Ashela sudah siap dengan gaun pengantinnya, sementara Laskar dan teman-temannya juga Rissa dan Dilan...
Ya, sekarang Dilan sudah menjadi bagian dari mereka, karena Dilan adalah kekasih Ray.
Rissa walaupun acara formal, Ia tetap memakai celana, namun pakaiannya formal, tidak casual seperti biasanya.
Memakai kemeja putih dan celana hitam saja sudah membuat banyak orang terpesona.
"Kamu kok gak pakai gaun?? Biar matching sama mama" tanya Ashela kepada Rissa.
"Maunya gitu, tapi aku tadi terlambat mah.." jawab Rissa, Ridwan kaget mendengar keduanya berbicara karena menggunakkan panggilan 'mah' seperti anak dan orangtua asli.
"Kamu sejak kapan, manggil Ash mama?" tanya Ridwan penasaran setelah membenarkan jas nya.
"Sejak hari ini, Ayah gak tau ya??? Yeuuuu kurang update!" setelahnya semua yang ada di ruangan itu tertawa, mereka masih di dalam rumah, tepatnya di ruang tamu, pernikahan di adakkan di halaman rumah mereka, memang sangat luas, bahkan muat 500 orang lebih.
Disana ada Eron, Adrion, Laskar, Rissa, Rau dan Dilan.
Mereka masih menunggu make over Ashela menambahkkan beberapa riasan wajah untuk Ashela.
"Mbak, jangan tebel-tebel mama saya udah cantik" ujar Rissa menggoda, mamanya pun malu lalu memukul pundak Rissa pelan.
"Kamu ini!"
Setelahnya acara berjalan lancar tanpa gangguan, namun circle laskar agak terganggu karena sedari tadi Ray dan Dilan.
"Di masa depan, mungkin kita gitu juga ya?" Dilan bergelayutan di lengan Ray.
"Semoga, kamu kalau nikah sama aku gaunnya jangan ribet ya, soalnya rencana aku mau gendong kamu di resepsi pas foto" timpal Ray.
"Please guys, kalian masih kelas 10" Laskar mengingatkan, mereka hanya cekikikkan.
"Dasar bucin" Adrion menambahkkan, Rissa dan Eron hanya menyimak dengan kepala yang sama-sama merekka gelengkan.
"Lo udah dapet Ron?" tanya Rissa.
"Ada ris, anak mipa 1, beuhh cakepnya minta ampunn, namanya Aninda" ujar Eron.
"Wihh, tapi apa gak banyak saingan lo?" Rissa bertanya, pasalnya Aninda sangat cantik, besar kemungkinannya banyak lelaki yaang mendekati atau sekedar menyukainya.
"Kalau gua berusaha ya bisa!" yakin Eron, oh... Ini alasannya jadi jarang foto, karena ingin menjadi idaman Aninda.
"Yaudah semangat, jangan terlalu ngerubah diri lo cuman karena Aninda, tapi selagi ke arah yang baik gua dukung" nasihat Rissa, di respon dua jempol oleh Eron.
Mereka berudua mengobrol di sela-sela teman-temannya sibuk mengatai Ray dan Dilan, yang dikatai juga tak kalah mengeluarkkan ejekkan mereka.
"Yeuuu, tapi jangan di tempat umum juga!" Adrion menyentil dahi Ray pelan.
"Heh, jangan sakitin my future husband!" Dilan memeperingati.
"Udah hei!" Rissa berbicara, semuanya diam kemudian Laskar mendekkat ke kekasihnya.
Setelah acara selesai mereka pulang ke tempat kediaman masing-masing. Laskar juga sudah pulang, bareng keluarganya, keluarganya juga datang tadi.
Rissa menemani Ashela membersihkan make up nya.
"Kenapa gak gini aja tadi? Malah make up tebel banget, mbak nya gimana sih?" omel Rissa, tenang Rissa hanya mengoceh, mbak-mbak yang make up in Ashela udah pulang kok.
"Kamu ini sama aja kayak Ridwan" ujar Ashela lalu terkekeh.
"Kan anaknya" setelahnya Ashela mengelus surai Rissa.
"Semoga mama bisa jadi mama tiri yang terbaik buat kamu Ris, kamu sayang mama ga?" tanya sang mama tiba-tiba, okey sekarang Ashela resmi menjadi Mama Rissa.
"Sayang bangettt, mungkin rasa sayang aku ke Ayah kalah sama rasa sayang aku ke mama!" jawabnya, sengaja di keraskan agar Ridwan mendengar.
Aniway, Ashela itu janda suaminya menikah lagi di saat mereka belum punya anak, jadi Ia diselingkuhi.
"Jangan dong, harus bagi-bagi" timpal Ashela.
"Iya iyaa, becanda doang tadi"
Setelahnya mereka bersih-bersih, dan tidur.
Rissa belajar malam ini, karena besok hari senin dan harus menyiapkan mental menghadapi pak Ahmad, guru matematika paling sadis- ah bukan... Paling galak diantara guru matematika yang lain.
Rissa tak masalah, justru dia senang kalau diajar pak Ahmad, kelas jadi hening dan tenang.
***
Besoknya Rissa berangkat bersama Laskar seperti biasanya, diperjalanan Rissa banyak bercerita tentang Ashela.Laskar pun menanggapinya dnegan semangat, Ia suka Rissa yang bahagia seperti ini.
Kalian tau? Yang menyadarkan Ridwan atas kesalahannya selama ini adalah Laskar, Ya.. Laskar datang sendiri ke perushaan Ridwan lalu menjelaskan.
Flashback
"Permisi om.." sapa Laskar sedikit membungkuk memberi salam, setelahnya tangan Ridwan memberikkan intruksi agar Laskar duduk di depan nya.
"Ada perlu apa??" tanya Ridwan, tatapannya masih fokus pada benda menyala yang ada di depannya.
"Ini soal Rissa, dia merasa gak disayangi om... Om harus bisa bagi waktu antara putri om dan pekerjaan om, keduanya penting, tapi kan.. Om bisa memilih karyawan om yang sangat-sangat om percayai buat ngurusin perusahaan untuk beberapa waktu dan menambah gajinya, om harus tau.. Rissa merasa sendiri om.. Sebelum ada aku dia bener-bener kesepian walau ada Buk Ning, tapi dia masih membutuhkan kasih sayang om selaku ayah kandung Rissa.. Tolong om.. Pertimbangkan lagi.. Anak om sangat-sangat merindukkan anda" setelahnya laskar pamit.
Ridwan hanya terdiam, setelahnya mengeluarkkan airmata, hanya mengeluarkkan dia tak terlihat menangis, namun melihat kepergian Laskar dari hadapannya membuatnya sadar akan kata-kata yang baru saja Laakar lontarkan.
"Maaf Marissa.." setelahnya Ia menutup laptopnya, memanggil salah satu Karyawan lama yang memang Ia percayai untuk mengurus pekerjaannya.
Dan membuat keputusan untuk cuti 1 bulan demi anaknya.
Flashback end.
Setelah sampai di sekolah mereka langsung berkumpul bersama ketiga teman laskar dan Dilan.
Hanya mengobrol ringan dan bertukkar canda tawa.
Setelahnya mereka upacara bendera, aktifitas wajib di hari senin. Sekitar setengah jam lebih mereka melaksanakkan upacaraBel masuk berbunyi
Rissa dan Dilan menuju Mipa 2 dan Laskar dkk menuju Mipa 3, ya.. Ke kelas masing-masing, kemana lagi? Mereka bukan murid yang suka membolos.
Pelajaran dimulai seperti biasanya, beberapa aaktu kemudian bel istirahat berbunyi mereka berhamburan keluar, Rissa mengeluarkkan bekal yang dimasakkin Mama barunya.
Mungkin dia akan jarang masak, karena ada Ashela yang selalu membuatkan nya makanan.
Mereka berkumpul di kantin, tidak dengan Rissa, setelah bekal Rissa habis, Rissa langsung menuju kantin menghampiri teman-teman yang memang sudah menunggunya.
"Eh! Aninda Ron!" kaget Rissa saat tahu siapa yang lewat di depan mereka, gadis cantik dengan rambut panjang yang ter urai, dengan jepitan rambut berwarna putih di rambutnya.
Memakai seragam dengan benar dan rapih, menenteng dua buku yang Ia peluk, sepertinya dari perpustakaan, memang jika harus ke perpustakaan atau balik dari perpustakaan harus melewati kantin dulu.
"Guys.. Gua mau confess doain!" setelahnya Eron pergi begitu saja ke arah Aninda.
"Aninda... Gua suka sama lo..." Eron mengungkapkannya dengan wajah yang menatap Aninda penuh arti yang ditatap menunduk.
#end.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃
Teen FictionLaskar, dia awalnya tidak akan mengira akan berpacaran dengan cewek sekeren Rissa, Rissa sempat kaget karena Laskar menerima tembakannya secara cuma-cuma tanpa alasan yang pasti, namun Rissa tak terlalu menghiraukannya. Teman-teman Laskar sempat tid...