Siang ini rencananya selepas kuliah Dipta akan menjemput ku karena memenuhi undangan untuk alumni SMA kami. Acara 'Kesan Pesan Alumni' yang mana para alumni akan mengisi kegiatan pembukaan tahun ajaran baru. Padahal aku sudah bilang pada Dipta bahwa aku masih ada rapat koordinasi untuk kegiatan PKKMB bulan depan. Tetapi dia kekeuh mengajakku ke sekolah dengan dalih jika aku tak ikut maka dia juga tidak datang.
Karena itu juga yang membuat adik kelas kami membujuk bujuk rayu ku untuk datang agar Radipta juga datang. Tapi mau bagaimana lagi jika dia sudah begitu? Toh meluangkan waktu satu sampai dua jam untuk kembali ke sekolah tak ada salahnya juga, selagi panitia lain memberi ku ijin. Pun aku pasti mendapat bagian dokumentasi kok, pasti lah mau di tempatkan di mana lagi jika bukan di sana. Tapi selain dokumetasi juga mengisi satu lagu di panggung, salah memang mengeluarkan bakat di sini. Yang ada akan selalu di cari para panita yang haus akan talent emas seperti ini. Tentunya dengan meminimalisir pendapatan. Alhasil kamera ku yang belum genap setengah tahun sudah memiliki jam terbang yang tinggi.
Aku menunggu laki-laki yang memiliki nama Dipta itu di pinggir danau dan duduk di bangku dekat dengan Fakultas Pertanian. Menghadap danau yang sebenarnya aku menggaruk garuk telinga ku, ini danau atau sungai? Tapi ya sudahlah ikan saja senang bahkan sampai besar besar begitu.
Tanpa Gelis dan Jordan yang masih ada kelas. Sebuah mobil putih berhenti di gapura danau dan dengan sedikit berjalan cepat aku menghampiri Dipta agar dia tidak menampakkan diri terlalu lama di luar. Ternyata aku tidak terlalu suka dengan para wanita yang memandang laki-laki ini. Bahkan beberapa ada yang terang-terangan meminta ku dan Gelis untuk mencarikan bangsa Dipta?
"Kenapa cemberut?" Tanyanya dan mulai memutar kemudi,
Aku menggeleng, "nggak papa,"
Padahal kemarin aku juga sempat melihat wajah Dipta masuk ke beranda tik tok. Sebuah postingan yang memperlihatkan Dipta sedang mengawal GSCL di Magelang karena laki-laki ini merupakan Poltar. Dalam postingan berjudul 'tik tok do your magic' dan sebagai manusia yang lumayan aktif memainkan aplikasi itu untuk mencari uang jajan pastilah ada yang tahu dan menyebut akunku. Tapi jangan di kira aku suka membuat video dengan Dipta, kebanyakan hanya berisi lagu yang sedang ku nyanyikan dengan iringan gitar. Hanya dua video yang menampilkan aku dan Dipta dalam satu frame.
"Udah ketemu sama yang nyebut di Vidio kemarin?" Sindirku yang membuat dia mengangkat alisnya dan terkekeh,
"Masih belum selesai juga nih bahasnya? Ternyata seru juga lihat kamu cemburu,"
Aku mendengus kesal setelahnya, "tau ah!"
"Hahahahahahaha, nggak gitu sayang. Habis ini aku traktir makan deh," dengan satu tangannya menepuk kepalaku pelan,
---•••---
Selepas mengisi acara tadi kurang lebih dua jam akhirnya kami memutuskan untuk kembali lebih awal. Karena Dipta harus memenuhi janjinya untuk mengajak ku makan dan aku harus cepat pulang karena Faishal sudah mulai ngamuk di sana. Tugas ku tidak boleh terbengkalai. Ada setumpuk laprak yang sudah meminta di belai di sana. Aku suka praktik nya tapi aku benci lapraknya.
"Beneran cuma rice bowl ?" Tanyanya setelah kami memasuki area food court,
Aku mengangguk dan menarik jaketnya, bahwasanya Dipta sedang menutup pakaian pesiar dengan jaket coklat, "itu nggak tau pingin mengenang Dipta garing yang tiba-tiba ngasih aku gituan,"
Ku lihat dengan ekor mataku Dipta mesem singkat, sangat singkat karena dia selalu memasang wajah datarnya tiap memakai seragam, "jangan di ingat terus, aku sendiri bingung kenapa bisa dapat ide kaya gitu."
"Tapi aku suka daripada kamu kasih aku bunga atau coklat kek manusia biasanya."
"Oh iya kamu manusia istimewa jadi harus beda juga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambuh
Romance"Lalu apa, jangan buat aku benci diriku sendiri karena kamu pergi dari ku Ra." "Aku cuma ngerasa kalau aku nggak guna kali ini. Kamu curhat sama aku tapi aku sendiri nggak tau harus kasih saran apa ke kamu. Karena kalaupun aku kasih saran ke kamu...