LIMA BELAS

24 2 0
                                    

Kian berlari di lorong kamar lantai enam, tempat dimana para mahasiswa mengatakan Sergio berada. Samanta mengatakan bahwa Sergio tadi menanyakan tempat dimana ia dapat merokok dan lantai enam adalah tempat yang pas karena memiliki area outdoor swimming pool. Sampai saat ini ia masih belum mengerti kenapa Mave menyuruhnya untuk mencari Serena, namun ia menyakinkan dirinya bahwa ia akan tau ketika melihat perempuan berbaju kuning yang saat ini sedang berada di area yang sama dengan Sergio, dengan posisi yang sangat tidak ... benar.

Kian menghela nafasnya panjang dengan gusar, ia tidak menyangka akan melihat adegan seperti ini. Dengan langkah kakinya yang begitu berat, ia membuka pintu kaca yang ada dihadapannya dan membuat Sergio dan Serena yang sedang berbagi saliva itu berhenti.

"Kian ... Kian, ini nggak seperti yang lo bayangin," Serena terkejut. Tidak menyangka akan terciduk oleh wakil ketua hima jurusannya itu.

Kian bertukar pandangan dengan Sergio yang tidak mengatakan apapun setelah melihat dirinya, ia kemudian bertanya, "Care to explain?"

"No, there is no explanation about this," jawab Sergio.

"Gio!" seru Serena marah, "this is a mistake, Ki," ia berusaha untuk meyakinkan Kian.

"Melihat lo yang seperti ini, gue nggak yakin bisa ngasih jabatan apapun buat lo tahun depan ketika lo mencalonkan diri sebagai Himpunan Mahasiswa," kata Kian, ia sempat berpikir untuk memberikan posisi yang layak untuk Serena ketika perempuan itu berkata bahwa masuk ke dalam Himpunan Mahasiswa adalah salah satu cita-citanya dan melayani mahasiswa di jurusannya adalah hal yang paling ia inginkan. Tapi sekarang? Kian sudah tidak tau apakah jabatan di Himpunan Mahasiswa adalah hal yang pantas untuk Serena?

"Please, no," Serena menarik tangan Kia dan memohon "this is a mistake and I really need that positions, Ki."

"This is an affair and being Himpunan Mahasiswa with the tittle of pelakor is not what we need dari kandidat anggota team kita, Serena," Kian menjelaskan, ia sungguh ingin pergi saat ini karena merasa mual dengan bukti perselingkuhan yang ia saksikan barusan, tapi ia memiliki tugas ketika diperintahkan untuk mencari kedua makhluk yang tidak disangka berada di tempat yang sama, "let's keep that thing aside karena gue butuh lo berdua untuk ngasih tau apa yang terjadi sama Leah karena dia saat ini hilang and I only have seven minutes left to find her."

"Leah hilang?!" Sergio bangkit berdiri dengan raut wajahnya yang begitu panik.

"She is missing, yeah, tentu aja," Serena mengatakannya dengan nada yang begitu santai, berbeda dengan Sergio.

"Maksud lo apa dengan tentu aja? She is supposed to be missing, huh?" Sergio bertanya.

"She saw us. Jadi, tentu aja dia bakalan ngilang," Serena memutar bola matanya, sikapnya benar-benar berubah ketika sedang berbicara mengenai Leah dan ketika ia memohon kepada Kian untuk memberikannya posisi di Himpunan Mahasiswa.

"She saw us?!" seru Sergio.

"Leah liat lo berdua selingkuh? God, poor her," Kian merasa iba dan kasihan pada Leah.

"She saw us?!" Sergio menarik dan memojokkan Serena ke tembok dengan tangan kanannya yang mengunci tenggorokan Serena, membuat perempuan itu kesulitan bernafas.

"Sergio!" Kian berteriak panik dan mencoba melepaskan tangan Sergio dari Serena, "she is a girl! Lepas!"

"I don't fucking care!" Mata Sergio semakin mengelap, pikirannya benar-benar hanya terarahkan pada fakta bahwa kekasihnya itu melihat dirinya berselingkuh, ia tidak peduli dengan kedua kaki Serena yang sudah berjinjit jauh dari lantai. "Leah lihat kita selingkuh dan lo nggak kasih tau gue?!" tanyanya dengan marah.

"B-buat apa?" Serena bertanya dengan nafasnya yang begitu pendek saat ini akibat tekanan yang diberikan pada tangan Sergio diantara dada dan tenggorokannya itu, oksigennya benar-benar sudah menipis saat ini, namun ia tetap mengatakan hal yang seharusnya tidak ia ucapkan, "apa yang bakalan lo lakuin kalau gue kasih tau? Ninggalin gue? Iya? Setelah apa yang lo lakuin sama gue, lo mau ninggalin gue demi pacar lo yang lemah itu?!"

"Sialan!" Sergio menjauhkan tangannya dari Serena dan memukul pipinya dengan sangat keras. Ia begitu marah saat ini.

"Lo itu cowok, Setan!" Kian kali ini bertindak dan mendorong Sergio jauh dari Serena, ia tau kalau apa yang dikatakan oleh Serena memang pasti memberikan dampak pada Sergio, tapi bukan berarti cowok brengsek itu memiliki hak untuk melakukan kekerasan pada perempuan, lebih tepatnya tidak didepan Kian.

"Gue nggak peduli dia cewek atau cowok! Nggak boleh ada yang meremehkan Leah!" seru Sergio, ia mencoba untuk berjalan cepat ke arah untuk kembali memukul Serena dan menghabisi perempuan itu. Namun, Kian yang berjarak lebih dekat itu lebih dulu melindungi perempuan itu dari Sergio.

Satu pukulan meluncur begitu saja ke pipi kanan Sergio, disusul dengan tendangan ke arah perut laki-laki itu, "Sadar, goblok! Gue kesini bukan untuk ngurusin drama perselingkuhan lo, bukan itu yang paling penting disini! Leah hilang dan itu yang terpenting sekarang sebelum kita dapat kabar yang sama sekali nggak kita inginkan mengenai Leah," serunya dengan nada suara tinggi.

Sergio terdiam dan meringis kesakitan dengan pelan, harga dirinya terlalu tinggi untuk mengeluhkan rasa sakitnya pada kedua orang yang ada didepannya itu. Logika dan pikirannya sudah kembali saat ini dan berhasil menekan emosinya dalam-dalam. Benar apa yang dikatakan oleh Kian. Leah hilang dan seharusnya itu yang menjadi titik fokusnya saat ini.

"Nggak usah dicari. Cewek lemah kayak Leah nggak pantas buat dicari sama siapapun," Serena berkata dengan sinis.

"Lo diem," Kian dengan tegas berkata pada Serena, "perempuan kayak Leah yang nggak melakukan dosa itu bukan cewek lemah."

Serena menyunggingkan senyuman miringnya itu dan pergi meninggalkan kedua laki-laki yang saat ini sedang mengkhawatirkan Leah serta berpikir dalam diam.

"Ada tempat yang lo pikirin sekarang?" tanya Kian.

"Ada."

"Dimana?"

"Kolam renang."

"Kenapa kolam renang?"

"She can't swim."

"Dan?"

"She can easily drown herself."

"What?"

"Gue takut."

Kian terdiam.

"Kalau sampai gue ketemu dia di kolam renang ... that means I fucked up. I messed up and gue juga hancurin Leah. Gue nggak sanggup," mata Sergio bergetar, ada ketakutan dan kekhawatiran yang terpancar dari kedua matanya.

"Seharusnya lo udah pikirin hal ini dari sebelum lo memutuskan untuk berselingkuh nggak sih? Kalau emang ketakutan lo sebesar ini, lo pasti nggak akan memilih untuk selingkuh sama cewek lain disaat lo masih menjalin hubungan sama Leah."

TAKE A CHANCE WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang