49. Tidak Sanggup Lagi 2

257 33 0
                                    

Setelah sebulan, akhirnya Hans melihat ada yang tidak beres dari istrinya. Selina terlihat mengurus dan wajahnya semakin suram. Terakhir kali, istrinya itu mendadak menjadi temperamental dan memarahi semua pembantu. Marah-marah itu juga membuat Bian dan Riana ketakutan. Karena itu Hans menyuruh Selina istirahat di kamar dan mendatangkan psikolog.

Hasilnya, Selina memang sedang mengalami depresi sedang ke berat serta gangguan kecemasan. Itu tidak masuk akal untuk Hans yang merasa sudah menyediakan apapun. Selina bahkan tidak perlu bekerja dan menikmati hidup saja. Darimana datangnya depresi dan kecemasan itu sementara tidak ada yang perlu dia cemaskan?

"Apa sebenarnya yang membuatmu stress?" tanya Hans dengan suara tenangnya yang biasa. Bagaimanapun dia tidak bisa membiarkan Selina seperti ini karena akan mempengaruhi kondisi Bian dan Riana.

"Kamu masih ngga ngerti kenapa aku stress?" Selina malah bertanya balik. Dia sekarang hanya bisa melihat suaminya itu sebagai manipulator berdarah dingin yang tidak paham emosi manusia.

"Aku sudah menyediakan semuanya tapi kenapa kamu masih seperti ini?" tanya Hans.

"HANS!" bentak Selina. "Aku sudah ngga sanggup berpura-pura lagi. Aku ngga bisa jadi ibu yang baik apalagi istri yang baik untuk orang ngga berperasaan kayak kamu! Apa kamu pikir semua uangmu itu bisa membuatku menutup mulut atas apa yang kamu lakukan? Setelah menyiksa batinku bertahun-tahun apa kamu merasa semuanya akan teratasi sejauh kamu membayar semuanya? Apa kamu pikir perasaan manusia segitu murah?" omel Selina menumpahkan semua kekesalannya. Suami tidak tahu dirinya ini benar-benar iblis tidak berperasaan.

Melihat emosi Selina, Hans hanya bisa diam.

"Aku cuma pajangan yang dipaksa senyum dan sabar." Lanjut Selina mengeluh. "Gimana caranya aku bisa terus-terusan berpura-pura semuanya baik-baik saja kalau tahu suamiku ngga cinta sama sekali dan aku cuma diperlakukan kayak boneka. Aku juga ngga bisa berhenti karena terjebak. Siapa juga yang bisa tetap kelihatan senang kalau ngga berdaya kayak gini. Aku cuma tahanan."

"Kamu udah bebas melakukan semua yang kamu mau."

"Ngga! Aku ngga bisa melakukan sesuatu yang penting karena kamu. Aku ngga boleh jadi manusia karena kemauanmu."

"Kamu ngomong apa? Siapa yang bisa melarangmu jadi manusia?"

"Sejak menikah denganmu aku sudah tidak merasa seperti manusia lagi. Mana ada manusia yang bisa melihat suaminya terus menerus berselingkuh dan tidak merasa bersalah karena itu. Meskipun kesal, aku bahkan tidak bisa meminta cerai. Yang lebih parah, aku harus terus kelihatan seperti istri yang bahagia dan ibu penyayang. Tidak ada manusia yang sanggup melakukan itu!" keluhan Selina sekarang berubah menjadi isakan memilukan.

Dia tidak sanggup lagi. Kalaupun Hans mengancamnya dengan kontrak, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi psikologinya sudah tidak mengijinkannya untuk melakukan itu semua. Persetan dengan semua kontrak itu. kalau sudah dibuat sinting seperti ini, dia tidak akan pernah bisa memenuhi apapun.

Hans akhirnya hanya bisa menghela nafas. Akhir-akhir ini semua hal menjauh dari kontrolnya dan menjadi tidak terkendali. Apa yang harus dilakukan?

Sayangnya hari itu kondisi yang sudah memburuk menjadi semakin tak terkendali. Semua keluhan Selina akan ketidaksanggupannya memaksa Hans untuk mengakui kalau istrinya tidak sanggup lagi memenuhi peran yang diberikan. Pada akhirnya dia hanya bisa menonton Bian dan Riana yang tidak dipedulikan oleh ibu mereka. Rasa bersalahnya belum selesai ketika dia mendengar berita buruk yang lain.

Dika mencoba bunuh diri dengan memotong pembuluh darah di pergelangan tangannya. Tidak ada yang tahu darimana dia memperoleh pisau untuk melakukan itu. yang jelas kamar Dika sudah dibanjiri darah dan kekasihnya itu harus dibawa ambulans menuju rumah sakit.

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang