Telungpuluh Songo

205 18 13
                                    

"Ingat kalau ada apa-apa langsung telfon, aku aku mau antar kamu ke Panca Arga daripada ke Artos."

"Ngapain ke Panca Arga, aku mau ke hotel aja!" Lalu memukul lengan Faishal yang sedang fokus menyetir mobil.

"Rumahnya Wina, aku juga nggak yakin kamu bakal betah sama rekanita yang lain. Bukan begitu adik kecil?"

Deandra mengangguk, benar juga yang di katakan Faishal. Yang ada dia malah minder jika bertemu dengan rekanita yang lain. Yang memiliki latar belakang bagus serta paras yang pasti cantik, tipe-tipe bidadari pilihan Taruna. Sedangkan dia, apa yang bisa di banggakan selain mau mengakui dia anak perwira bintang dua? Tidak ada, lagipula juga tidak mau mengakui ayahnya juga jika sudah di depan mereka nanti. Malu, pasti banyak muka dua jika ia sudah mengaku. Ajang pamer lagi, nah itu. Dia saja tidak pernah ikut ayahnya untuk temu kangen atau reuni AKABRI ayahnya. Karena semua tentang dunia ayahnya membuat dia memiliki luka masa kecil.

"Kenalan lagi sama Tante Ari, ingat!"

Kembali lagi Deandra hanya mengangguk saat sudah berada didepan rumah dinas 'Letda Ari Wahyudi'.

Abangnya mengetuk pelan pintu hijau itu dan keluarlah seorang perempuan seumuran ibu mereka.

"Waalaikumsalam, loh Sal! Sini masuk," lalu meminggirkan tubuhnya agar tak menghalangi jalan masuk.

Perempuan itu kembali terdiam saat di belakang Faishal ada seorang gadis berkacamata yang mengikutinya.

"Kamu Deandra?"

Deandra mengangguk lalu tubuhnya di tubruk begitu saja dan di dekap erat oleh perempuan tadi. Erat dan sangat hangat namun jika terlalu lama bahaya juga bisa sesak dia nanti.

"Ya ampun, udah lama banget Tante nggak ketemu kamu ya. Sini sini masuk semua,"

Lalu membawa dua anak manusia tadi masuk ke ruang tamu nya yang nyaman.

"Eh Tante buatin minum dulu ya,"

"Nggak usah Tante, saya ke sini mau titip Deandra."

"Nitip?" Tanyanya heran.

"Maaf sebelumnya, nanti malam di Akmil ada MPT dan Deandra mau ikut nanti malam. Daripada Deandra nginap di Hotel nanti malam saya ijin nitip Deandra di sini Tante kalau nggak keberatan."

"Nggak sama sekali Sal. Tapi Deandra mau datang ke MPTnya siapa? Pacarmu?" Tanya Rini memastikan.

Deandra meringis, "iya Tante, maaf kalau aku ngerepotin."

"Nggak Ren, Tante seneng ini kalau rumah ada yang ngisi lagi. Wina aja sekarang pendidikan habis lulus nanti pasti nggak di sini. Anak kedua Tante juga kuliah di Jogja, sepi."

"Makasi ya Tante, saya jemput lagi nanti malam kalau udah selesai."

"Loh kok nanti malam, nggak besok aja. Masih ada pesiar satu kali sebelum berangkat ke Jakarta kok."

"Ya nanti gimana aja Tante, soalnya bapak sama ibuk lagi ambil cuti jadi mau kumpul keluarga juga."

Deandra mengangguk membenarkan. Kedua orang tuanya sedang cuti sebelum di mutasikan ke Jakarta. Ia harus memanfaatkan waktunya benar-benar karena Jakarta ke Solo lebih jauh dari Solo ke Malang.

Sorenya Deandra berangkat bersama Tante Rini yang kebetulan akan menjemput suaminya pulang dinas. Memakai sepeda motor dan memasuki gerbang Akademi Militer yang sudah ramai.

"Maafin Tante ya Ren, tapi kamu tetep cantik walaupun terkena angin Magelang." Ucap Rini setelah menurunkan Deandra di belakang bus Akmil yang menurunkan para rekanita.

GambuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang