79. Hoffnung

209 31 3
                                    

"Sis, sepertinya Theo serius memburu kita." Kata Elia yang mendapat informasi kalau beberapa bawahannya tidak kembali lagi sejak Theo menangkap mereka.

"Ah ya." Sahut Eve antara peduli dan tidak peduli. Di satu sisi, dia khawatir pada nasibnya namun di sisi lain dia senang karena berhasil membuat Theo marah. Orang itu sebaiknya merasakan kesal, marah, dan iri; perasaan yang sama yang Eve rasakan pada saudara kembar itu sejak bertahun-tahun yang lalu.

***

Rumah pengasuhan Hoffnung yang didirikan Lukas, berada di tepi kota dengan suasana tenang dan asri. Tempat itu memiliki area perkebunan yang cukup luas yang dikelola oleh penghuninya. Meskipun terkesan seperti panti asuhan, Lukas menolak istilah itu karena nama itu mengingatkan anak-anak di sana kalau mereka tidak memiliki orang tua. Dia ingin menyediakan sebuah rumah dan bukan tempat penampungan. Di dalam bayangannya, dia memikirkan rumah yang hangat dan keluarga yang hadir dalam kebersamaan.

Hoffnung diisi oleh delapan anak yang sempat terjebak paksa di Underworld sehingga mereka semua bermasalah. Setiap anak memiliki trauma tersendiri dan mereka membutuhkan kerja keras untuk bangkit. Enam dari mereka bisa bangkit setelah beberapa lama dan kemudian benar-benar melupakan pengalaman dunia hitam itu. Namun, dua lainnya masih belum bisa meninggalkan traumanya hingga dewasa.

Ketika Renata bertanya pada papanya jika papanya ingin menyelamatkan semua yang terjebak di dunia hitam itu, Lukas menjawab tidak. "Papa hanya kebetulan bertemu mereka dan papa merasakan kedekatan. Karenanya papa membawa mereka pulang." jelas Lukas.

Setelah dibawa pulang, beberapa anak mengganti nama mereka sehingga meninggalkan sejarah sebelumnya tanpa sisa. Eve, Elia, dan Silas adalah tiga orang di antara beberapa yang meninggalkan nama sebelumnya dan menggantinya dengan nama baru yang mereka pilih sendiri.

Suasana Hoffnung selalu tenang dengan beberapa pengasuh dan dua orang psikolog yang memperhatikan semua anak-anak itu. Kedamaian mendominasi atmosfer di sana meskipun kadang-kadang pertengkaran terjadi. Itu bertahan sampai dua berandalan bernama Liam dan Luke datang untuk ikut tinggal bersama mereka.

Dua saudara kembar itu melanggar semua aturan tidak tertulis Hoffnung dan bersikap kurang ajar pada Lukas. Suasana menjadi ramai karena Si kembar selalu menggerutui apa yang kurang di sana. Karena keduanya begitu liar, ada beberapa penjaga yang disuruh mengawasi mereka dengan ketat. Penjaga-penjaga itu memastikan agar mereka mengikuti jadwal kegiatan yang disediakan dan tidak melarikan diri. Ketika dua makhluk kurang ajar itu muncul, Lukas datang tiap hari untuk memberi mereka berbagai pelatihan.

"Aku ngga percaya papa membawa orang seperti kalian ke sini." kata Elia dongkol. Dia yang sering bertemu Renata, mulai meniru temannya itu dan memanggil Lukas sebagai papa. Meskipun awalnya Lukas mengerutkan kening mendengar itu, lama kelamaan dia tidak protes lagi karena antusiasme Elia. Gara-gara itu juga, banyak yang mulai berani memanggil Lukas dengan cara itu.

"Papa? Siapa papamu? Lukas?" tanya Luke heran.

"Iya. Di sini kami memanggilnya papa. Dia papa kami karena mengasuh kami di sini." sahut Elia.

"Kalian harusnya belajar sopan. Jangan kasar pada orang yang menolong kalian." Tambah Eve.

Sayangnya Liam dan Luke tidak dibawa ke situ karena akan ditolong namun karena usaha mereka melengserkan Lukas untuk menguasai Underworld gagal total. Keduanya ditangkap dan dijebloskan ke Hoffnung setelah Lukas mengatakan kalau akan memberikan pendidikan tambahan spesial untuk saudara kembar itu.

"Kami dibawa ke sini untuk dihukum, bukannya diasuh. Jadi jangan samakan kami dengan kalian." kata Liam yang sudah meletakkan kakinya di atas meja. Melihat itu, delapan penghuni di sana langsung menatap nanar. Mengikuti kakak kembarnya, Luke duduk di atas meja dan menaikkan satu kaki.

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang