03. Broken / Patah

908 69 11
                                    

The Thyssen-Bornemisza Museum, Madrid, Spanyol

Selama seminggu, museum seni ini dipenuhi dengan penikmat lukisan. Sebagian besar dari mereka datang demi melihat koleksi lukisan hasil torehan tangan Andika Cyutabawa yang dikenal emosional dan ekstrem. Hasil karyanya bisa membangkitkan emosi yang terkubur dalam-dalam di jiwa manusia ketika dipandang. Banyak yang mendapati kalau mereka tersihir melihat lukisan buatannya. Banyak penikmat lukisan mendapati pikiran mereka kosong begitu berhadapan dengan Lukisan Dika.

Salah satu orang yang merasakan dampak begitu kuat adalah Javier Ruiz. Dia menatap salah satu lukisan utama Dika selama berjam-jam. Laki-laki dengan kulit sawo matang itu datang pada siang hari dan tidak beranjak sampai museum ditutup. Sepasang mata cokelat terangnya menatap lukisan itu lekat-lekat dengan dua alis yang dikerutkan. Wajah tampan khas Spanyolnya terlihat menampilkan berbagai emosi bergantian.

Kaki panjangnya tidak mau melangkah meninggalkan tempat itu meskipun seseorang sudah mengingatkannya kalau waktu kunjungan sudah usai. Setelah dibujuk beberapa kali, dia malah menelefon seseorang kemudian tetap tidak mau keluar dari museum. Setelah telefon yang dilakukannya selesai, tak lama, pengelola museum sendiri yang datang untuk mengijinkan Javier tetap berdiri di depan lukisan Dika.

Lukisan itu berjudul "Broken / Patah". Visual lukisan itu adalah dua warna ekstrem yang seakan beradu satu sama lain. Yang satu adalah warna senja yang membakar, yang lain adalah warna malam yang dingin. Warna senja dihiasi dengan semangat kehidupan, cinta, dan kebahagiaan sedangkan warna malam dipenuhi dengan keheningan, kesedihan, dan keputusasaan. Kedua warna kontras itu berkejar-kejaran dalam satu putaran tertutup yang tidak pernah habis. Javier melihat itu seperti melihat penjara.

Dan Javier belum pernah melihat penjara semenakutkan ini.

Penjara itu dilapisi terang gelap yang tidak jelas batasnya dimana. Di dalamnya ada badai penghancur yang akan memakan siapa saja. Namun, tepat di tengah badai itu, ada pendar putih yang seperti sudah tipis dan seakan mau menghilang.

"Luar biasa." Guman Javier emosional.

Broken / Patah mengungkapkan sesuatu yang mengerikan namun sekaligus indah. Pesan di balik lukisan itu begitu sulit terlacak meskipun emosi di atasnya diungkapkan dengan sangat terbuka. Karena itulah Javier memandangi lukisan ini begitu lama. Ada kode yang ingin dia pecahkan.

"Jav, waktunya pulang." Kata sebuah suara yang ingin memanggil Javier kembali ke kenyataan.

Sayangnya suara itu tidak didengarkan.

Karena pemilik suara sudah terbiasa dengan ini, dia langsung mendekati Javier dan menarik telinga laki-laki yang seperti kerasukan itu. Penyiksaan itu membuat Javier menjerit.

"AAH! Rio! Aku sedang fokus!" Teriak Javier karena tidak terima dikasari.

Rio, asisten sekaligus temannya, tidak mau mendengarkan dan menyeret Javier keluar. Tangannya masih di telinga Javier untuk menuntun tuan muda satu ini meninggalkan ruang pameran. Javier bahkan belum makan malam. Mau tak mau ini membuat Rio khawatir. Khawatir gajinya dipotong.

"Aku masih mau di sini!" Kata Javier sambil berusaha melepaskan diri dari jeweran Rio yang makin menyakitkan. "Apa kamu ngga lihat ada pesan di balik lukisan itu?"

"Kamu selalu mengkhayalkan berbagai macam pesan kalau melihat gambar apapun. Itu ngga penting." Sahut Rio tak peduli.

Dia tidak bercanda. Karena mereka teman sejak kecil, Rio sudah pernah melihat Javier membawakannya batu seakan-akan ada pesan tersembunyi di situ. Padahal itu benar cuma batu. Batu yang bisu, ngga ngomong apa-apa, ngga penting, dan ngga misterius sama sekali.

Setelah bersusah payah, akhirnya Javier bisa lepas dari jeweran jahat Rio. Dia kemudian mengelus-elus telinganya yang sudah perih dan merah.

"Tapi ini bener beda." Kata Javier membela diri.

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang