D E A N D R A
Aku menggelengkan kepalaku pelan saat mendengar bunyi dengungan setiap mengambil napas. Aktifitas ku selama satu bulan yang padat berdampak pada imunitas ku yang menurun dan terkena flu.
Ku tarik napasku yang terasa berat beberapa hari ini. Mungkin atshma ku kambuh, atau memang kambuh. Padahal semalam aku sudah meminum dua butir salbutamol yang ada di dalam tas ku. Namun bukannya mereda malah badan ku bergetar hebat dan detak jantungku berdegup kencang setelahnya. Hanya beberapa jam, setelah itu berangsur membaik kembali. Tapi pagi harinya dadaku kembali sesak lebih parah dari kemarin.
Sejenak pikiran ku mundur mengingat aktifitas yang padat selama satu bulan. Itu semua karena aku ingin melupakan bagaimana keadaan Dipta sekarang. Karena di saat aku memiliki waktu luang maka aku akan terus mencari tahu bagaimana dia di sana. Tapi, Dipta menutup semua akses media sosialnya untukku.
Selama itu pula aku menyibukkan diri dengan memadatkan semua jadwal. Pagi hari sampai jam 4 mengajar di sekolah, sampai rumah kembali ke studio untuk melakukan sesi foto indoor. Lalu saat weekend yang biasanya kami hanya mengambil 3 job dalam satu bulannya maka setiap Sabtu atau Minggu jika ada klien akan di ambil olehku. Tim yang semula tim inti ku bagi menjadi dua tim agar bisa mengcover semua sesi. Tak jarang pula aku tidur di studio untuk mengedit album yang akan di serahkan ke klien.
Dan pagi tadi saat aku akan berangkat ke Solo di sebuah gereja mengambil foto sebuah pemberkatan, ada Wildan yang sudah datang dengan PDLnya. Mbah kakung juga sudah mengadukan semuanya ke Wildan. Alhasil job kami di Solo di tangani langsung oleh Awan dan teman teman komunitasnya.
"Ra?" Panggil seseorang yang kini masuk ke dalam kamar ku, ada Bang Wildan yang sudah siap dengan pakaian olah-raga nya.
"Ha?"
"Kamu nggak papa kan? Kalau masih sakit di rumah aja, biar aku sama Cahyo aja."
"Nggak ah, a..aku bosan di ru...mah." Sedikit terbata aku mengucap kalimat itu karena dadaku mulai sesak.
"Deandra?" Panggilnya lagi dan mendekat ke arahku, tapi ku dorong bahunya dan berlalu pergi mengambil sepeda.
Lalu perjalanan dimulai, Cahyo---yang kebetulan longweek dan Bang Wildan berlari sementara aku mengikuti dari belakang dengan mengunakan sepeda. Pelan pelan saja tapi bisa mengimbangi mereka. Awalnya bisa tapi lama-lama aku memelankan laju sepeda saat sudah hampir sampai jalan raya. Lebih pelan lagi saat berada di jalanan masuk menuju asrama. Rasanya capek sekali entah kenapa, dadaku merasa di tekan kuat dan engap.
Ku pelankan lagi kayuhanku saat mencapai gerbang dalam dan berhenti di pinggir jalan. Duduk di pinggir jalan dan mengambil botol air minum yang sudah ku siapkan di sepeda. Harap-harap rasa capek itu akan hilang saat meminum air putih yang segar. Tetapi tidak, dadaku semakin di tekan tekan dan ku pukul pelan dengan tanganku. Sesak sekali rasanya, napasku putus putus dan rasanya berat dan sempit sekali saat mengambil napas. Hingga aku sendiri tak bisa menguasai diri sampai tarikan napas ku semakin cepat bahkan aku tak bisa membuka mataku. Dengan sisa tenaga ku lirik pelan ponsel yang ada di tangan dan menghubungi satu nomor. Aku tak kuat juga harus memanggil Cahyo dan Bang Wildan yang sedang lari, sialnya mereka ada di ujung timur sedangkan aku di ujung barat dekat dengan tulisan. Satu panggilan langsung terhubung dan aku amat bersyukur, ku kumpulkan tenaga ku saat itu juga untuk berbicara. Bayangan bayangan hitam saat aku memejamkan mataku berdatangan. Aneh, ada hewan yang di kerangkeng dan ada yang di luar. Yang di luar menunggu giliran masuk ke dalam kerangkeng itu. Menunggu giliran, membuka pintu lalu masuk dan terjadi berulang kali setiap aku mencoba menarik dan membuang napas. Hanya gelap dan bayangan itu saja yang ada sekarang. Sisanya aku tak dapat merasakan apapun selain napas ku yang berat dan tak bisa membuka kedua mata ku. Semua hanya gelap dan berat,
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambuh
Romance"Lalu apa, jangan buat aku benci diriku sendiri karena kamu pergi dari ku Ra." "Aku cuma ngerasa kalau aku nggak guna kali ini. Kamu curhat sama aku tapi aku sendiri nggak tau harus kasih saran apa ke kamu. Karena kalaupun aku kasih saran ke kamu...