Limolas

174 16 2
                                    

Our deeptalk time_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Our deeptalk time_

-----•••-----

Pukul sebelas lebih lima belas malam Deandra sudah sampai di rumah dengan selamat. Lewat satu jam dari jam malam Deandra sesuai perjanjian dari dua abangnya. Ini semua gara-gara Cahyo yang menyusahkan, ternyata Cahyo dan Mayang berjalan ke Kraton Surakarta. Entah apa motifnya tapi yang jelas itu menyusahkan Dipta! Setelah mengantar tiga anaknya kembali ke rumah yang tak di pakai keluarga Dipta dan dia harus menjemput Cahyo. Alhasil ia kena marah Wildan dan Faishal yang masih setia nongkrong di hik milik Kakung mereka.

"Dulu kalau main sama Dipta juga sering pulang malam kaya gini?" Tanya Wildan saat ketiga kakak beradik itu sudah ada di dalam kamar milik Deandra,

Gadis itu mengangguk dan berbaring di kasur empuknya, "kalau pas ada lampion kita sering pulang malam tapi sama Cahyo juga, lagipula kita berangkat jam sembilan masa iya pulang jam sepuluh."

"Lagipula tadi juga denger sendiri kan kalau Dipta harus jemput Cahyo."

"Yang di maksud anak anak tadi siapa? Jangan-jangan kalian udah beranak pinak lagi!"

Deandra melemparkan bantal nya pada Faishal, "lambemu Mas! Ijik polos aku ki,"
[Mulutmu Mas, aku masih polos ini]

"Polos njobone, njerone wis buthek. Kamu aja kuliah jurusan biologi, masa iya nggak pernah bahas kaya gitu?"
[Polos luarnya, dalamnya sudah keruh]

Dahi gadis itu mengernyit lalu tersenyum menggoda, "kaya gitu gimana nih?"

Faishal dan Wildan mendadak diam mengetahui guyonannya di balas oleh Deandra, "kamu nggak usah sok polos ya, kamu cewek sendiri loh di sini."

"Emang kalau cewek kenapa? Kalian kan abangnya Deandra,"

"Nggak takut di apa-apain nih? Kita laki-laki beneran loh," jawab Faishal lalu merangkul adiknya----Wildan yang memilih diam dan tetap waras.

"Emang kalian mau jadi bencong? Atau mau di kebiri aja?"

Dua laki-laki itu mendengus kesal dan menarik adiknya untuk duduk di lantai.

"Ra, kamu selama pacaran sama Dipta beneran nggak ngapa-ngapain kan?" Tanya Wildan setelah itu,

"Nggak,"

"Bohong kalau nggak pernah ciuman, gandengan tangan, rangkulan, pelukan." Sindirnya setelah itu yang membuat Deandra meringis, 

"Sering?"

Deandra mengangguk ragu, "kalau cuma gandengan tangan mah tiap hari, tapi kalau masalah ciuman dia walaupun kelihatan nakal gitu tetep takut kalau Kakung megang keris. Jadi bisa di hitung jari,"

"Hug?"

Gadis itu menunduk lalu memainkan tangannya, "pernah waktu di parkiran sekolah, waktu itu aku hampir aja aku kena bully satu sekolah kaya dulu,"

GambuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang