33 - Kepo

342 24 0
                                    

Laskar bosen banget pulang sekolah ga ada siapa-siapa di rumah, ada sih Kena, tapi dia bosen main sama Kena mulu. Sementara Rissa lagi acara kumpul bersama keluarga besarnya.

Terus katanya acara selesai jam tujuh malam, tapi Ia gak bisa langsung pulang mau ngegym sama saudara-saudaranya juga sang kakek.

"Kena" panggil Laskar jail.

"Berani banget gak pakek kak, it hurts me" sarkasnya lalu memegangi dadanya yang tak sakit dan mendapat respon Bombastic Side Eye dari sang adik.

Setelahnya Kena menyudahi dramanya dan tertawa beberapa detik dan menatap Laskar dengan dua alis yang diangkat. Tatapan yang menanyakan "Apa" dibalas oleh gerakan tubuh Laskar yang melemas bahunya merosot wajahnya gelisah lucu. Lelaki itu menghembuskan nafasnya pasrah, hal itu membuat pipinya mengembung dengan mulut agak mengerucut.

"Kenapa sih? Bosen ya?" tebak Kena, Laskar mengangguk.

"Ga main sama Rissa?" tanya Kena, Laskar yng tadinya berdiri di depan westafel kini beralih duduk di kursi yang terletak di dekat meja makan.

Memperhatikan Kena yang sedang meminum air putih dari kulkas, tak habis, ia membawa gelsnya duduk di dekat Laskar.

Laskar menyadari sesuatu yang aneh, kenapa Kena terlihat lebih tinggi?

"Kak, coba berdiri" suruhnya dengan perasaan yang amat sangat kepo, Kena hanya menuruti kata-kata sang adik yang menyuruhnya berdiri, Ia pun berdiri, Laskar ikut berdiri di depannya, berhadapan dengan si kakak.

Dan menyamakan tinggi mereka dengan tangan yang ditarik dari kepalanya ke kepala Kena, mendarat tepat di atas alis Kena.

"KOK TINGGIAN KAKAK SIH?!" teriaknya tiba-tiba, Ia tak terima karena harus kalah tinggi dengan perempuan walau kakaknya sendiri.

Kalau misal Laskar dan Rissa tinggian Rissa, dia pasti udah insecure setiap harinya dan ngga terima berakhir ngamuk.

"Takdir Las" setelahnya Kena duduk dengan ponsel yang Ia ambil dari saku celana panjang nya.

"Kak, kamu ga ada niatan cari pacar?" tanya Laskar penasaran, Ia ikut duduk. Dia gak jadi marah, mungkin lagi bosen dan lagi pengen ngoceh, ngoceh itu hobi Laskar kadang sebelum tidur dia suka ngoceh enggak jelas, seperti tadi malem.

Sebelum tidur, Ia sempat memikirkan sesuatu yang tak kebanyakan lelaki kelas duabelas memikirkan itu.

"Eh? Tayo kan masih anak-anak, dia bisa tua enggak ya? Sama.. Kalau di dunia asli, gimana cara bus bisa ngerti ucapan manusia kayak Hana, Hana ituu ibu Tayo ya? Apa.. Cuma pengurus tayo? Eh bukan deh! Bukan ibunya, ibu tayo itu juga Bus.. Berarti Hana itu pengurusnya dan Bus yang paling besar, namanyaaa Cito gak sih? Itu siapanya Tayo, siapanya Lani, siapanya Rogi, siapanya Gani? Apa Cito itu senior mereka? Owalah Cito itu udah tua, apa Tayo sama temen-temennya bisa Tua kayak Cito juga ya?? Ih gak sabar banget nanti ada Tayo season baru, Tayo dan kawan-kawan tuh jadi senior kayak Cito, terus di season itu Cito jadi tua bangka HHAHAHAHAHA" di akhir ocehannya Ia tambahkan tawa keras membuat Kena — yang kamarnya bersebelahan dengan si bungsu terganggu acara melukisnya.

Fyi Kena itu sangat suka melukis. Dan selalu Ia lakukan pada malam hari.

Kira-kira pidato pendek itu yang Laskar bawakan saat ingin tertidur biasanya Ia mengoceh sambil kakinya diangkat satu terus di senderin tembok kakinya.

"Mmm? Pacar ya? Besok aku kasih liat lukisannya" ucapnya menanti, Ia sedang melukis kekasihnya tadi malam, bersamaan dengan dirinya yang mendengarkan ocehan Laskar yang tak terlalu jelas di dengarnya.

"Kamu bisa kok ngasih liat fotonya" ujar Laskar, kenapa susah-susah pakai lukisan?

"Kalau lukisan kan hasil dari hati aku, kalau foto cuma gambar di handphone" jawabnya, Laskar berguming, karena Ia sangat kepo dengan wajah pacar Kena.

"Hpku juga lagi di Charger" sambungnya.

"Yaudah sih, ga mau tau juga" bohong, dia penasaran banget sama muka pacar Kena.

"Yaudah, ga aku kasih tau lukisan nya, padahal bentar lagi selesai, besok malem aku cuma mau tunjukin ke Mama sama Kak Tirsha aja sih" ancamnya.

"Mau tau aku tuh" kalah Laskar.

"Kepo kan? Ganteng banget pokoknya!"

"Gantengan siapa sama aku?" tamya Laskar.

"Dia lah"

"Kampret!"

#end



LASKAR [GXB] || 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang