Sore yang panas menembus lantai IGD rumah sakit di daerah Surakarta. Ramai pasien berlalu lalang memasuki pintu kaca lebar yang di depannya terdapat para satpam sigap membantu orang-orang. Salah satu paramedis di sana mendengus karena meyakini salah satu dari petugas yang berjaga pasti ada sosok pembawa sore ini.
Mari kita mundur dulu beberapa alur sebelum melihat Deandra yang kini sudah menjalani harinya seperti biasa.
Brankar yang di tiduri Deandra mulanya di datangi oleh seorang dokter perempuan berkerudung biru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
Seorang dokter yang amat di kenali Wildan sejak dirinya menjadikan warnet sebagai rumah keduanya. Warnet adalah rumah kedua ketika Egi memutus akses komputer di rumah dinas. Barang siapa yang terlalu lama menguasai PC maka akan di bekukan akses memegang benda itu selama satu minggu. Maka dengan itulah ia selalu menyempatkan ke warnet atau PS demi bermain konsol game di sana. Bahkan ia memiliki nomor komputer sendiri di tempat itu. Tapi nomor itu pula ada seorang perempuan yang selalu mendahuluinya. Gadis hitam berambut panjang dengan bau matahari setiap kali ia menemuinya di bilik komputer incarannya. Dengan berat hati pula mereka membuat kesepakatan bersama agar adil. Karena mereka sama sama engan memakai komputer lain, keyboard di sini yang paling sehat, begitu alasan keduanya.
Dan saat ini dengan baju scrub nya terdapat bordiran nama Alia Winata, dr. Setelah lima bulan tak bertemu dengan Lia, akhirnya di pertemukan juga, tapi tidak begini situasinya. Padahal dia ingin mengajak teman PS nya itu bertemu nanti malam. Mungkin akan tertunda lagi.
Jauh sebelum Faishal mencoba mendekati Alia dengan melipir keluar saat Deandra sudah mendapat kamar rawat inap. Wildan tahu jika Faishal meminta kontak perempuannya, tengik sekali menyebut perempuannya. Padahal ia lebih suka memanggil Alia dengan sebutan Liuk. Sangking kesalnya dulu karena gadis itu selalu enggan mengalah saat waktu yang mereka sepakati habis, maka munculnya panggilan Liuk.
Pantas saja rona wajah Faishal menjadi secerah bohlam lampu walaupun akan kembali ke tempat dinasnya esok pagi.
Awalnya dia menganggap itu hal biasa karena ia tahu jika Liuk bisa menangani abangnya itu. Namun ternyata ia salah, ia terlalu meremehkan hal yang ia kira enteng. Berulang kali gadis itu mengatakan jika dia sudah panas mendengar Faishal yang tidak ada angin tidak ada hujan ingin mengajak menikah secepatnya. Jika bisa ia harus lebih dulu dari adiknya yang akan menikah tiga bulan lagi. Ternyata laki-laki itu masih sedikit gengsi di langkahi adiknya.
Enak aja cuk! Begitu batin Wildan yang ingin ia mendengus keras di depan wajah Faishal.
Dengan berat hatipula ia mengijinkan Alia untuk menyebut Wildan sebagai pacarnya. Padahal sebenarnya mereka berdua tidak memiliki hubungan spesial apapaun. Melainkan hanya dua anak manusia yang saling menunggu. Alasan lain Wildan tak mengijinkan Alia dari awal menyebut namanya di depan Faishal karena ia tak mau ribut masalah perempuan degan saudara kandungnya. Dan selama ini kedekatan keduanya tidak di ketahui siapapun. Kecuali Nuraeni yang memang diam diam sudah tau.
Ya kembali lagi, Wildan seratus persen sudah menduga jika Faishal tak mau mengalah dengan dirinya. Karena katanya yang muda harus mengalah demi si paling tua. Geram sekali dia mendengar itu.
Di antara aroma perang saudara yang mulai tercium ada Alia yang malah merasa bersalah karena membuat dua saudara bersitenggang. Karena itulah gadis itu menghindar dari keduanya sampai Wildan sedikit uring uringan dengan keputusan sepihak Liuk.
Faishal asu! Begitu pisuhan Wildan pada Deandra semalam sebelum akhirnya ia di minta menemui Alia.
Dengan di temani Arya yang sekarang lumayan sering bertemu karena mengurus kelengkapan berkas pengajuan. Kaca besar di samping kanannya menampilkan KA Batara Kresna melintas pelan di rel. Beruntung sekali bisa melihat Batra Kresna, karena kereta tersebut hanya memiliki dua jadwal saja. Iya, kereta tadi di jalanan kota. Di jalan Slamet Riyadi itu ada sebuah rel khusus untuk kereta lokal Batara Kresna. Kereta yang berjalan berdampingan dengan kendaraan di jalan, kecepatan kereta itu hanya sekitar 40 km/jam. Selain KA Batara Kresna ada juga kereta uap Jaladara yang melintasi rel itu. Tapi kereta uap tadi hanya akan beroperasi jika ada jadwal perjalanan sejarah saja. Biasanya untuk menaiki kereta itu perlu ikut sebuah tour, karena pemilik tour tadi yang akan menyewa perjalanan kereta uap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambuh
Romance"Lalu apa, jangan buat aku benci diriku sendiri karena kamu pergi dari ku Ra." "Aku cuma ngerasa kalau aku nggak guna kali ini. Kamu curhat sama aku tapi aku sendiri nggak tau harus kasih saran apa ke kamu. Karena kalaupun aku kasih saran ke kamu...