31- Dedek

722 32 2
                                    

Pagi itu Adrion libur sekolah, sebenarnya dia ada janji sama teman-teman nya tapi entah mengapa dirinya ingin sekali bertemu Mora.

"Kak mor!" Panggilnya setelah sampai di perkarangan rumah Mora.

"Eh dedek! Weekend. Ga main sama temen-temen?" Tanya Mora setelah menyuruh Adrion duduk di dekatnya, dia sedang berada di kursi teras depan.

Adrion turun dari motornya dan berlari menghampiri Mora lalu segera duduk di dekatnya.

"Pengen ketemu Kak Mora, toko tutup?" Jawab sekaligus tanya cowok yang mengenakan Hoodie oversize itu, pagi ini lumayan dingin soalnya.

Pukul enam lebih dua belas di dini hari.

"Eh? Pengen ketemu gua? Gemesnya kumbang kecil.." ujarnya, Adrion sempat mendengar panggilan Kumbang Kecil yang di lontarkan Mora untuk memanggilnya. Dirinya tak faham apa maksud panggilan itu, tapi enggan menanyakannya.

"Toko tutup?" Persetan dengan topik sebelumnya, Ia bertanya tentang toko.

"Ini masih pagi dek" jelasnya, Adrion menggaruk leher belakangnya sambil cengengesan.

"Buka sekarang yuk Kak Mor!" Ajaknya, Mora terkekeh gemas dan menuruti ajakan Adrion.

Entah kenapa apapun hal yang dilakukan Adrion menjadi menggemaskan di mata Mora, apalagi Adrion tengah memakai Hoodie oversize berwarna cream.

"Kenapa dari tadi senyum Mulu sih?" Tanya Adrion heran, padahal gak ada yang lucu tapi sedari tadi Mora senyum-senyum Mulu.

"Lo lucu, sadar gak?" Tanya Mora, Adrion melotot marah.

"Apaan! Ga ada cowok lucu terkecuali Renjun!" Adrion ini fanboy NCT DREAM bias dia Renjun apapun hal yang berbau Renjun dia pasti suka, cassing handphone transparannya diisi Photo card Renjun malah.

"Renjun mulu gua kapan?" Kode nih.

"Maksudnya?" Tanya Adrion heran, ia benar-benar gak faham sama perkataan Mora.

"Lupain, Lo bentar lagi lulus kan? Mau kerja apa kuliah?" Tanya Mora mengalihkan topik pembicaraan.

"Gua mau dua-dua nya kak, mau masuk kampus yang sama kayak Lo!" jawabnya antusias membuat Mora tersenyum.

"Asik, nanti antar jemput dedek dong!" Godanya.

"Dedek aja terus!" Kesal Adrion. "Dedek aneh banget! Dek aja Kak Moraaa" lanjutnya, Mora hanya cekikikan.

"Iya-iya Dek Ion"

"WOY APA-APAAN ION HUEKK! NO!" Teriaknya, Mora kaget hampir terlempar dari kursi.

"Santai dong, gemesin banget sih.." gumam Mora, entah kenapa hari ini Adrion terlihat begitu menggemaskan.

"Ngomong apa sih?" setelahnya Adrion bergegas lari kr arah motornya, tuh kan. Mora anggep Adrion lucu padahal cuma lari.

"Mau bonceng apa bawa motor sendiri?" tamya Adrion kepada Mora.

Mora tertawa kecil, apa-apaan? Kenapa Adrion berlagak seperti seorang pacar laki-laki yang menawarkan tumpangan pada gebetannya? Gak faham lagi Mora, padahal jelas-jelas yang paling mendominasi diantara mereka ya jelas Mora.

Tingginya yang melebihi Adrion, tingkahnya yang selalu bikin Adrion salting dan ngambek, apalagi Ia lebih suka mengenakan Kemeja sementara Adrion lebih sering mengenakan Hoodie oversize dan celana selutut, membuatnya terlihat kecil.

***
Laskar terjatuh saat ingin menyusul Rissa ke kantin, dia terus-terusan manggil Rissa dari jauh, tapi Rissa gak denger karena lagi pakai earphone.

Dia gak sadar sikunya berdarah.

Sampai kantin, Ia langsung menghampiri Rissa yang sedang meninum air mineralnya sambil bermain handphone.

"Bubub ih! Dari tadi aku panggilin enggak nyaut!" kesal Laskar setelah mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Rissa.

Rissa terkejut lalu menatap sang kekasih.

"Ya maaf, aku pakai Earphone" ujarnya lalu mengelus surai Laskar dengan lembut, membuat Laskar tersenyum.

"Aw, kok siku aku nyut-nyut an ya Bub" adunya pada Rissa lalu mengecek sikunya. Ia membelakkan matanya saat melihat darah segar mengakir walau tak banyak.

"Heh, kenapa ini?!" panik Rissa.

"Tadi jatuh hehe" Rissa sedih kalau udah kayak gini, dia tau pasti Laskar terjatuh saat mengejarnya tadi.

'Goblok banget pake earphone segala argh!' gerutu Rissa membatin mengatai dirinya sendiri.

"Ayo ke uks, minta plester luka" ajaknya, Laskar tersenyum lebar lalu mengangguk ceria, Rissa mau nangis aja kalau liat Laskar sebahagia ini.

Rissa gak akan bikin Laskar sakit hati, senyuman dan semua yang Laskar lakuin buat Rissa itu terlihat sangat tulus, Rissa juga. Mereka berdua sama-sama tulus, benar-benar tulus.

Laskar jatuh hati kepada Rissa, karena perlakuan manis Rissa, sementara Rissa jatuh hati pada Laskar saat melihat bagaimana Laskar bisa tersenyum kapan saja.

#end

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang