19- pengaruh

542 34 1
                                    

Tiba-tiba Rissa menggandeng tangan Laskar yang sedari tadi melamun di kursi panjang yang terletak di koridor sekolah.

"Kenapa bub?? Ada apa?? Hey??" kaget Laskar, pasalnya tangannya ditarik sangat kencang.

Rissa membawa Laskar ke belakang sekolah, dan mengeluarkkan coklat dari dalam saku roknya.

"Nih, buat kamu" Rissa menyodorkkan Cokelat itu kepada Laskar

"Valentine udah lewat" jawab Laskar kebingungan namun menerima cokelat yang di sodorkan Rissa.

"Makasih Laskar Enidio.." lirihnya.

"Buat apa sayang?" tanya Laskar serius, ucapannya penuh ketulusan.

"Kamu merubah banyak dari diri aku, dari jarang senyum, jadi sering senyum bahkan ketawa, dari yang jarang bahagia jadi bahagia terus dari yang gak suka bersosialisasi, jadi suka nimbrung, bahkan sekarang aku punya banyak temen babe, thankyou so much for all laskar... Kehadiran kamu di dunia aku itu bener-bener ngerubah diri aku dari buruk jadi baik" ujarnya lalu memeluk sang kekasih.

"Sama-sama bubub! Dan itu tuh emang seharusnya begitu... Aku suka kasihan kalau liat kamu murung, tapi setelah kehadiran tante Ash, kamu jadi lebih sering ketawa" Laskar berujar dalam pelukan hangat yang diberikkan Marissa.

Marissa Aurorana jatuh cinta dengan Laskar Enidio pada saat kelas tujuh SMP memendamnya mati-mati an.

*(kasih tau kalau emang gua pernah ngasih tau nama panjang Rissa di before chap yaa)

Laskar Enidio jatuh cinta kepada Marissa Aurorana karena kenyamanan yang Ia berikkan pada saat kelas sepuluh SMA.

"Marissa, makasih karena kamu aku merasa sangat-sangat dicintai" Laskar mengeratkkan pelukkannya.

Saling menenangkan, saling melengkapi, saling sayang, saling menyemangati.

Laskar dan Marissa memang pasangan yang jarang sekali terlihat skinship, mereka lebih ke membicarakkan sesuatu yang mengarah ke hubungan mereka.

Mereka benar-benar saling mencintai, bisa diungkapkan lewat tatapan satu sama lain, dan cara mereka ngobrol.

Bikin orang-orang di sekitar mereka adem liatnya.

"Bub, ayo ke kantin, aku laper" ajak Laskar tiba-tiba, Rissa tersenyum gemas lalu mencubit pipi laskar yang mempunyai jawline tapi agak chubby.

Setelahnya mereka ke kantin lantai satu, sangat banyak orang, karena memang jam istirahat.

Setelah selesai makan, mereka memutuskkan untuk menemui Ray dkk.

Mereka berdua mencari keberadaan Ray dan teman-teman, ternyata mereka ada di kantin lantai dua, Laskar tau karena tadi sempat mengirim pesan ke Ray

"Kantin lantai dua bub" ujar Laskar, lalu mereka ke kantin lantai dua.

Sampai di kantin lantai dua, mereka mencari meja yang di dudukki Ray dkk, dan mereka langsung menemukannya karena...

"WOY LASKAR!!! RISSA!!!" teriakkan itu berasal dari suara berat milik Eron memanggil-manggil mereka.

Karena perkataan Rissa kemarin Eron menjadi pribadi yang lebih baik, memperbaikki diri karena perkataan pacar temannya itu.

Dia jadi jarang foto, kebiasaan memotret itu memang tidak butuk, tapi pandangan orang lain ke kita bakal buruk kalau berlebihan ketika mengambil gambar / memfoto.

Bahkan Eron juga jadi bahan candaan di circle Arwan, kakak kelasnya karena sering berfoto sana sini, dan ig nya penuh postingan random, walaupun memahami diri sendiri lebih penting, tapi terkadang pandangan buruk dari orang lain bisa bikin kita gak nyaman bukan?

"Halo guys!" Sapa Laskar lalu ikut duduk di sebelah Eron, disusul Rissa yang duduk di dekat Dilan.

"Kalian habis ngapain sih?" pertanyaan Dilan membuat Rissa dan Laskar berfikir hal lain.

"Ngobrol" sahut Rissa, Dilan mengangguk.

Mereka mengobrolkkan hal yang penting-gak penting, ya begitukan pertemanan? Apapun bahasan nya akan jadi asik.

"Gua kemarin vc an sama Dahlan, dia lagi di skate park, suka main skate ya?" anya Adrion kepada Dilan.

"Iya, bahkan bisa dibilang tergila-gila, dia setiap waktu main skate njay!" seru Dilan menceritakkan adiknya.

"Wah, gua juga suka, emang soulmate banget dah!" Eron berujar sambil tersenyum.

"Masak nanti, Adik iparku sahabat sahabatku" ucapan nyeleneh keluar dari mulut Ray, semua pun menengok ke arahnya.

"Aneh lu!" ujar Eron.

"Aneh tapi ganteng, gak masalah kan?" tanya Ray lalu menunjukkan smirk nya, Dilan yang udah ga terlalu bucin pun menoyor jidat Ray.

"Gantengnya ke aku aja bisa ga?" kesal Dilan.

"Lah, aku mah diem aja udah ganteng" candanya, mereka tertawa.

Selang beberapa menit bel masuk pun berbunyi.

"Dadah!" ucap Dilan dan Rissa bersamaan saat hendak masuk ke kelasnya.

"Ini circle ikonik banget gak sih? Solid banget lagi.. Jarang berantem" gumam salah satu siswa kepada temannya, temannya hanya mengangguk, kedua orang tadi adalah anak ips 2 yang kebetulan menyaksikkan mereka.

"Gua mau punya pertemanan kayak gitu" gumamnya masih berjalan dengan temannya.

"Gak! Kita berdua aja!" kesal si perempuan.

"Mending pacaran" ujar si lelaki.

"Apaansih!"

"Kan, digantung, sedih banget ya Allah.." si lelaki pura-pura menangis.

"Tolol, gua pikirin lagi dah nanti kalo udah ada perasaan lo boleh tembak gua, atau kalo lo izinin gua yang nembak" si gadi memasukkan ponselnya.

Mereka pun berlalu.

#end

HAHAHAH ITU ENDINGNYA PEMBICARAAN SIAPA GUA JGA GA NGERTII WKWKWKWK🐱

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang