Hari ke dua Laskar berada di rumah sakit, kemarin Rissa benar-benar tidak pulang, bahkan Ray sudah kesana tiga kali, Rissa masih dengan posisi yang sama, duduk di kursi dekat ranjang dan terus saja memandangi Laskar yang sedang tertdiur.
Sesekali Ia memakan Apel yang ada di meja kecil dekat ranjang.
"Shh..." ringisan terdengar dari mulut Laskar Rissa langsung tersenyum dengan mata membulat.
Ia biarkan dulu Laksar sadar seratus persen, orang yang baru bangun dari pingsannya, pusing bukan? Yasudah Rissa membiarkan Laskar meringankan rasa pusing itu sebentar.
"Akh" Laskar terdengar kesakitan saat memegang tangan kirinya yang di jahit sempurna, robek di bagian lengan.
"Lemesin dulu, sakit banget ya?" tanya Rissa dengan tatapan sedihnya, laskar mengangguk dengan wajah lucunya.
'Tahan riss, dia lagi sakit, gak boleh di uyel-uyel' Rissa membatin.
"Berapa lama aku pingsan?" tanya Laksar dengan suara seraknya.
"Kamu pingsan jam empat terus kata dokter sempet bangun, tapi di bius sampe jam sembilan" jawabnya
"Kamu gak pulang?" tanya Laskar.
"Nungguin kamu aku tuh!" jelasnya.
"Aww so sweet" sarkasnya, menirukan gaya bucara cewek-cewek yang naksir sama Rissa.
"Ris, kamu pernah ada niatan pacaran sama sejenis gak?" tanya Laskar penasaran.
"Gak" jawab Rissa cepat.
"Syukurlah, jangan ke goda ya sama fans-fans kamu"
"Kenapa si? Cemburu ya??" godanya, jelas Laskar cemburu, karena perubahan sikap Rissa yang tadinya dingin menjadi sangat-sangat ramah dan suka berbaur itu Ia jadi lebih ramah ke fans-fans nya.
Rata-rata cewek yang suka sama dia tuh, bodynya mantep-mantep tau!
"Iyalah gila" jawab Laskar.
"Loh, ngatain gila nih?" tanya Rissa berpura-pura serius.
"Beneran kan? Kamu kan Gila.. Tergila-gila sama body aku" ujarnya lalu menampilkan smirk.
"Hehe" cengir Rissa.
Rissa dan Laskar mengobrol banyak, walaupun Rissa menyuruh laskar diam karena nanti tennggorokannya sakit, Laskar tetap mengajak ngobrol Rissa.
"Suka banget ya.. Jailin orang tua, terus tante Ranty gimana?" tanya Rissa setelah mendengar cerita dari Laksar.
Semalam Laskar mencuri keripik kentang yang Ranty taruh di atas meja makan.
"Dia nyariin, terus kayak bener-bener kebingungan terus bilang gini 'masa tikus yang ambil, tikusnya pinter banget mangkuknya juga sekalian' gitu" jelas Laskar, Ia sudah seperti seorang anak yang menceritakan sesuatu ke ibunya.
Mengganti nada bicaranya saat menirukan kata-kata Ranty.
"Dasar!!" ucap Rissa lalu menarik kepala belakang Laskar dengan pelan, memainkan bibir Laskar dan pipinya.
"Kalau udah sembuh, ini jadi milik aku sepenuhnya" tegasnya sembari memainkan bibir Laskar.
"Mhh"
"Shh!! Jangan nanti aku kepancing terus kamu tambah sakit gimana?" tanya Rissa lalu menajuhkan kepala nya.
"Mau lagi.."
"Aku pulang dulu ya.. Udah tengah malam, kamu jangan cari gara-gara disini, jangan dengerin musik keras-keras, hargai yang lain, ruangan kamu gak kedap suara" jelasnya lalu pergi begitu saja.
Membuat kupu-kupu yang ada di perut Laskar juga menghilang.
Ia masih ingin jari jemari Rissa memainkan bibirnya.. Tapi yasudah lah.
***
Besoknya Rissa bersekolah tanpa Laksar.Ia mendapat pesan dari nomor yang tak dikenal, tanpa Profile, dan username nya tidak jelas.
mhnfew
kira kira begitu nama username nya, tapi melihat tiga huruf di depannya Rissa yakin kalau itu adalah lelaki yang sempat datang ke rumahnya hanya untuk membodohinya.
+62 876 37******
hey pretty, i'm coming."Anjir ni orang mau ke rumah gua lagi?" gumamnya lalu menuju garasi dan berangkat ke sekolah, bodo amat kalau Mahen bener-bener kerumahnya sepagi ini.
"Anjing, ga ada nyerah-nyerah nya tu bocah, bakal gua bikin stres pokoknya" Rissa terus saja mendumel di sepanjang perjalanan.
Sampai sekolah pun masih misuh-misuh gak jelas, sampai-sampai satpam yang biasanya Ia sapa, tak disapa, membuat Satpam itu heran.
"Kenapa tuh?" tanya Pak satpam heran.
Setelahnya Ia masuk kelas, dan menceritakan hal itu kepada Dilan, Dilan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tak minat.
"Coy, jangan sampe tuh anak tau kalau Laksar lagi sakit, bisa-bisa dia bahagia" ucap Rissa meng akhiri perbincangannya dengan Dilan.
"Noh, murid baru" tiba-tiba Dilan nyeletuk habis ngacangin Rissa.
"Anjing, itu si Mahen!" Kaget Rissa, Dilan ikut kaget.
"Jadi maksud dari i'm coming itu, dia Dateng kesini?? Anjiiing apaansii" lanjutnya lalu menenonjok tembok di sampingnya.
"Sabar" ucap Dilan.
"Dia kelas berapa?" Lanjutnya.
"Sama kayak kita, semoga bukan di kelas Laskar" ujar Rissa memohon.
"Aminn"
#end
Waduh, maaf kalau banyak typoo, manusia gak ada yang sempurna awoakwoak
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃
Teen FictionLaskar, dia awalnya tidak akan mengira akan berpacaran dengan cewek sekeren Rissa, Rissa sempat kaget karena Laskar menerima tembakannya secara cuma-cuma tanpa alasan yang pasti, namun Rissa tak terlalu menghiraukannya. Teman-teman Laskar sempat tid...