EMPAT BELAS

26 4 0
                                    

"Mave! Leah nggak ada di kamarnya! She is gone!" seru Asher yang berlari masuk ke dalam ruang sarapan khusus Universitas Pelita Kasih dengan terburu-buru setelah membangunkan semua mahasiswa yang berada di lantainya itu. Nafasnya terengah-engah, membuatnya harus mengambil jeda terlebih dahulu sebelum melaporkan detail lengkap kejadiannya pada sang ketua koordinator.

Mave yang melihat kepanikan dari sahabatnya itu pun langsung menaruh piring makanan yang baru saja ia isi dengan sandwich yang baru saja ingin ia panaskan dan berikan pada perempuan yang saat ini tengah mengambilkan dirinya kopi. "Coba atur nafas lo dulu dan ceritain sama gue tentang kejadiannya itu kayak gimana. It doesn't make any sense that she is gone. Gue baru aja liat dia tadi sebelum turun kesini," ujarnya. Mave memang sempat berpapasan di lift dengan Leah.

"Gue nemuin surat ini barusan di kamarnya ketika gue buka paksa setelah lima belas menit gue berdiri di depan kamarnya," ujar Asher yang saat ini sudah berhasil mengatur nafasnya.

"Gula kopinya gue bikin terpisah ya," Tiba-tiba saja Jade berada di belakang Mave dengan dua gelas kopi panas yang ada ditangannya. Merasakan perubahan suasana, Jade yang peka pun bertanya, "Ada apa?"

"Leah's gone," Asher menjawab, ia menyerahkan sepucuk lembaran kertas yang sedari tadi ia bawa.

"If the second life is real, let's meet again as a main character in the disney movie. We can fall in love and live in our little castle that we build together," Mave membaca surat yang diberikan oleh Asher dengan suara pelan agar tidak membuat mahasiswa lainnya ikut panik dan heboh.

"Kenapa gue ngerasa something off ya dari kalimatnya?" Jade bertanya.

"Me too," balas Mave.

"There is definitely something wrong with her. We need to find her, Mave," Jade melangkahkan kakinya sejajar dengan Mave dan menaruh dua gelas kopi panas ditangannya ke atas meja samping kanannya. Ia menoleh ke arah Mave, "Kita harus mulai cari dia sebelum ada kejadian yang sama sekali nggak kita inginkan."

"You are right," Mave menganggukan kepalanya, mengedarkan pandangannya ke meja-meja makan yang sudah terisi oleh mahasiswa yang merupakan tanggung jawabnya selama perjalanan Surabaya ini. "Kita akan mulai nyari Leah. Tapi, nggak semua orang ikut karena gue nggak mau kejadian ini jadi lebih heboh dan besar. And I believe kalau Leah juga menginginkan hal yang sama," ia paham kalau Leah adalah seorang pendiam dan penyendiri meskipun perempuan itu telah dinobatkan sebagai perempuan berdelegasi tinggi.

"Gue setuju sama lo. Gue bakalan bantuin cari dan panggil Harry. Dia lagi urus registrasi kita, tapi seharusnya bentar lagi udah selesai," ujar Asher. Dia mengambil ponsel dari balik kantung celananya dan mengetikkan sesuatu disana. "I texted him to meet us here. He will be here in a minute."

"Bagus. Gue butuh tiga orang lagi buat bantu cari ke tempat-tempat yang memungkinkan," Mave memberikan instruksinya, "I need you to search from the first floor until fifth. Harry mulai nyari dari lantai lima sampai sepuluh, sedangkan gue bakalan bantu nyari di parking lot and rooftop. Pokoknya kalian berdua bagian kamar dan gue bakalan panggil bala bantuan dulu untuk ngebantuin kita."

"Gue mau ikut bantu," Jade mengajukan diri. Ia tidak mungkin diam saja ketika melihat dan merasakan sesuatu yang ganjil. "Gue bisa bantu lo nyari di rooftop."

Mave menggelengkan kepalanya dua kali, ia kemudian menaruh tangannya diatas bahu milik Jade dan menatap lurus mata milik perempuan itu untuk menyalurkan ketenangan di masa genting ini karena ia dapat merasakan kekhawatiran dari balik mata hitam milik Jade, "Gue bisa cari sendiri. Lo tunggu aja disini ya."

"G-gue, gue bisa bantu lo nyari Leah," Jade yang kali ini menggelengkan kepalanya.

"God, I don't have time for this," Asher lalu pergi untuk mencari bala bantuan.

"Kian, you will help me," tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Jade, ia berbicara pada seseorang yang berpapasan dengannya. "Panggil dua orang lain lagi buat bantuin lo nanti."

Kian mengerutkan dahinya bingung dengan perintah yang baru saja diberikan padanya, namun ia tetap menjalankan perintah yang diberikan tadi dan pergi untuk mencari Julian dan Alex.

"I want to help too," kata Jade.

"Lo bisa bantu dengan melakukan hal yang lain, Jade. Lo siapin minuman hangat dan kotak P3K, we will meet you in front of your room ketika sudah menemukan Leah. Lock your door and wait until we ring your bell, understood?"

"Minuman hangat?"

"Trust me, lo pasti akan sangat membantu dengan menyiapkan dua barang itu. Okay?"

"O-okay."

Setelah mendengar jawaban dari Jade, ia menoleh ke belakang dan mendapati Kian dengan dua orang laki-laki yang ia minta. Mave memberikan kode seperti ikut gue melalui matanya dan hal selanjutnya yang terjadi adalah ia meninggalkan Jade dan memberikan arahan pada ketiga orang yang berjalan mengikutinya dari belakang.

"Leah hilang. Gue butuh kalian," Mave menatap Julian dan Alex, "untuk keliling ke tempat-tempat selain lorong kamar hotel, parking lot and rooftop. Terus, untuk Kian, gue minta lo untuk cari sumber informasi apapun yang bisa lo dapatin dari Sergio dan Serena. Gue yakin kalau diantara mereka berdua pasti bisa ngasih kita apapun itu mengenai Leah."

Kian mengiyakan dan berkata, "Sergio itu pacarnya Leah kan?"

"Ya," Mave melangkahkan kakinya lebar-lebar dan membuka pintu yang mengarah ke area parkiran.

"Serena? Gue kayak nggak melihat relevansi dari Serena dan Leah?" Kian bertanya.

Mave nampak kesulitan menjawab pertanyaan yang baru saja ditanyakan padanya, "We don't have time for this,Kian. Waktu benar-benar penting disini karena kita nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama Leah kan?"

"Okay," Kian memilih untuk tidak mendebat apapun.

"Kita punya waktu lima belas menit buat nemuin Leah dan kembali beraktivitas," Mave menghentikkan langkahnya dan membalikkan badannya menghadap ke belakang, "setelah lewat dari lima belas menit, berarti kita akan cancel acara di Surabaya dan melaporkan kasus hilang ini ke pihak berwajib."

Semenyeramkan itu? Ya, tentu saja. Ketika kita sudah berbicara mengenai nyawa, maka semua hal mengenai itu akan sangat seram. 

TAKE A CHANCE WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang