Dua orang yang tertidur tadi sudah mengumpulkan nyawanya tepat pukul tiga sore. Pulas sekali tidur dalam kondisi seperti itu selama dua jam. Tapi benar apa yang di katakan Cahyo tadi, seragam milik Dipta di tinggali karya seni abstak oleh Deandra. Walaupun laki-laki itu tak masalah karena ia masih memiliki seragam lain. Toh sah saja jika di dalam rumah memakai baju biasa.
Dan ini adalah hari kedua cuti milik Dipta yang masih di habiskan dengan Deandra. Karena untuk apa juga ia berdiam diri di rumah yang sepi aktivitas di dalamnya. Apalagi kedua orang tuanya yang sedang bersitegang.
Hari ini jadwal Deandra menemani Dipta untuk acara yang di adakan oleh Korps Solo. Gadis itu sudah keluar dari kamar dan menemui Dipta yang sudah menunggu di ruang tamu dengan pakaian pesiar malamnya. Terlihat menawan dengan beberapa atribut yang menempel di seragamnya.
"Dipta," panggilnya pelan saat mereka sudah masuk ke dalam mobil setelah berpamitan pada orang-orang. Termasuk dua abang yang masih setia berjaga setiap sore. Dan tentu saja sudah melewati protap yang di sediakan kedua pengawal itu,
"Ya?"
"Aku nggak malu-maluin kamukan?" Tanyanya dengan menarik pelan sabuk pengaman.
Dipta menggeleng, "kamu pakai make up?"
"Kenapa? Menor ya, aku hapus aja kalau jelek Dip." Rancau gadis itu dengan melihat wajahnya di kaca kecil yang ia bawa,
Dipta menggeleng dan menarik tissue di dasboard lalu menghapus sedikit pemerah bibir gadis itu, "kamu nyaman nggak sama kamu yang sekarang?" Tanyanya setelah kembali duduk di kursi semula, tapi masih menghadap Deandra.
Gadis itu diam, tapi dari gelagatnya ia terlalu ketara kurang nyaman dengan apa yang dia kenakan sekarang.
"Kalau nggak nyaman nggak usah pakai makeup. Semua itu kembali ke diri kamu sendiri Deandra kalau kamu nyaman silahkan. Tapi aku suka kamu yang apa adanya seperti biasanya."
"Tapi Dip, kan sekali-kali keluar dari zona nyaman nggak papa. Masa iya aku temani kamu tapi nggak pakai apa apa, yang ada nanti malu-maluin kamu. Padahal kan pacar kalian itu pada cantik semua,"
"Keluar dari zona nyaman itu nggak ada salahnya. Tapi dengan keluar dari zona nyaman dan membuat jati dirimu ilang itu yang salah. Dan kamu nggak perlu bandingkan dirimu dengan orang lain yang ada di sekeliling ku nanti. Toh aku milih kamu," lalu melihat Deandra yang nampak berpikir, "jadi? Kamu nyaman nggak pakai makeup mu itu? Kalau nggak boleh kok di hapus, aku tunggu."
Deandra menggeleng, "nggak papa, ini cuma tipis dan nggak ada salahnya juga kalau pakai."
Lalu Dipta tersenyum mendengarnya, "berangkat sekarang?"
Tapi setelah itu terdengar suara orang mengetuk kaca mobilnya. Ada Cahyo dengan PDU sedang berdiri di samping kaca mobil Dipta, lalu sang pemilik mobil membuka kaca.
Melihat sudah di bukakan kaca mobil laki-laki itu menghormat, "mohon ijin Sersan! Ijin saya ikut ikut berangkat bersama sersan, ijin petunjuk sersan."
Laki-laki bernama Dipta itu menghela napasnya lalu menatap Deandra yang megerdikkan bahu. Sebenarnya ia akan mengajak Deandra ke tempat langganan mereka dan menuang curhatan yang ia tahan selama berminggu-minggu. Tapi jika di tolak kasihan juga, "Yo, bawa mobil sendiri lah. Gangu aja kamu,"
Itu bukan suara Dipta tapi Deandra,
"Siap, ijin terimakasih." Lalu membuka pintu belakang dan duduk di sana.
"Loh Deandra kan nggak ngebolehin elo Sat! Main nyelonong aja lo!" Sungut Dipta pada manusia satu itu,
"Anterin sampai Mangkunegaran dong," Ucapnya setelah itu dan melepas pet yang ia pakai.
![](https://img.wattpad.com/cover/287445194-288-k945570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambuh
Romance"Lalu apa, jangan buat aku benci diriku sendiri karena kamu pergi dari ku Ra." "Aku cuma ngerasa kalau aku nggak guna kali ini. Kamu curhat sama aku tapi aku sendiri nggak tau harus kasih saran apa ke kamu. Karena kalaupun aku kasih saran ke kamu...