10- mom?

1.3K 62 0
                                    

Rissa bersiap-siap untuk belajar, selain mahir penjas, dia juga pintar dalam pelajaran tau...

"Rissa, Ayah pulang" tiba-tiba suara berat memanggil namanya, Rissa langsung tersenyum lebar.

"Ayaaaah!!!" panggil Rissa lalu mendekat ke ayahnya.

"Rissa rindu" ujar sang anak, Ayahnya mengangguk faham lalu membiarkan Rissa memeluknya lama.

"Bentar, mau mandi dulu, interview nya nanti aja ya" Rissa merasa ada yang beda dari sang ayah sepertinya ada sesuatu yang membuat sifat ayahnya berbeda menjadi lebih baik.

"Ayah kenapa ya.." gumamnya setelaah sang Ayah memasukki kamar mandi, Ia melanjutkan aktifitas belajarnya dengan penuh semangat.

Setelah setengah jam, Ayahnya keluar dari kamar mandi dan memakai baju rumahan.

Rissa rindu melihat Ayahnya memakai pakaian kaos dan celana tidur, karena selama ini Ia selalu melihat ayahnya dengan setelan jas dan kemeja.

"Ayah.. Rissa rinduu..." adunya, Ayahnya mempersilahkan Rissa memeluknya lagi, tanpa sadar sang anak semakin tinggi.

"Kamu tingginya hampir sama kayak Ayah lho.." ujar sang Ayah lu Rissa tertawa.

"Ayah ambil cuti??" tanya Rissa lalu kembali duduk di meja makan, dia belajar di meja makan btw.

"Yups! Tepat sekali" jawab Sang Ayah, Rissa menganggum paham.

"Berapa hari??" tanya Rissa.

"1 bulan mungkin.. Karena perusahaan udah ada yang ngurus" jawab sang Ayah, Rissa agak sedih sih karena ayahnya hanya disini untuk 1 bulan.

"Bentar amat" ucap Rissa ngeluh.

"Ya, kalo kamu sama Ayah terus pasti jadi berasa lama"

Rissa mengangguk setuju, malam itu sangat sangat seru, karena Ia belajar di temani ayahnya.

"Eh, Ayah dulu sekolahnya di sekolah kamu juga lho.." ucap sang Ayah kepada Rissa, Rissa kaget.

"Ah masa??" Tanya Rissa memastikkan.

"Bu Ajeng ada ga??" tanya sang Ayah.

"Enggak ada tuh, yeu bohong" kata Rissa bercanda.

"Eh, ayah lupa.. Kan waktu itu pas Bu Ajeng ngajar Ayah, Bu ajeng nya udah tua" kata Ayah baru ingat, lalu terkekeh. Rissa menggeleng.

"Kalau.. Mama?" tanya Rissa agak ragu, takut sang Ayah marah

"Dia beda sekolah sama Ayah, ayah sayang banegt sama mama kamu, tapi mama kamu malah pergi ninggalin kita ber dua.." jelas Sang Ayah, melihat ayahnya yang terlihat sedih, ia pun tak melanjutkan topik itu.

Keduanya diam sejenak karena Rissa minum.

"Ngomong-ngomong soal mama, kamu bersedia punya mama baru enggak??" tanya sang Ayah, Rissa membelakkan matanya.

"Ayah yakin dia baik?" tanya Rissa meyakinkan.

"Yakin.. Ayah udah kenal lama, dia tante Ash, yang dulu sering kamu gigitin pipinya, trs kamu bilang 'pipinya kaya nenen' gitu" cerita ayahnya, mampu membuat Rissa tertawa lalu teringat orang itu.

"Tante Ash?? Omg.. Mau punya mama Tante Ash.. Nikah aja yah, sama diaaaa" pinta Rissa, Ayahnya berbahagia atas jawaban sang anak.

***
Keesokkan harinya Rissa sarapan dengan sang Ayah dengan wajah yang terus tersenyum sambil bercanda canda dengan sang ayah.

"Ayah, emang badan aku bisa kayak gini itu karena gen ya?" tanya Rissa di sela-sela dia memakan rotinya.

"Bener banget, kapan-kapan kita nge gym bareng yok, ajak temen-temen mu juga" ajak sang Ayah diangguki oleh Rissa

"Oh iya, Kamu masih temenan sama Vate?" tanya sang Ayah, Rissa yang mendengar nama Vate pun langsung teringat akan ke busukkan Vate.

"Ayah belum tau? Vate itu nakal, suka pergi ke club malam" ujar Rissa kesal mengingat seorang Vate.

"Masa? Vate yang ramah sama Ayah dulu waktu smp lho" tanya Ayah tak yakin.

"Beneran"

"Yaudah, jauhin" perintah Ayah, Rissa mengangguk lalu berpamitan.

"Kamu ke sekolah naik zx25r apa cbr?" tanya sang Ayah penasaran.

"Ofcourse yang Rissa beli pake uang Rissa sendiri dong"

"Ohh zx, yaudah hati-hati" ujar sang Ayah menasihati.

Rissa sudah sampai di Rumah Laskar, dengan santun Ia berujar permisi dan mengetuk pintu tiga kali walau pintu terbuka.

"Tunggu bubub!!" teriak Laskar dari arah dalam sana lalu terlihat berlari ke arah Rissa sambil mengunyah sesuatu.

"Belepotan, makan apa sih?" tanya Rissa lalu mengelap sesuatu yang belepotan, tekturnya seperti selai.

"Abis mam roti" jawab laskar gemas.

"Yaudah ayuk berangkat- astaga... Belum pake baju?!" kaget Rissa saat handuk yang di pakai Laskar terbuka sedikit.

"Pake cepet, kita telat"

"Oke" ujar laskar sambil cengengesan lalu berlari dan membuang Handuk itu asal, dan mendarat di pegangan tangga.

"Shit, body laskar gila banget!" gumam Rissa tidak tahan.

Beberapa menit kemudian Laksar sudah siap dengan pakaian lengkap juga tas sekolahnya.

"Yuk!" ajak Rissa lalu memeluk pinggang ramping Laskar.

Mengelusnya sekilas.

"You have a nice body" puji Rissa, Laskar malu se malu-malunya. 'Pasti ini karena tadi gua lempar handuk ajirr' batinnya

"M-makasih" Laskar kikuk dibuatnya.

"Tapi kata Kak kena, badan aku kurus banget, makanya aku agak insec-"

"Insecure lagi? Laskar..." Rissa seperti ingin marah kalau Laskar membahas kekurangannya dan iri kepada orang lain atau insecure.

"Maaf, enggak kok enggak! Aku ganteng, badan aku bagus, aku punya nya Rissa" ujarnya dengan cepat dan antusias, tak mau membuat Rissa kesal.

"Nah gitu dong"

#end

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang