13- Rissa, pemuda berbakat

739 40 0
                                    

Rissa merenung di malam hari, menikmati udara malam, ia memeluk gitarnya, sempat bermain gitar tadi.

Jika kalian bertanya-tanya, apa saja bakat yang dimiliki oleh seorang Marissa, itu sangat banyak yang paling utama olahraga (workout / gym), lalu memasak, bermain basket dan sepak bola, bulu tangkis, bermain musik (piano + gitar) dan akhir-akhir ini dia suka menulis cerpen, jadi bisa saja Ia membuat sebuah cerpen lalu di terbitkan walau tak mudah.

Ia merenung, memikirkan bagaimana sang ibu sekarang? Apa lebih bahagia?

"Mom, i miss you" ucapnya, Ia memejamkan mata, mengingat bagaimana dulu Ia diasuh oleh sang ibu dengan tulus.

Ia yakin, walau ibunya sangat jahat karena meninggalkan nya dengan Ridwan karena lelaki lain (mungkin), Ibunya tetap merindukkannya, menginginkannya, dan masih mau mengasuhnya.

"Kenapa mama harus pergi ninggalin ayah? Kasihan ayah.. Apa faktor mama ninggalin kita? Apa karena cowok lain? Ayah perfect ma, Ayah baik, Tulus ke mama, tapi kenapa??? Kenapa ma???" Ia mengomel pada.. Entah siapa, tapi pandangannya tertuju ke arah bangunan-bangunan kota jakarta.

Karena tak mau memikirkan ibunya yang brengshake itu lebih lama, Ia memilih bermain game.

Walaupun suka sekali bermain game, tapi hobinya itu tidak menghambat waktu belajarnya, dia pintar membagi waktu.

"Rissa, di dalem??" ketuk Ibuk, art nya.

"Iya buk, masuk aja aku lagi push rank" jawabnya santai.

"Masuk ya ris.." ucap art yang sudah mengurusnya 12 tahun itu, umur Rissa sekarang 16 menuju 17 jadi Ia diasuh oleh Ibuk — Buk Ning — pada saat Ia berumur -+ 5 tahun.

Setelah meminta izin Buk Ning langsung masuk ke dalam kamar Rissa.

"Pak Ridwan tadi nelpon saya, katanya hape kamu di telfon enggak bisa, jadi Bapak telfon saya katanya dia ada panggilan dari kantornya, dia bakal seharian disana, jadi pulangnya besok malam" jelas Buk Ning

"Yahhh" Rissa mengeluh.

"Sama ngurusin pernikahan bapak sama istrinya" lanjut Buk Ning.

"Oke, makasih buk infonya, aku gak bisa angkat telfon karena hape yang satunya ga ada kuota internet nya hehe" jelasnya, Buk Ning bergeleng-geleng kecil.

"Jangan main em el terus Ris, belajar juga" ujar Buk Ning lalu mengelus surai se pundak milik Rissa.

"Aku imbangin buk (waktunya)" Rissa menjawab.

"Yaudah pinter, ibuk tidur ya? Udah selesai" Rissa mengangguk sebagai jawaban, Buk Ning pun turun menuju kamar nya dan tidur.

Berbeda dengan Rissa Ia masih melanjutkan bermain Mobile Legends nya.

"Si manis lagi ngapain ya??" tanya nya pada diri sendiri, tentu yang dimaksud si manis adalah Laskar Enidio, lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta karena sikap humorisnya.

"Tidur paling, terus kalau tidur mimpiin gua ga ya??" pikirnya lagi, memandangi plafon kamar yang berwarna putih polos.

"Ah bodo, mending tidur"

Setelahnya Ia benar-benar tertidur pulas.

Paginya Ia sarapan sendiri, ayahnya belum pulang, mungkin nanti sore atau malam.

"Berangkat buk" ujarnya pada Buk Ning lalu cium tangan

"Hati-hati!"

"Siap!"

Setelah berpamitan Ia langsung mengambil motornya, ya seperti biasanya

Di perjalanan ada anak kecil yang memimta-minta, sepertinya anak itu di paksa untuk mengemis, sungguh miris Rissa melihatnya, setidaknya kalau ekonomi tak ada bisa lah mencari kerja.

"Ck! Orangtuanya gimana sih?" gerutunya pelan, lalu menghampiri bocah yang umurnya kurang lebih 7 tahun.

"Hai dek!" sapa Rissa sok asik.

"Kak, minta uang"

'Dilihat dari penampilannya Ia kayaknya orang berkecukupan, bukan homeless tapi kok ngemis ya?' pikir rissa.

"Nih! Dek kamu kok mau di suruh orangtua mu ngemis? Gak sekolah?" tanya Rissa setelah mencemplungkan dua lembar uang berwarna merah itu.

"Gak kak, mama papa enggak nyuruh, gua mau sendiri, pengen top up diamond ff, tapi pas minta uang ga dikasih, yaudah ngemis aja, paling mudah ya ngemis" Rissa shock berat, seberat-beratnya, dan juga sangat kaget saat si bocah memakai kata 'gua' padahal dia menggunakkan kata 'kamu-aku'

"Astaga, dasar bocah... Yaudah itu uangnya udah bisa lo pake buat top up kan? 200 rbu lumayan lah ya.." ujar Rissa lalu memperhatikkan jam di tangannya masih jam 6.15 masih ada waktu untuk mengobrol dengan bocah ini.

"Yaudah, makasih ya kakak cakep" ujar si bocah berterimakasih lalu berlari.

"Kalo mau top up diamond ff nabung! Jangan ngemis!" teriak Rissa, atensi orang-orang ter arahkan ke bocah itu.

Ada yang menyesal karena tadi memberi bocah itu uang.

Setelah nya Rissa melanjutkan perjalanannya menuju sekolah tercinta.

Setelah sampai, Ia disambut ramah satpam, saling sapa seperti pagi biasanya, Ia langsung ke kelas si manis.

"Laskaaaaaaaaar" panggilnya dari pintu kelas Mipa 3 -kelas Laskar.

"Yaaaa" jawab Laskar tak kalah kekanakkan, Rissa mendatangi meja Laskar lalu memeluk nya.

"Kenapa?" tanya Laskar serius, jarang-jarang Rissa seperti ini.

"Kangen"

"HAHAHAHAHHAHA KANGEN KATA DIA!" ujar Adrion meneriakki Rissa.

"Diem deh dri" setelahnya mereka berhenti berpelukkan.

"Eh! Ray dapet cewek tau! Katanya namanya Dilan" ujar Eron gabung dengan mereka, Ray belum kelihatan.

"Hah? Dilan?? Temen gua anjir!" kaget Rissa.

"Temen kamu bub?" tanya Laskar, Rissa mengangguk.

"Lah... Kebetulan banget dong" Ujar Adrion.

"Kok kamu punya temen gak pernah cerita?" ucap Laskar tiba-tiba, Rissa langsung memandang Laskar.

"Bukan temen sih, kenalan aja, soalnya sekelas, inget ga? Pas kamu nyariin aku, aku lagi latihan basket" Rissa menyuruh Laksar mengingat-ingat, dengan cepat Laskar menjawabnya.

"Ohhhhhhh, yang itu..."

"Hu'um" gumam Rissa.

"Laskar udah, Ray udah, kita kapan Dri?" Eron meratapi nasibnya, Ia sudah jarang foto sekarang, entah kenapa, mungkin karena malas? Atau memory handphonenya sudah penuh? Tidak ada yang tau

"Kalian mending jadian aja" saran nyeleneh dari Rissa mampu membuat Adrion dan Eron tatap-tatapan lalu mendekatkkan wajah mereka berdua.

Lalu Rissa menarik kepala mereka supaya berjauhan

"Heh, oon!" Bentak Laskar ikut menarik kepala Adrion.

Mereka ber empat tertawa, setelahnya bel masuk berbunyi, mengharuskan Rissa balik ke kelasnya.

#end

HAHAHAHAHAHAHHAHAHAH cringe.

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang