yang buah sih.. I choose this one!" ucapnya lalu mengambil mangkuk berisi salad buah.
"Rumah lo lengkap banget sih asli.." Ucap Laskar
Setelahnya mereka kembali menonton televisi itu, yang bermain uno mulai jengah walaupun permainan seru tapi mereka tetap merasa bosan.
Lalu berjalan ke arah dua pasangan itu.
"Kalian berfikiran untuk sampai pelaminan gak?" tanya Rissa di sela-sela memakan salad nya
Setelah mendengar pertanyaan tentang 'pacaran' pun mereka langsung berbalik dan kembali bermain uno.
"Yakin gua!" Ujar Ray antusias, Dilan mengangguk tak kalah antusias.
"Kok bisa yakin banget?" tanya Rissa.
"Gua bener-bener cinta.. Ini bukan sekedar kata, gua bener-bener cinta sama ni orang, bukan cuman kagum, suka, naksir, gua udah jatuh cinta cuy, dia juga.."
"Kok bisa yakin banget ya... Kita aja ga yakin kalau bisa sampe sana, soalnya masih kelas 10" ujar Laskar, Rissa mengangguk.
Mereka takut juga kalau harus berpisah di tengah jalan.
"Hubungan kalian jarang ada masalah kan? Kalau ada masalah juga salah satu pasti belajar peka, cuman karena elo mendominasi hubungan jadi elo yang harus peka ris.." ujar Dilan memperingati.
"Keduanya harusnya" Laskar menyahut, Rissa setuju diakhiri dengan senyuman bangga Ray yang melihat kedewasaan seorang Laskar, bocah paling muda di circle nya.
"Pinter bat sih, adek gua" ucap Ray lalu mengacak surai hitam Laskar.
"Punya gua buset!" Rissa nenepis tangan Ray.
Setelahnya mereka tertawa, ketiga orang yang mendengar pembicaraan mereka pun juga ikut tertawa.
"Lo jangan cari pacar dulu Lan.. Harus belajar lebih giat, lo mau masuk sma mana?" tanya Adrion kepada Dahlan.
"Gua mah tadinya pengen SMA *** Tapi karena kalian asik-asik yaudah mau masuk SMA kalian aja deh kak!" ujarnya.
"Heh! Kalo lo udah sma, lo jangan hilang ke temen-temen lo kalau lo adalah adek gua ya?" Dilan menyahut.
"Dih ogah juga gua!" ketus Dahlan.
"Tanpa kalian kasih tau anak-anak bakal tau kalau kalian adek kakak, nama sama wajah aja mirip" kali ini Eron yang berpendapat.
"Bukan mirip lagi, duplikat!" ujar Adrion, mereka tertawa semua.
"Asik banget main kali ini" Laskar berucap pelan, di dengar oleh Rissa tentunya.
"Suka ya kumpul-kumpul?" bisik Rissa.
"Hu'um" jawabnya.
Rissa mengangguk-anggukkan kepalanya.
#end
Banyak typo cuy, maaf kalau bikin kurang nyaman buat bacanya, klik bintang sabi kali ya? Thankyou udah baca!!
Maaf juga kalau Updatenya gak nentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃
Teen FictionLaskar, dia awalnya tidak akan mengira akan berpacaran dengan cewek sekeren Rissa, Rissa sempat kaget karena Laskar menerima tembakannya secara cuma-cuma tanpa alasan yang pasti, namun Rissa tak terlalu menghiraukannya. Teman-teman Laskar sempat tid...