"Alhamdulillah sohib ku unoff sarjana!" Kata Gelis sesaat setelah Deandra keluar dari ruangan sidang.
Dengan semangat gadis itu memberikan bouquet berisikan Snack kesukaan Deandra. Dan beberapa teman nya menyampirkan selempang dengan gelar S.Si.
Sebuah gelar yang ia perjuangkan selama tiga setengah tahun ini. Di warnai drama ABC setiap langkahnya tapi semua itu sudah usai setelah ia di nyatakan lulus. Dengan IPK yang menurutnya memuaskan, bahkan amat memuaskan baginya.
Tanpa di dampingi keluarga nya karena semua sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Apalagi paklik dan bulik nya sedang ada job di luar kota memboyong Mbah Uti. Sementara Faishal yang sedang mengurus satuan karena ada kunjungan dari Pangdam. Wildan yang ia kira bisa menyempatkan waktu untuk pulang lagi namun ternyata malah layar ke Kupang. Yah minimal ia masih punya teman yang menyambutnya. Bisa membawa pulang oleh-oleh begitu banyak juga sudah bahagia.
"Ini dari Dipta Rennn! Katanya maaf nggak bisa datang," Gelis menyerahkan sebuah bouquet berisikan coklat Ferrero,
Dipta? Yah perdebatannya beberapa Minggu yang lalu akhirnya bisa mereda juga walaupun masih agak canggung jika saling telfon. Mungkin hubungan mereka bisa di bilang mulai dari nol lagi.
"Bang Arya mana? Aku mau tptp sama dia tapi malah nggak ada."
Deandra mendelik saat Gelis menyebut Arya. Ada, Arya sudah pulang namun masih dinas sekarang. Paling nanti malam juga datang seperti jailangkung, yah seperti biasa datang tak diundang pulang tak diantar. Begitu lah teori kedatangan Arya,
"Cari aja di Kartosuro,"
"Sebenarnya aku itu masih bingung ya, kadang nyebut daerah di sini nggak sesuai sama tulisannya. Solo yang pakai huruf o aja bacanya bukan s o So l o Lo Solo tapi Sóló pakai O miring kan? Seolah-olah pakai huruf a." Tanya Gelis yang di anggukki Deandra. Hufur O di baca seperti membaca 'sol sepatu'
"Kartasura yang tulisannya pakai A malah di baca Kartosuro. Salatiga yang pakai A juga di baca Sólótigó. Apalagi ya,"
"Jogja dadi Yogjo,"
Deandra hanya mengangguk-angguk mendengarnya. Biarkan anak rantau ini belajar menjadi anak Solo yang baik dan mengerti menjadi masyarakat nya.
"Surakarta di baca Surokarto nggak Ren?"
"Boleh aja kalau mau,"
"Ih beneran tau, di Magelang teh bahasa Jawa nya beda sama yang di Solo. Padahal sama-sama dari Jawa Tengah,"
"Mau belajar bahasa ngapak nggak?" Tanya Deandra, padahal sebenarnya dia sendiri yang mau belajar Ngapak.
"Yang pake inyong itu kan? Itu lebih baru lagi buat aku, hmmm bentar."
"Apa, eh aku mau tanya jadwal wisuda dulu ya. Habis itu tak ajak ke studio,"
"Boleh, udah jadi ya studiomu?"
"Udah,"
----•••----
Deandra sedikit memincingkan kacamatanya saat melihat penampilan studio yang baru saja finishing kemarin. Ia tak menyangka rumah kecil ini bisa menjadi studio yang keren.
Kemarin ketiga laki-laki itu membeli rumah di paling pojok perumahan. Dengan dalih harga yang murah, ya biar saja toh malah tidak memakan banyak biaya. Karena biaya bisa di alokasikan ke renovasi nya. Semula rumah ini hanya satu lantai namun karena bangunan yang kokoh menjadi dua lantai setelah pertimbangan sulit. Lantai satu yang berisikan dua kamar, ruang tamu dan dapur di lebur menjadi satu tanpa sekat. Hanya menyisakan kamar mandi di ujung ruangan yang di sembunyikan dengan trik. Di lantai dua ada ruangan kerja yang juga di pakai untuk istirahat. Sudah lengkap dengan set komputer serta beberapa tripod, lighting serta alat penunjang lain. Dan di setiap sudut lantai satu di buat agar bisa gunakan untuk spot foto. Bahkan dapur pun di buat sedemikian rupa. Ia tidak tau berapa banyak uang yang ketiga orang itu habiskan untuk merenovasi rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambuh
Romance"Lalu apa, jangan buat aku benci diriku sendiri karena kamu pergi dari ku Ra." "Aku cuma ngerasa kalau aku nggak guna kali ini. Kamu curhat sama aku tapi aku sendiri nggak tau harus kasih saran apa ke kamu. Karena kalaupun aku kasih saran ke kamu...