BONUS CHAPTER (kinda 18+)

3K 61 5
                                    

Laskar berdiri di depan kaca sambil membolak balikkan badan mungilnya, tak mungil sebenarnya, karena Ia tinggi namun badannya kecil.

Apalagi perutnya, Ia selalu kesusahan mencari celana yang pas untuk dirinya tanpa dikecilkan.

Pasalnya ukuran pantatnya lumayan besar, seperti hubungan yang tidak memiliki kemistri, perutnya kecil, namun bokongnya tidak rata.

Itu yang membuat tunangannya sangat tergila-gila dengan tubuhnya.

Jangan terkejut, Rissa dan Laskar sudah bertunangan, tentu saja tetap Laskar yang melamar Rissa, tidak dengan nanti di ranjang, Laskar terpimpin cuy.

"Gue kurus banget anjir.. Harus makan banyak terus ngegym deh!" pikirnya lalu merebahkan badannya di ranjang miliknya.

"Eh tapi.. Bubub sukanya kaya gini, ah! Gausah ngerubah badan selagi Bubub suka!" pikirnyaa lagi, untuk apa dia membentuk otot kalau Rissa sukanya seperti ini.

Tok tok tok

"Laskar, ada Rissa," ucap sang Mama setelah mengetuk pintu kamar Laskar, Laskar buru-buru buka pintu terus lari ke bawah.

Lalu memeluk Rissa yang baru saja menginjakkan kakinya ke dalam rumahnya.

"Semangat banget sampe lupa pake baju?" ucapan Rissa sontak membuat Laskar melotot kaget, lalu melepas paksa pelukannya.

Namun pinggangnya kembali ditarik mendekat oleh Rissa.

Ranty melihatnya dari lantai atas dengan wajah sumringah.

"TANTEE, ANAKNYA SAYA ANUIN DULU YA," kata Rissa, Ranty tertawa lalu mengangguk menanggapi, Ranty percaya kalau perbuatan mereka tidak akan membuat Rissa hamil sebelum menikah.

Karena Ranty tau, Rissa lebih memimpin saat melakukan cuddle atau kissing.

Iya, Ranty tau kok...

Rissa menyeret Laskar ke dalam kamar tamu yang berada di lantai satu, kemudian mengunci pintunya.

"Bub, bub... Bubub?!! Mau apa kamu woy?!! Belum siap aku masih-" ucapannya terhenti karena Rissa membekap mulut Laskar dengan bibirnya.

Melumat kasar, membuat Laskar sedikit kesakitan namun dibuat nikmat lagi setelahnya.

"Mau lebih nggak?" tanya Rissa diikuti senyuman miring nya.

"B-boleh.." kata Laskar.

Rissa mulai meremas dua bongkahan di bawah sana, lalu melanjutkan ciuman yang sempat terhenti tadi.

"Mmh" lenguhan kecil terdengar kala Laskar merasa kurang nyaman.

Tangan Rissa naik ke atas, ke arah dada rata Laksar, nipple Laskar begitu pink, Rissa sangat menyukai hal itu, tubuhnya juga sangat mulus.

"Ahhh, Bubhhh," desahnya kala tangan Rissa bergerak di puting Laskar, Laskar memejamkan matanya menikmati sentuhan-sentuhan yang diberikan Rissa.

Rissa menindih Laskar, dan mulai menciumi semua bagian pada badan Laskar, dan perut, naik ke dada, hingga di leher.

Sampai leher Ia menjilat leher Laskar dari bawah ke atas, membuat Laskar melenguh karena rasanya begitu geli.

"Shh,"

Rissa membuat tanda kepemilikan di leher putih Laskar.

"More please.." pinta Laskar menyadari kalau Rissa berhenti terlalu lama.

"Suka ya?"

"Banget, Ahhhh mhhh," secara tiba-tiba Rissa menghisap pink nipple milik Laskar dan sesekali mengigitnya membuat Laskar kesakitan dan nikmat diwaktu yang bersamaan.

"I'm so sorry if i hurt u, ga masalah kan kalau bibir kamu berdarah?" izin Rissa, Ia berencana akan mencium kasar sang Submissive, Laskar mengangguk ragu.

"Beneran gak apa-apa?" tanya Rissa sekali lagi, soalnya nanti kalau nangis Rissa juga yang repot.

"I'll try," kata Laskar meyakinkan.

"Nanti kalau sakit bilang, aku udahin," ujar Rissa, Laskar mengangguk patuh.

Ciuman panas dimulai, tangan Laskar melingkar sempurna pada leher Rissa, rambut keduanya sudah basah.

Posisinya masih tiduran.

Rissa merasakan darah mengalir pada bibir Laskar, Rissa menjilat keseluruhannya dan berjalan pelan ke arah westafel di kamar mandi dalam.

Cuihh!

Lalu melepehkan darah bercampur saliva itu.

"Udah, bibirku sakit," kata Laskar menyudahi, Rissa mengangguk, sebenarnya Laskar masih mau, tapi aneh rasanya ciuman dengan darah.

"P3k dimana?" tanya Rissa.

"Bawah ranjang," balas Laskar, semua kotak p3k di setiap kamar berada di bawah ranjang, jadi Laskar tau walau ini bukan kamarnya.

Rissa mengambil kapas lalu menahan darah pada bibir Laskar, setelah sudah cukup Ia mengambil kain bersih lalu di basahi air dan di kompreskan pada Luka Laskar.

"Enak nggak?" goda Rissa masih memegangi kain yang digunakan untuk mengompres.

"E-em" balas Laskar.

"Dih? Sok malu-malu tadi aja bringas banget," ujar Rissa Laskar memukul pelan bahu Rissa, yang dipukul cuma cengengesan.

#endingwoy

Gatau ah gatauu, aneh nggak? Aneh pasti?? Ini yang request uh ah kemaren siapaa?? Wkwkwkwk ini nggak sampek crot crot ga papa ya? Udah berusaha ini, makasih yang udah mau baca cerita Femdom yang agak gajelas ternyata dapet ribuan pembacaaa wkkwkw MAKASI BANGET BUAT KALIAN!! KOMEN KOMEN KALIAN BIKIN GUE SEMANGAT HIDUP.

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang