45. empat puluh lima

843 29 5
                                    

Laskar dan teman-temannya sedang merayakan kelulusan mereka di rumah Laskar, mereka sudah lulus, dan mereka sangat bahagia atas kelulusan mereka.

Namun terbesit fikiran kotor di kepala Rissa.

'Udah lulus, terus kuliah, ah! Enggak juga nggak apa-apa! Terus kerja, terus nikah, terus cuddle, terus-terus... Gue pimpin lo kar!!!'

Begitulah isi fikiran Rissa, kenapa bisa berfikir seperti itu? Dia sedang duduk di sofa bersama Eron dan Dilan, menyaksikan Adrion, Laskar, Ray yang sedang karaoke.

Menyanyikan lagu barat dengan nyanyian yang kencang juga wajah yang berbahagia.

Diiringi tawa keras dikarenakan suara mereka yang terkadang melengkung dengan sendirinya.

Oh, Rissa berfikir jauh karena ia melihat Laskar yang sedang menarikan tarian wanita, membuat semua temannya tertawa.

Ya, hanya teman-temannya yang tertawa, kekasihnya tidak.

Mata Rissa terfokuskan pada pinggang ramping Laskar yang tidak terlalu kaku, memang Laskar hari ini memakai pakaian yang pas, tidak seperti biasanya (oversize) maka dari itu badannya terbentuk sempurna dengan kaus itu.

Rissa terus-terus an meneguk salivanya, sembari membayangkan kedua tangannya memeluk pinggang kecil itu dengan bibir yang melumat bibir milik Laskar.

Tak lupa, wajah memelas Laskar.

"Matanya dijaga," goda Dilan lalu menoel pipi kiri Rissa.

"Apaan?" kata Rissa setelah menengok ke arah temannya.

"Matanya kesitu mulu, naksir banget sama perutnya," kata Dilan, Eron pun beranjak menuju Laskar dkk, tak mau lagi mendengarkan pembicaraan kotor Dilan dan Rissa.

"Banget anjir, orang rata mulus gitu," kata Rissa, Dilan terkekeh.

"Ray juga bagus, tapi ada kotakannya mirip sama punya gue," katanya, jangan kaget, Dilan memang mempunyai Abs yang sangat tipis karena Ia yang sering workout diam-diam dan bermain basket tentunya.

"Hah? Sejak kapan lo punya Lan?" tanya Rissa.

"Sejak saat itu," canda Dilan, Rissa menggeleng.

"Ga habis fikir," katanya lalu terkekeh di susul tawa Dilan.

"Gue jadiin Rayhan malesub bisa ga?" tanya Dilan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ray.

"Ngga bisa, Ray terlalu dominant, Lan," balas Rissa, Laskar saja persensi dominant nya hanya 66% karena dia masih berperilaku seperti lelaki maco (kalau lagi gak sama Rissa)

"Kalian ngomongin apaansih? Mending join sama kita sini," kata Ray tertuju kepada mereka berdua.

"Masalah perempuan," kata Dilan.

"Males jalan kesitu," kata Rissa, padahal tujuh langkah saja tidak ada.

"Ih!" decak Laskar lalu duduk di dekat Rissa, padahal Rissa duduk di mepet di kiri.

"Come here Dilanku!" kata Ray, mengode Dilan agar pergi dari sana.

Rissa pun bergeser.

"Emm, mau dipangku aja.." ujar Laskar malu-malu, Rissa diam, lah? Beda banget sama Laskar biasanya, pikir Rissa.

"Aku udah dewasa, boleh dong..." kata Laskar lalu duduk di atas paha Rissa dan memutar badannya lalu melumat bibir Rissa.

Setelahnya mereka sadar kalau ini tak pantas dilakukan didepan teman-temannya.

Tidak ada yang notice, tapi mata Adrion teliti parah.

"Gue ke kamar dulu ya, biasalah," kata Rissa kepada mereka, mereka mengangguk dengan tawa yang menggelegar.

"Laskar!!" panggil Eron, Laskar berbalik.

"Awas hamil," katanya.

#ending.

Lulus : tamat

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang