39 - Kata Orang

350 27 5
                                    

Laskar berjalan bersama Adrion menuju kelasnya setelah selesai membuang se ember sampah di belakang sekolah.

Duapuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi, tapi tiba-tiba ada seorang siswa berdiri di depan Laskar, Siswa yang lebih pendek dari Laskar itu seperti ingin mengucapkan sesuatu.

"Bang, lo cowonya yang cewe tinggi itu kan ya? Yang suka main futsal terus punya otot," tanya adik kelasnya.

"Iya," balas Laskar.

"Aduh, gimana ya ngomongnya, tapi cewe lo tadi di cium cowok di koridor lantai dua, gua liat sendiri, terus kata temen gua suruh bilangin cowonya, yaudah gua kasih tau elo," jelasnya, hal itu sontak membuat Laskar terkejut dan bertatap-tatap an dengan Adrion.

"Lo jangan hoax dek," itu Adrion yang berbicara, mencoba menenangkan Laskar.

"Gua ga boong, di cium pipinya, cowonya kaya apa sih namanya, sejenis boti gitu," ucapan adik kelas nya itu cukup membuat Laskar panas.

"Lo gausah manas-manas in gitu, emang ada bukti?" Adrion lagi, Laskar diam saja dari tadi.

"Buat kali ini ga ada, tapi ntar kalo gua liat lagi, gua potoin," setelahnya siswa kelas sebelas itu oergi  dari sana.

"Gausah di dengerin Las, belum ada bukti, Rissa ga mungkin kaya gitu," Adrion meyakinkan, Laskar mengangguk ragu.

"Udah percaya aja sama Rissa," setelahnya mereka bergegas ke kelas mereka sebelum bel masuk berbunyi.

"Tapi, Dri," selanya menggantung di tengah perjalanan mereka menuju kelas.

"Lo lebih percaya bocah yang tadi dari pada cewe lo sendiri?" sejenak Laskar diam, tak setuju dengan ucapan Adrion, bisa saja ucapan adik kelasnya tadi benar? Pikirnya.

Namun Ia tersadar kembali kalau Ia lebih lama bersama Rissa, dibandingkan dengan bocah tadi, bahkan Laskar tak tau namanya.

"Gua percaya Rissa, Dri," setelahnya Adrion menepuk pundak Temannya.

"Nah gitu dong," ujarnya bangga.

***
Dua remaja yang berstatus sahabat itu sedang mengobrol di parkiran sekolah.

"Sorry ya, tadi aku reflek, soalnya coklatnya keliatan enak," ujar Abian, lelaki kelas sepuluh yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Laskar.

"Ya tapi jangan di depan banyak orang juga bego," balas perempuan tinggi yang diajak ngobrol oleh Abian, namanya Nara.

"Salah kamu, makan coklat masa bisa sampe pipi gitu, udah tau aku suka banget sama coklat," ujar Abian menyalahkan, Nara tak terima.

"Kalo kak Jalu liat gimana coba?"

"Kamu gaada niatan suka balik ke aku gitu?" pertanyaan lelaki lugu di depannya ini sontak membuat Naya menengok dengan wajah terkejutnya.

"Hah?! Sejak kapan lo suka sama gua?" tanya Nara, Abian menggeleng lalu menghela nafas kasar.

"Aku juga nggak tau, tiba-tiba aku naksir kamu," balsnya, Nara seperti sedih mendengarnya.

"Gua juga suka sama lo, Bi" setelahnya Abian menatap Nara yang juga sedang menatapnya.

"Katanya kamu naksir kak Jalu?" tanya Abian bingung, pasalnya sahabatnya ini selalu menceritakan momen-momen nya dengan Jalu, kakak kelas mereka yang seangkatan dengan Laskar.

"Gua bohong kalo gua bilang, gua suka kak Jalu, itu cuma buat ngecover betapa sukanya gua ke elo, biar ga keliatan suka-suka banget," setelahnya lelaki yang lebih pendek dari Nara itu memeluk teman dekatnya dengan isak tangisnya.

"Jadi, percuma aku nangis-nangis gajelas karena cemburu sama kak Jalu?!" ujar Abian sambil menangis, Nara yang tak mengira kalau Abian akan menangis pun terkejut, Ia masih belum membalas pelukan Abian.

Masih tak sadar apa yang sedang terjadi, beberapa menit kemudian Abian melepas pelukannya dan berhenti menangis.

"Kamu jahat, ga peluk balik," setelahnya Abian berlari ke arah motor Nara, lalu menunjuk-nunjuk motor milik Gadis tinggi dengan rambut sepundak itu.

Tatapan Nara seakan bertanya "maksudnya?"

"NEBENG RAAA," teriak Abian kesal, Nara terkikik gemas lalu berlari ke arah sahabatnya.

Lalu mengelus surai sedikit kecoklatan milik Abian, dan menaiki motornya disusul Abian yang baru saja memakai helm.

#end

Nara siapa? Abian siapa? Kak Jalu siapa? Mereka berdua siapa? Kok kaya couple? GUA JG GATAU.

Alur nya bakal ngikutin otak gue yang imajinasinya ga seberapa luas.

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang