27. Kuas dan Bunga Mawar 2

241 32 0
                                    

Ketenangan yang selalu memenuhi apartemen Hans masih belum berubah ketika sepasang kekasih itu mengecap kelembutan bibir satu sama lain. Di bawah terangnya lampu ruang tamu, Hans dapat melihat kegembiraan Dika meskipun kekasihnya itu menutup mata. Itu membuatnya menyisir rambut hitam Dika lembut.

Meskipun Hans mengenal banyak orang, hanya Dika yang terlihat paling bergembira jika bertemu dengannya. Kegembiraan itu bergelora kuat sehingga Hans merasa tak berdaya di hadapan cinta yang begitu tulus. Mungkin itulah kenapa dia kalah. Dika menyentuh relung hati terdalamnya.

Beberapa menit kemudian mereka menghentikan ciuman itu dan menatap satu sama lain. Mata cokelat tua Dika terlihat berkilau dan dipenuhi cinta. Ketenangan di mata obsidian Hans menjadi bergelombang melihat itu.

"Jadi gue dapet hadiah apa?" Tanya Hans. Dia ingat kalau ada hal penting yang perlu dilakukan sebelum dirinya menjadi buas dan tak terkendali.

Dika tersenyum dan mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah kado berukuran 7 x 7 cm dengan ketebalan 4-5cm muncul. Dika membungkus benda itu dengan kertas kado hitam dan menghiasnya dengan pita warna perak. Dia menyerahkan benda itu pada Hans. "Selamat Ulang Tahun." Katanya ketika Hans mengambilnya.

Tanpa bicara apapun, Hans membuka pita kemudian kertas kado tanpa merusaknya. Dika membungkus dengan rapi tanpa lem maupun plester sehingga semuanya terbuka dengan mudah. Di dalamnya ada buku saku. Ketika Hans membukanya, buku itu dipenuhi dengan gambar yang sepertinya bersambung menjadi cerita. Karena itu, dia membuka dari bawah dan menjatuhkan lembar demi lembar dengan cepat dan membuat gambar itu seakan bergerak.

Gambar bergerak itu dimulai dengan hari ketika Dika memberikan action figure Airutia dan tak sengaja menyatakan cinta. Karakter gambar menunjukkan Dika terlihat panik sedangkan Hans seperti terkejut. Keduanya terlihat lucu. Setelah itu adalah cerita ciuman pertama mereka. Dika tidak menggambar malam pertama mereka dan malah langsung menceritakan Hans yang menunjukkan berbagai tempat di London lewat ponsel. Setelah itu cerita beberapa kencan mereka dan terakhir adalah gambar Dika memberikan hadiah ulang tahun. Melihat ini mata dingin Hans menjadi berkaca-kaca.

Semua gambar yang Dika buat adalah kenangan-kenangan yang membuat Dika paling bahagia bersamanya. Ungkapan kegembiraan ini sangat unik dan menjelaskan perasaan yang begitu dalam. Hans yang mengira hatinya tidak akan goncang oleh hadiah apapun dari Dika, sekali lagi kacau dan tidak bisa tenang. Kekasihnya ini selalu tahu caranya menjadi tidak terduga.

Dia begitu tidak berdaya dan hanya bisa menatap wajah Dika dengan perasaan meledak-ledak.

Melihat Hans yang terharu dengan hadiahnya, Dika sangat senang. Semua kerja kerasnya berbuah manis. Tapi itu belum selesai. Dia meminta Hans melihat cover belakang bagian dalam dimana dia menuliskan kata ucapan.

Hans membalik buku saku itu dan membuka bagian yang diminta Dika. Di bagian itu dia melihat tulisan rapi dan indah khas ala goresan tangan kekasihnya. Setelah membaca apa yang tertulis di dalamnya Hans merasa tidak lagi menginjak tanah.

"Selamat Ulang Tahun Hans, tolong cintai aku selamanya."

Kalimat itu sederhana namun koneksi yang terjadi membuat Hans seperti melihat keajaiban. Dia memandang tulisan di tangannya dan kekasihnya bergiliran dengan ekspresi rumit. Dika sendiri terlihat berbinar dan penuh harap. Dia menantikan jawaban.

Karena ekspresi terbuka itu, Hans merasa harus segera memberikan hadiahnya. Bibirnya tidak mengeluarkan sepatah katapun dan dia malah bangkit dari sofa kemudian meninggalkan Dika untuk berjalan ke arah laci. Dari dalam laci tersebut, dia mengambil sebuah kotak dan setangkai mawar putih. Ketika berbalik, dia melihat Dika melebarkan mata dengan wajah lugu yang bertanya-tanya. Kekasihnya jelas-jelas tidak menyangka kalau Hans akan menyiapkan ini.

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang