Aninda menunduk dalam setelah Eron mengungkapkkan perasaanya.
Ia bingung, dia pribadi adalah seorang gadis yang berhati selembut kapas, tak tegaan dan sangat perduli pada orang-orang di sekitarnya, sekalipun Ia tidak mengenalnya.
"Maaf... Aku gak kenal kamu, tapi maaf banget aku gak bermaksud bikin hati kamu sakit, atau nyakitin hati kamu, tapi maaf.. Jawaban dari pernyataan kamu tadi... Aku gak suka balik ke kamu, toh aku gak kenal kamu.. Maaf ya... Aku menghargai perasaan mu, makasih banyak udah tertarik sama aku, aku jadi merasa di cintai tapi.. Sekali lagi.. Maaf banget... Aku gak suka balik ke kamu" jelasnya dengan sangat berhati-hati, Eron sedih namun disisi lain dia juga maklum, dia gak bisa memaksa Aninda untuk suka balik ke dia.
"Terimakasih, entah apapun perasaan lo ke gua, gua bakal tetep suka, tetep cinta sama lo.. Lo orang yang bener-bener gua inginkan.. Makasih banyak udah mau ngerti" setelahnya Aninda pamit ke kelasnya.
Eron balik dengan muka sedihnya.
"Sad ending ya?" tanya Ray lalu memijat mijat pundak Eron yang baru saja duduk di dekatnya.
"Cari yang lain, atau tetep dia?" tanya Laskar, dengan cepat Eron membalas "jelas tetep dia" ucapnya seperti tak mau di bantah.
"Tepuk tangan guys... Dia tetep bertahan loh, kenapa tetep dia ron?" ucap Dilan, lalu bertanya pada Eron.
"Cara dia ngungkapin perasaannya gua suka, dia gak memojokkan dan gak nyakitin perasaan gua, dia tau betul cara biar orang yang bicara sama dia gak sakit hati meski ucapan dia menyedihkan" jawah Eron masih memandang kepergian Aninda.
"Keren lu!" sorak Rissa, setelahnya mereka memberi semangat kepada Eron, untuk Adrion dia belum menemukkan tipenya.
Entah kapan.
Ia juga gak terlalu tertarik dalam hal percintaan.
"Lo naksir siapa dri?" pertanyaan yang tiba-tiba membuat Adrion kepikiran, pertanyaan dari Mas Ray wkwk.
"Siapa ya... Ga tau" jawabnya masih berfikir.
"Yaudah, gak usah terlalu mikir siapa dia, kalo jodoh udah pasti dateng" sahut Rissa, disetujui oleh Adrion.
"Nah bener"
"Tapi kalo ga di cari ya gabakal ketemu" Timpal Ray.
"Ini bener juga.. Au ah pusing, kita masih kelas 10 guys, dan bentar lagi naik kelas" ujar Adrion, mereka kembali ke arah pembicaraan tentang hal serius.
"Iya, harus bener-bener berusaha buat masa depan, semangat semua!" Dilan bersorak, Ray yang sedari tadi menatapnya penuh cinta pun tambah cinta sama Dilan.
"Semoga ntar kelas 11 kita bisa sekelas lagi" ujar Laskar, semua mengiyakan.
Setelahnya mereka kembali ke kelas masing-masing karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, benar saja setelah mereka memasukki kelas bel langsung berbunyi.
Pelajaran seperti biasanya, tak perlu di ceritakkan, gak penting, karena ini tentang romance bukan tentang pendidikkan, jadi memang cerita ini tidak mendididk HAHAHAHAHAH cringe.
Jam pulang sudah tiba, semua siswa/i berhamburan menuju parkiran guna mengambil kendaraan masing-masing.
Rissa mengantarkan pujaan hati terlebih dahulu lalu baru kerumahnya.
Laskar memasukki Rumah dengan wajah ceria seperti biasanya, Ia mengganti baju lalu membuka bukunya, Ia mempelajari materi-materi untuk pelajaran kedepannya, atau hanya sekedar mengerjakkan PR.
Dari SD Ranty selalu mengajarkan kedisiplinan kepada Laskar dan Kembar, mereka harus disiplin nika ingin sukses, Laskar benar-benar ingin berkuliah di universitas yang tinggi, Rissa sendiri, dia ingin langsung bekerja.
Jadi beda prinsip, walau begitu itu tak menajuhkkan mereka, toh kalau sama-sama kuliah juha pasti sama-sama sibuk, kalau yang satu kuliah yang satu kerja kan masih bisa luangin waktu.
*(gua ngasal)
"Kak, kakak udah punya pacar belum?" tanya Laslar tiba-tiba ke Tirsha yang sedang menonton televisi di ruang keluarga mereka.
Laskar belajar di temani Tirsha, sedangkan Mira dan Kena bermain handphone di kamar mereka.
"Kok nanya gitu?? Kamu pengen cepet-cepet punya kakak ipar ya??" Tirsha bercanda, Laskar mendengus, Tirsha tau dia sedang menanyakkan hal yang memang dia ingin tau.
"Hmmm... Untuk saat ini kayaknya dia belum bisa kakak panggil pacar" ucap Tirsha.
"Terus apa?"
"Hts, hubungan tanpa status" jawab Tirsha enteng.
"Kasian digantung, seriusin kak, kakak suka kan?" tanya Laskar mulai tertarik ke pembicaraan ini dan menaruh bolpoint nya.
"Kakak maunya gitu, tapi takut kalau kakak confess nanti dia nya ilfeel habis itu hubungan kita jadi kayak.. Asing gitu" jelas Tirsha, Laskar mengangguk faham.
"Kalo ini, aku gak bisa soalnya yang nembak duluan Rissa" ujar Laksar lalu mengingat-ingat kejadian dimana Rissa memberikkan cookies buatannya ke Laskar.
"Hah? Serius? Gimana??? Kok bisa Rissa duluan??"
"Mungkin aku submissive kak" Jelas Laskar ragu-ragu.
"What the hell, aku baru tau loh dek! Kamu sub toh?? Gak bilang! Inceran kakak juga sub loh!" Tirsha shock lalu tersenyum lebar menandakkan dia suka yang kayak gini.
"Gak sih, aku kayaknya switch deh" gumam Laskar.
"Cowok sub sukanya apaan?" tanya Tirsha penasaran.
"Perhatian lebih, sama treatment nya ke kita tuh kayak... Very good lah, dan juga suka dimanja tapi gak terlalu.. Ini tergantung orangnya sih, kalau orangnya gelian ya mungkin mereka gak suka di manja" jelas Laskar.
"Okay.. Jadi ini masih di katakan tergantung orangnya.. Jadi harus lebih memahami doi, ya kan? GAK MEMBANTU SUMPAH!" kesal Tirsha, Laskar cekikikkan karena wajah Tirsha yang terlihat kesal.
Ia adalah the naughty brother.
#end
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃
Teen FictionLaskar, dia awalnya tidak akan mengira akan berpacaran dengan cewek sekeren Rissa, Rissa sempat kaget karena Laskar menerima tembakannya secara cuma-cuma tanpa alasan yang pasti, namun Rissa tak terlalu menghiraukannya. Teman-teman Laskar sempat tid...