Telulas

186 16 0
                                    

"Hebat juga kamu Dip," komentar itu pertama kali muncul saat Dipta menyelesaikan ceritanya. Tentu saja melewatkan bagian dimana ia sering curhat pada Deandra bagaimana keluarganya.

"Aku awalnya nggak nyangka ternyata kalau ada pawangnya manusia senakal apapun bisa berubah tapi ternyata gini,"

Hamid mengangguk, "terus kalau kamu kepikiran jadi tentara itu darimana?"

"Sejak aku ikut paskib dan tau rasanya gimana jadi bagian anak negara," juga pingin keluar dari rumah. Lanjut laki-laki itu dalam hati, kembali ia membuka ponsel nya. Kali ini ia membuka aplikasi Instagram dan menemukan kekasihnya sudah mengunggah sebuah lagu request nya.

Hatinya menghangat setelah mendengar suara Deandra yang menyanyi sambil memetik gitar di sana. Deandra memang bisa memainkan gitar, karena di besarkan di lingkungan seni. Sampai Hamid di buat bingung dengan Dipta yang tersenyum seperti orang gila, tetapi setelah mendengar dan melihat seseorang menyanyi di akun @Rayuara_ membuatnya paham.

"Suaranya bagus banget ternyata, yang kaya gini masih ada stoknya nggak Dip? Kalau masih aku juga mau."

Dipta mendengus kesal setelah itu, "nggak ada Bang! She is the one and only for me!"

"Asem, ya biasa aja lah!" Menoyor kepala Dipta dan tertawa setelah itu, sementara Dipta hanya menyipitkan matanya menatap Hamid yang terbahak.

"Tak follow Yo?" Tanyanya setelah itu,

"Silahkan asal jangan di tikung aja habis itu, kalau sampai terjadi aku nggak perduli kamu atasan ku Bang. Baku hantam di tempat deh,"

----•••----

Waktu berselang dan dua tahun itu bukan waktu yang singkat. Dua tahun yang menjadikan Dipta menjadi Sersan Taruna dan kini Deandra baru merasakan sendirian sebab Cahyo menyusul Dipta di Lembah Tidar. Ia menghela napasnya pelan saat sudah selesai dengan materi yang di bawakan oleh dosen. Sebenarnya bukan materi tetapi hari ini nilai UASnya turun, lagipula besok dia sudah mulai libur semester. Lantas ia mengusap wajahnya kasar karena entah kenapa hari ini ia sangat lelah. Lelah karena masih memikirkan omongan Anggoro beberapa Minggu yang lalu. Karena Anggoro masih saja gencar mendekatinya. Untung saja setelah itu ia menghindar dan selalu tutup mata saat menjumpai Anggoro.

Tetapi ia juga kehilangan teman untuk hunting foto karena hal itu. Karena fotografi adalah salah satu hobi terbesarnya.

"Kalian mau main ke rumah ku nggak?" Tanyanya pada Gelis yang makin hari makin membuat Deandra kagum, ya karena Gelis menjadi idola se angkatan.

Idola karena Gelis bisa menjadi salah satu kandidat Putri Indonesia. Saat berjalan beriringan dengan Gelis maka dia akan merasa seperti arang, walaupun dia sudah agak berubah karena perawatan yang di berikan oleh bundanya sejak saat itu. Di tambah lagi dengan body nya yang seperti model profesional. Hei, nyaris tak ada kekurangan jika di lihat dari fisik temannya itu. Tapi jika di lihat dari kelakuannya yang sedikit ajaib maka itu yang bisa di imbangi untuk Deandra.

"Maaf ya Ra, aku nggak bisa. Kan aku harus,"

"Harus apa nih? Ke salon?"

"Salon mulu habis lah uang ku sayang,"

"Ra, Lis gue duluan ya? Mau berangkat Jogja nih," ucap Jordan lalu melenggang pergi begitu saja,

Deandra melihat Jordan malas, "Jordan tai,"

"Dia mau lihat Malioboro Jazz, mau ikut? Aku bawa mobil nih kita langsung cuss ke sana kalau mau."

GambuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang