43. Kembali Lagi

273 29 0
                                    

Enam tahun yang lalu

Setelah bertualang mengelilingi Eropa lebih dari sebulan, Dika akhirnya lelah dan berniat segera terbang ke Taiwan. Selama perjalanannya, dia sudah merasakan berbagai macam tipe traveling. Dia menjadi backpacker selama 2 minggu dan menghabiskan malam dengan tidur di kereta atau bus. Sesampainya di pagi hari, dia bisa langsung berkeliling kota dan kemudian berkendara ke kota lain pada malam hari. Setelah lelah dengan itu, dia menjadi turis normal dan menikmati Eropa Timur untuk bersantai. Tak lama kemudian dia bosan dan merencanakan untuk segera ke Taiwan. Dia akan berangkat dari Amsterdam agar penerbangannya tidak terlalu panjang.

Sebelum menaiki pesawat lewat bandara Schipol, dia menikmati kota Amsterdam yang dipenuhi sungai. Dia ikut travel menggunakan kapal kecil dan berkeliling kota sambil menatap semua keindahan kota itu dengan pandangan kosong. Setelah selesai dengan kapal itu, dia berjalan ke beberapa spot penting untuk mengambil foto. Saat itulah hal tidak terduga terjadi.

Dia sedang mengambil selfie di depan tulisan Amsterdam berwarna merah ketika melihat wajah familiar. Beberapa meter darinya, seorang laki-laki dengan rambut hitam berkilau dan mata obsidian sedang berjalan ke arahnya. Dika yang mengira dirinya berhalusinasi, mulai memaki dalam hati karena masih saja merindukan mantan pacarnya yang brengsek itu sehingga sembarang orang dengan ciri mirip terlihat seperti Hans. Hal ini terjadi beberapa kali sebelumnya sehingga dia mulai lelah dengan dirinya.

Sayangnya yang ada di hadapannya saat itu bukan khayalan sama sekali. Ketika dekat, orang itu memegang tangan Dika kemudian menariknya ke dalam pelukan erat. "Ka, ayo pulang." Kata Hans lirih.

Setelah mendengar kalimat itu, barulah Dika tersadar kalau yang sedang memeluknya adalah Hans yang asli. Dia sudah ditemukan. Dalam sekejap liburan tenangnya menjadi kepanikan.

"Lepasin gue! Gue ngga mau balik." Kata Dika mulai berontak. Namun Hans yang sudah hampir gila gara-gara kekasihnya menghilang, tidak membiarkan Dika lepas. Karena tidak punya solusi, Dika akhirnya menggunakan kekerasan dan mendorong dengan kasar. Hans pun mundur.

Melihat mantan pacarnya lagi, Dika langsung emosi dan menatap Hans nanar. Orang ini masih belum puas juga dan kegigihannya lebih besar daripada yang Dika bayangkan. Untuk apa dia masih menginginkannya ketika sudah menikah? Apa dia tidak mengenal yang namanya moral?

"Hans, lu pulang aja dan urusin istri lu itu. Jangan cari-cari gue lagi."

"Ngga. Pokoknya gue pengen lu balik. Lu ngga bisa ninggalin gue kayak gini." Kata Hans seakan-akan dia adalah kekasih yang menderita karena ditinggalkan. Cara Hans mengatakannya seakan-akan menunjukkan kalau dirinya adalah korban sedangkan Dika adalah pacar jahat yang meninggalkannya. Ini tidak masuk akal sama sekali. Dika mengerang dalam hati karena akting Hans itu.

Karena tidak mau berargumen dengan psycho itu, Dika segera berbalik untuk melarikan diri. Sayangnya langkahnya dihalangi beberapa orang tidak dikenal. Makhluk bangsat itu ternyata membawa bodyguard untuk menangkapnya. Murka di dada Dika langsung meledak. Dia berbalik lagi, berjalan ke arah Hans dan menarik kerah baju mantannya itu. "Kenapa lu ngga bisa biarin gue tenang?"

Hans tidak melawan dan hanya menatap Dika penuh rasa rindu. "Gue cuma ngga mau lu pergi lagi dari gue. Gue bakal lakuin apapun asalkan lu ga kemana-mana."

"HANS! LU BRENGSEK!" Teriak Dika karena sudah tidak tahan lagi. Makhluk di depannya jauh lebih menyusahkan dibanding bayangannya. Sekarang dia bahkan melihat kedalaman baru seberapa psycho mantannya ini. Bagaimana caranya dia mencintai orang ini? Apa di kehidupan sebelumnya dosanya terlampau besar sehingga di kehidupan sekarang yang dia cintai adalah Hans?

Teriakan Dika tidak berarti sama sekali. Hans yang sudah menyiapkan segalanya akhirnya berhasil membawa Dika pulang menggunakan jet pribadi. Selama perjalanan itu, Dika sudah memukuli Hans berkali-kali namun itu tidak merubah nasibnya. Setelah panik karena ditinggalkan, Hans mengawasinya lebih ketat dan membuat sangkar raksasa sehingga Dika tidak akan pernah bisa lari darinya.

***

Ketika kedunya sampai di Indonesia, Renata langsung menyesal sudah membantu adiknya itu. Hans memastikan Dika bisa kembali dengan cara yang tidak dibayangkan Renata. Bukannya membujuk dengan cara romantis, Hans malah langsung menggunakan bodyguard.

Keluarga Cyutabawa yang mengira mereka diabaikan, akhirnya menghela nafas lega setelah Dika pulang. Akan tetapi itu tidak lama. Hanya beberapa hari setelah kepulangan Dika, mereka mengetahui hubungan gelap keduanya. Setelah semuanya terbongkar, Hans meminta semuanya dirahasiakan dan Dika tidak lagi bisa tinggal dengan keluarganya setelah mereka menyerah.

Lain dengan Dika yang dipenuhi kegelapan, Hans begitu bersemangat menebus semua kesalahannya dengan memberikan studio untuk Dika, membelikan rumah mewah, merencanakan pameran untuk lukisan kekasihnya itu, dan menghujani Dika dengan berbagai hadiah. Dia juga tidak lupa mendukung bisnis keluarga Dika dan bertingkah seakan-akan menantu yang baik. Semua itu membuat Dika makin depresi.

Perhatian berlebihan Hans akhirnya tercium oleh Selina dan istri Hans itu mendatangi Dika di studionya untuk memaki kemudian melempar cat ke wajah kekasih suaminya. Setelah itu Hans memang menghukum istrinya namun Dika menolak berbicara pada Hans selama berhari-hari. Kekasihnya itu membuatnya berstatus sebagai pelakor dan membuatnya terlihat seperti simpanan rendahan. Karenanya, Dika hanya bisa melihat kalau hidupnya semakin gelap.

End of memory

***

Wajah hampa Dika sedikit berubah ketika dia mengingat apa yang terjadi padanya enam tahun terakhir. Tidak ada memori menyenangkan di sana dan hidupnya lebih mirip neraka. Walaupun Hans berusaha keras memperbaiki segalanya, semua yang dia lakukan tidak menyentuh hati terdalam Dika karena ketika melakukan itu, dia tidak mendengarkan keinginan Dika sama sekali.

"Ka, apa ada yang mau lu minta dari gue?" Tanya Hans lagi meskipun tadi sudah menanyakannya.

Pertanyaan itu malah membuat Dika makin dingin. Kalau kekasihnya ini serius ingin memenuhi permintaannya, dia seharusnya tidak datang ke markas Javier dan mengacau di situ. Alas, Dika sudah terlalu lelah untuk berargumen. Dia tidak lagi punya kekuatan emosi untuk itu.

Melihat ucapan tidak lagi berhasil, Hans tidur di pangkuan Dika dan melingkarkan tangan di pinggang kekasihnya.

"Gue sayang sama lu." Bisik Hans.

Dika tidak tersentuh oleh kasih sayang segelap itu. Kasih sayang egois Hans yang tidak sudi mendengar itu hanyalah racun untuk kehidupan Dika saat ini. Meskipun Dika masih menyimpan cinta, apa artinya cinta itu ketika dia harus menghancurkan dirinya untuk itu?

***

Setelah pesta panjang kemarin malam, Javier minum terlalu banyak dan tidak bisa bangun sebelum jam menunjukkan jam dua siang. Itupun dia bangun karena terpaksa. Rio memukuli kepalanya dengan gulungan kertas sehingga mau tak mau dia harus membuka mata.

"Ada apa?" keluhnya jengkel.

"Ada Vice Leader Lotus yang ingin bertemu." Jawab Rio. Undangan itu begitu mengejutkan sehingga dia segera membangunkan Javier. Lotus hanya punya tujuh Vice Leader yang membawahi area tertentu di dunia. Para Vice Leader ini hanya berada di bawah Leader atau pemimpin utama Lotus sehingga mereka bukan orang sembarangan yang mau bertemu dengan eksekutor Rosette sekalipun.

"Hah?" seru Javier tak percaya. Kenapa kota ini rumit sekali dan sekarang bahkan Vice Leader Lotus juga turun tangan? "Sepertinya aku perlu melapor kalau kali ini aku mungkin tidak bisa mencapai target seharusnya. Pekerjaan ini melampaui bayaran yang aku terima." Lanjutnya. Dia mulai meniru Rio yang memperhitungkan bayaran setiap bekerja.

"Orang-orang yang kamu minta datang, besok akan sampai." Kata Rio melanjutkan laporan.

"Kamu tahu kan kalau aku akan menyuruhmu mengurusi ini? Apa kamu perlu formalitas makanya bertanya?" ujar Javier sambil memukul-mukul kepalanya yang masih pening.

"Aku masih berharap kamu mendapat pencerahan sehingga mau mengerjakan tugasmu dan tidak melempar semua tugas itu ke tanganku." Sahut Rio. Dia benar-benar ingin beristirahat sesekali.

"Rio, kamu tahu betul kalau kepercayaanku padamu melebihi kepercayaanku pada diriku sendiri. Jadi kamu yang akan membereskan semuanya." Jawab Javier mematahkan harapan asistennya.

Rio baru akan membuka mulut ketika Javier memotong omongannya.

"Biarkan aku tidur tenang." Kata Javier yang kemudian merebahkan diri di kasur lagi.

***

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang