82. Alvaro Ruiz

201 28 2
                                    

"Kelemahan?" Tanya Javier untuk memastikan. Dia tidak tahu kemana arah pembicaraan ini.

"Iya. Kelemahan. Jangan sampai kamu memiliki sesuatu atau seseorang yang kelihatannya bisa digunakan untuk mengancammu. Contohnya orang yang kamu sayangi. Mereka bisa digunakan untuk melawanmu." Jawab Alvaro.

Mendengar jawaban itu, awalnya Javier tidak bisa mencerna apapun. Namun, setelah lama berpikir, dia mendapat pencerahan yang tidak mengenakan. Meskipun pencerahan itu seperti memberi jawaban atas belasan tahunnya yang penuh kehilangan, Javier tidak ingin membahas ke arah sana. Dia mengalihkan pembicaraan mereka ke arah lain.

"Kalau begitu menurutmu, apa kamu tidak punya kelemahan?" Javier kembali mengajukan pertanyaan tapi kali ini dia tidak berusaha sopan. Kecurigaannya pada orang di depannya ini membuatnya tidak lagi peduli pada kedudukan maupun penghormatan.

Ayah Javier ini terkenal berdarah dingin dan hanya peduli pada keberlangsungan bisnis keluarga. Karena tidak berperasaan, Alvaro memang kelihatannya bisa mengorbankan siapapun yang tidak menguntungkan. Bahkan pada semua wanita yang bersamanya, Alvaro tidak terlihat hangat. Selalu ada jarak dan ketidakpedulian. Kalau mencocokkan apa yang dikatakan Alvaro dan profilnya, dia memang tidak punya kelemahan.

"Tentu saja manusia selalu punya kelemahan tapi aku menutup kelemahan itu rapat-rapat dan melindunginya dengan ketat sehingga tidak ada yang mampu menjangkaunya apalagi menggunakannya. Itu sama dengan tidak punya kelemahan." Kata Alvaro. Sepasang mata cokelat terangnya yang identik dengan mata Javier, memandang lurus ke mata anaknya. Berbeda dengan tatapan tajam Javier, pandangan Alvaro terkesan lebih dalam sehingga terlihat misterius.

"Jadi kamu ingin aku menutupi kelemahanku sehingga tidak ada yang menggunakannya?"

"Iya. Sekarang karena kamu sudah memiliki kemampuan, kamu harus belajar memahami ini. Jika kamu paham dan tahu apa yang sebaiknya dilakukan, aku akan membantumu menguasai keluarga ini. Bagaimanapun kamu yang paling berbakat di antara saudara-saudaramu."

Di mata Alvaro, Javier yang termuda justru mencapai sesuatu yang lebih tinggi daripada anak-anaknya yang lain. Terlebih lagi, dia memulai semuanya dari nol tanpa bantuan keluarga. Sayangnya, dia memiliki satu kekurangan. Dia tidak memiliki pendukung yang cukup. Setelah membabi buta di masa lalu dan menyerang hampir semua orang, dia punya lebih banyak musuh dibandingkan teman di keluarga Ruiz. Ini harus diperbaiki namun itu sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan.

Yang paling mengganggu adalah sikap Javier yang menunjukkan dengan jelas apa yang dia sayangi dan bagaimana dia akan cepat bereaksi jika itu terganggu. Dengan begitu, mudah sekali bagi orang lain untuk membaca titik lemah itu dan memanfaatkannya. Sampai sekarangpun orang yang dia sayangi masih menjadi titik lemahnya.

Dengan berat, Alvaro melanjutkan. "Aku tahu mamamu berharga untukmu. Tapi dia hanya akan menjadi kelemahanmu. Jadi jangan mencarinya. Meskipun kamu berhasil menemukannya, kamu hanya akan menyusahkan dirimu kalau berusaha membawanya kembali."

Topik itu akhirnya menyeruak ke permukaan dan Alvaro memberi kode kalau dia tahu Javier sedang dalam usaha membawa kembali Maria. Sayangnya, ayahnya ini sepertinya tidak mau itu dilakukan.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Jika ada kesempatan untuk membawa mama kembali, aku akan berusaha." Jawab Javier tidak setuju.

"Belajar untuk paham apa yang terbaik untukmu dan keluarga ini Jav." Bujuk Alvaro lagi.

"Apa menurutmu menghilangnya mama adalah sesuatu yang baik? Apa kamu yang melakukannya?" Tanya Javier. Meskipun sudah curiga, tetap saja Javier ingin mendengar konfirmasi dari mulut ayahnya.

"Itu yang terbaik. Kamu perlu memahami ini." Jawab Alvaro tanpa ekspresi. Dia tidak menentang dugaan Javier. Kalau sudah begini, artinya benar Alvaro yang menghilangkan jejak Maria.

Burung Dalam Sangkar (BxB) [End-Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang