Limo

264 25 0
                                    

Teko Mlaku - Manungso Ora Toto

Pas wingi Kowe mbenjani janji

Ra tak tangusi Jo meneh tak gondeli

Tak nei ati, ora ngerteni

Dasare kowe ra nduwe ati

Aku ning kene mbok sepelekne

Ra tau ngatekne aku sing medulekne

Kowe kuwi jan manungso ora toto

"Cahyo ngopo to Ra? Kok galau gitu." Tanya Faishal pada adiknya yang sedang memakan mie rebus buatan Paklik nya.

"Di tinggal pacarnya yang sekarang keterima di UI. Katanya yang perempuan minta putus pas dia keluar gerbang Akmil, Abang tau kan pas pengumuman kemarin. Udah gagal terus putus sama pacarnya,"

"Ayakno kok sajak e koyo wong ra nduwe semangat urip. Mati segan hidupun enggan,"
[Pantesan kok kelihatan nggak punya semangat hidup]

Deandra hanya mengerdikkan bahunya dan kembali memakan mie yang masih mengepul uapnya. Lalu Faishal pun hanya tertawa mengejek sepupunya yang sedang menyanyi di bawah Bougenville. Ada sebuah stage kecil di angkringan milik Kakung nya, stage yang memisahkan tempat dimana gerobak angkringan dan meja makan.

Malam ini kedua kakak beradik itu sedang berkumpul. Karena Faishal sedang lepas dinas dan kini waktunya merecoki adiknya. Sembari menikmati makan gratis di HIK milik Kakung. Jika kalian tak tahu HIK itu singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung, sebutan itu mungkin hanya orang orang sinilah yang familiar. Selebihnya mereka lebih kenal dengan sebutan angkringan,

"Besok kamu belajar naik motor ya? Kasihan Cahyo harus antar jemput kamu terus kalau kuliah."

"Aku udah belajar sih Bang," gadis itu mengingat ingat kejadian dimana ia belajar motor bersama Cahyo tempo hari.

"Aku wedi Yo,"

"Kapan iso ne , tiap mau di ajari alesan takut mulu. Lo mau buat gue repot terus apa? Tiap keluar rumah 'Yo anterin' 'Sat ayo ke indomaret' 'Yo kumpul Ambalan yuk!'. Kalau gue nggak ada di rumah Lo mau minta anter siapa?" Oceh Cahyo sambil memutar mutar kunci di tangannya,

"Kakung, tapi,"

"Nah kan, ayo lah Ra lagipula Lo udah cukup umur kok buat dapat SIM. Wissss ayo!" Dia menarik paksa tangan Deandra dan mendudukkan gadis itu di jok depan. Sementara dia di belakangnya.

"Beneran nih Lo mau ngajarin gue?" Tanya gadis itu ragu,

"Ck terlalu banyak bac*t, oke sekarang Lo masukin kuncinya. Stater pake kick stater jangan pake double stater." Suruhnya yang Deandra turuti dengan pelan,

"Tenang jangan kaku, tangan Lo kaku banget sumpah!Hahahaha, coba pegang gas nya tarik pelan pelan ya." Dengan pelan tapi pasti ia menarik stang gas di tangan kanan tapi,

Terlalu dalam ia menariknya sampai hampir menabrak tugu rumah milik Kakung nya.

"Bangcad! Pelan pelan aja cuk, ajim huh. Oke oke oke, pelan aja. Hanjir gue kok mendadak deg deg an ya woy! Gini aja dah, gue dulu yang pegang gas nya cari jalan sepi di tengah sawah itu."

Deandra hanya diam dan duduk di depan seperti anak kecil yang di bonceng ayahnya. Tak jarang Cahyo memainkan dagunya di atas rambut gadis itu.

"Oke Ra, Lo pegang gas nya ya. Jangan takut ya, gue ada di belakang Lo ini. Nempel pulak!!" Greget nya di belakang gadis itu,

Pelan pelan dia menarik gas dengan mendengarkan instruksi Cahyo yang memegang kedua pundaknya.

GambuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang