22- Taman.

410 37 1
                                    

Mahen yang kemarin tak terima pun menanyakan hal tersebut kepada teman-teman yang di cafe kemarin malam.

Jawaban yang tak diharapkan.

Ternyata Marissa dan Laskar adalah sepasang kekasih.

"BANGSATTT!!!" kesal Mahen Ia menendang meja belajarnya.

"Gua harus bisa sih bikin mereka putus!" kesal nya lalu terus-terus an mengumpati Laskar.

"Masak? Rissa naksir sama bencong kek dia?!"

"Jelas gua lebih baik dari dia!"

Bla bla bla

Gak ada ujungnya, ini pagi hari loh padahal, hari minggu.

Sementara Laskar sedang sarapan dengan wajah ngantuknya, jadi dia ngunyah sambil merem-merem, ditambah rambutnya yang acak-acakkan, ketiga kakaknya menahan gemas, ingin sekali meng-uyel uyel adiknya itu, namun Mama nya melarang.

Kena segera mengambil foto sang adik lalu di kirim ke Marissa.

Marissa yang baru selesai work out pun teriak kesenangan.

"ANJENGGG COWOK GUA LUCU BANGETT!!!" Teriaknya.

"Heh, apaan anjeng anjeng, gak boleh!" tegur Ash datang dengan sarapan di nampan.

"Liat ma!!!" seru Rissa lalu menunjukan foto Laskar yang benar-benar menggemaskan.

"Ya ampun, cuman karena itu? Ckckck btw, ini mama bawain sarapan dimakan gih!" suruhnya.

"Siap ma!!" Rissa berteriak lagi, lalu memakannya.

"Enak ga?" tanya Ash.

"Dua jempol!" ujar Rissa.

Mamanya memasak creamy pasta.

Setelahnya Rissa berencana untuk motoran dan ke rumah Laskar, mama mertua pasti lagi dirumah, kan minggu.

Setelah sampai di rumah Laskar ia langsung nrobos masuk, udah biasa.

Setelahnya Ia menemukan Ranty yang sedang menyapu, Ia pun mencium tangan Ranty.

"Ehh, Rissa.. Laskar nya lagi sarapan tuh!"

"Lah, masih sarapan tan?" tanya Rissa bingung, padahal sudah beberapa menit sebelum Ia datang kesini Kena mengirimkan foto Laskar yang sedang menggigit roti tawar.

"Orang gak habis-habis, masih belum kumpul nyawanya haha" ujar Ranty lalu terkekeh

"Baeee!!"

"Hmmm" gumam Laskar menanggapi.

"Melek dong" suruhnya, Laskar melek namun hanya beberapa detik lalu kembali merem.

"Ada pacarmu loh disini!" ujarnya.

"Tadi malem tidur jam berapa coba?" tanya nya lalu mencuci tangannya di westafel dan dilap denggan tissue lalu mengambil alih roti tawar di tangan laskar.

Dan menaruhnya di piring, membawa laskar ke kamar mandi.

Membasuh mukanya menggunakan air.

"Nah, udah! Seger kan?" tanya Rissa setelah selesai mencuci muka Laskar.

"Iyaaa" jawabnya.

Kini nyawanya udah kekumpul semua.

Setelahnya mereka kembali ke meja makan dan laksar sarapan deh, kali ini cepet, karena udah melek matanya.

"Mau motoran ga??" tanya Rissa.

"Mau, tapi di boooonceeeng yaaaaa??" ujarnya manja, Rissa terkekeh lalu mengangguk.

"Ayok! Mandi dulu gih!" suruhnya

"Emang kamu udah mandi??" tanya Laskar dengan wajah mengejek.

"Belum sih hehe" jawab Rissa cengengesan, Laskar hanya tertawa pelan lalu pergi mengambil handuk dan mandi.

Setelahnya Ia keluar kamar mandi dengan handuk yang hanya Ia kalungkan, dan celana diatas lutut.

Rissa mengutuk dirinya sendiri di dalam hati, mengumpati dirinya sendiri, Ia lumayan tergoda dengan tubuh ramping Laskar.

Ingin sekali memeluknya, namun Ia harus tau kondisi, Laksar ini gampang banget salting, kasian juga kalau harus ngeliat Laskar nahan salting terus-terusan.

Selang beberapa menit, Laskar keluar hanya dengan celana training panjang dan kaos putih.

"Samaan nih??" sindir Rissa.

"Aku asal milih baju aslian" ujarnya setelah sedikit terkejut, sadar akan baju yang Rissa pakai sama dengannya.

Setelahnya mereka pergi menaikki notor Riss, hanya keliling di sekitar gang, bolak-balik, dan ke jalan inti terus berhenti di taman yang pernah di datangi mereka sebelumnya, taman kucing.

Laskar langsung berlari dan memeluk Kucing-kucing yang terawat itu.

Ngeongan terdengar saat Laskar menggendong salah satu kucing berjenis Persia berwarna putih cerah.

Kucing itu memberontak tanda tak suka di gendong.

"Babe, itu kucingnya gak mau di gendong, lepas.. Kasian" tutur Rissa, Laskar melepaskan kucing itu.

"Heuh! Songong banget sih jadi kucing" kesalnya lalu memberi tatapan sinis ke kucing yang sedang menjilati beberapa bagian tubunya.

Kucing itu hanya mendengkur satu kali seperti tak suka dan pergi dari sana.

"julidnyaa" Rissa tanpa aba-aba mencubit pipi Laskar.

"Ayo kita nyari bocah di jalan, aku lagi pengen jailin anak kecil" random bukan? Namanya juga Laskar

"Malaassss!" jawab Rissa.

"Yaudah, aku sendiri" ketus Laskar

"Emang tau jalan? Kamu akan anak kecil" ejek Rissa di respon jari tengah Laksar.

"Heh, apa tadi?!" sentak Rissa agak pelan.

"Ini maksudnya, tadi kesleo" alasannya, lalu menunjukkan jari berbentuk setengah hati.

#end

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang