35 - ngebayangin

430 27 5
                                    

Rissa berjalan menuju taman belakang di kediaman Laskar, Ia kerumah Laksar diam-diam karena tadi waktu chat-chat an Laskar bilang di rumah ga ada siapa-siapa kecuali Kena, dia lagi ngelukis di kamarnya.

Rissa sempet ngetuk kamar Kena, di buka lah sama Kena terus Rissa nanyain dimana pacarnya, kata Kena lagi ngadem di taman belakang.

Ini tepat satu jam setelah pulang sekolah, Rissa langsung pergi ke rumah Laskar.

Ia duduk di lantai dekat pintu belakang, memperhatikan kekasih nya sedang melamun di gazebo kecil yang berada di ujung taman.

"Gila, gua beruntung banget dapetin Rissa, udah baik, cakep, rela berkorban.. Lah gua? Nyusahin dia mulu, cowo beban" gumamnya lalu memukul kepalanya sendiri, Rissa bangkit lalu berjalan pelan menuju Gazebo yang di duduki Laskar.

"Ga ada yang bilang kamu cowok beban"

"ASTAGA?!" kagetnya, membuat Rissa ikut kaget dibuatnya.

"Dari kapan kamu disini?" tanya Laskar masih dengan ekspresi kagetnya "sejak kamu bilang, Gila gua beruntung banget dapetin Rissa, gitu" jelasnya.

"AAAAA MALU BANGET DEMIIII PLIS PLIS" teriaknya, Rissa mencubit pipi sang pacar lalu mengecup nya sedikit lama.

"Ngapain malu, aku ini pacarmu" mendengar ucapan Rissa barusan, membuat Laskar flashback ke pertama kali mereka ketemu.

"Tapi, kamu jangan merasa kalau kamu beban, gak ada yang nganggep kamu beban, kamu juga effort kok selama kita pacaran" sambung Rissa.

Laskar Melting dengerin ucapan Rissa barusan, pengen banget peluk Rissa.

"Sini peluk?"

Tanpa babibu, sang pacar menuruti perintah Rissa Ia pun memeluk Rissa sangat erat, tak mereka lepaskan sampai suara deheman keras terdengar.

"EKHEMMMM!!!!" tentu saja ulah Kena, deheman yang terdengar jelas dibuat-buat itu keluar dari bibir kakak perempuan Laskar.

"EKHEM JUGAA!!!" balas Rissa, merasa kesal aktifitas berpelukannya terganggu.

"Kalo mau bucin di hotel sana!" teriak Kena setelahnya duduk di kursi teras belakang.

"Belum sah kak, doain aja.. Paling bentar lagi lamar-melamar, jiahh" ucapan itu tadi hanya lanturan semata, namun Laskar menganggap serius.

"Heh?! Gila!! Kalau bener aku nikah sama kamu, bisa-bisa satu hari setelah nikah wajah aku merah semua" kejut Laskar lalu ikut melantur.

"SO BRUTALL!!!" teriak Kena lalu masuk lagi ke dalam rumah.

"Loh? Ga perlu nikah juga bisa aku bikin wajah- eh ga terima wajah deh! Semua badan kamu jadi merah merah karena bibir aku"

"BUBUB IH!!!!"

Mereka menghabiskan waktu di gazebo selama setengah jam, mengobrol tentang apapun dari hal serius ke random.

Setelahnya mereka berpindah ke ruang tamu, duduk di sofa dengan TV yang menyala.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima, Rissa berfikir kalau Ia akan pulang dari sana jam setengah lima, namun pemikiiran tersebut hilang ketika Ia mendengar kabar kalau Tirsha menginap di rumah nenek mereka yang berada di surabaya.

"Eh, malam ini kamar Tirsha kosong tau, kamu nginep sini aja Ris!" ajak Kena setelah mengoleskan sesuatu ke wajahnya.

"HAH?!" kejut Laskar, keduanya hampir saja terlompat kafena teriakan dari cowok yang menggunakan headband kucing itu.

Mereka sedang pakai masker wajah bersama, Kena yang mengajak.

"Hah hoh hah hoh, yaaa kalau Rissa mau sih, mau gak Ris?" tanya Kena sekali lagi setelah melempar tatapan sinis ke Laskar karena teriakan nya tadi.

"Mau banget!" seru Rissa, Laskar seperti melotot dan menggeleng pada sang pacar, membuat Rissa bingung.

Terbesit ide jahil di pikirannya.

"Kamu mikir apa sih?" godanya, Laskar semakin membulatkan matanya.

"Aku ga akan apa-apa in kamu kalau kamu gak minta loh," sambungnya, penjelasan itu membuat Laskar mengusap pelipisnya, tak habis fikir dengan tingkah blak-blak an Rissa, padahal di depan kakaknya.

Rissa sendiri hanya bercanda, Ia tak berani melakukan itu jika memang Laskar tidak mau.

"Tapi kalau kissing, boleh lah sambil raba-raba jadi kan kita-"

"SO BRUTALL!!!!!" potong Kena berteriak, setelahnya tertawa terbahak-bahak bersama Rissa, jujur saja Kena merasa iri dengan hubungan adiknya dan pacarnya, Ia sendiri baru menyukai seseorang di tempat kerjanya, sebuah Restoran.

Namun, Kena sangat gengsi untuk sekedar mengungkapkan perasaan pada lelaki tampan yang gelarnya adalah seorang pelayan yang memiliki kinerja paling bagus diantara pelayan yang lain

"Kok diem aja Babe? Di anggep serius ya? Aku loh cuma bercandaaa" sadar dengan sikap Laskar yang cenderung diam setelah candaan tadi, Rissa mencoba bertanya.

"KAMUU SIHH, AKU NGEBAYANGIN TAU!!!" teriakan Laskar membuat keduanya melepaskan tawa mereka, menganggap Laskar polos itu salah!

"Berarti dia diem dari tadi karena ngebayangin Ris!!" seru Kena setelahnya memukul-mukul pahanya sendiri akibat tertawa

#end

LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang