ENAM BELAS

28 2 0
                                    

Gelap. Amarah. Sendiri.

Leah seringkali merasakan dan mengalami ketiga hal tersebut dan biasanya di waktu yang bersamaan. Kalau kata psikolognya, jangan sendirian dalam keadaan amarah yang masih berada di luar batas normal, namun Leah tidak memiliki pilihan lain ketika tidak ada orang yang berada disampingnya ketika hal itu terjadi.

Kakinya sudah ia masukkan ke dalam air, rambut yang biasanya ia gerai sudah menjuntai tidak terikat dan menutupi bahunya. Air mata yang sudah ia tahan begitu saja mengalir deras membasahi wajahnya. Leah terlalu rapuh untuk memikirkan bahwa ia sudah telat untuk mengikuti jadwal rangkaian acara pada pagi hari ini.

"Tuhan nggak adil," ujar Leah pelan, tidak terdengar oleh siapapun karena ia hanya sendirian untuk saat ini. Kenapa Tuhan selalu memberinya cobaan? Dulu Mamanya pernah berkata kalau Tuhan pasti hanya akan memberikan cobaan pada manusia sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tapi, apa Tuhan tau dan sadar kalau Leah tidak dapat menghadapi ini semua?

Mungkin kalau ia tidak melihat bukti perselingkuhan antara kekasihnya dengan sahabatnya sendiri, Leah tidak akan mungkin berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil dengan dirinya.

Ia sangat benci dengan fakta bahwa ketika Serena mengetahui bahwa ia melihat mereka berselingkuh, perempuan itu langsung saja mengatakan hal yang sangat ia benci dan memberatkan pikirannya. "I fall in love with him and I am not afraid of it, Leah," ujar Serena di hari yang sama ketika Leah melihat semua bukti-bukti perselingkuhan mereka.

"You don't need to be alone, Leah," Tiba-tiba saja Jade berjalan ke arah Leah yang masih termenung dan mengarahkan pandangannya ke dalam air kolam renang. Jade berhasil menemukan sosok perempuan yang dicari semua orang karena tanpa sengaja ia melihat pantulan bayangan Leah ketika sedang berjalan menuju kamarnya.

"Kenapa bisa lo temuin gue disini?" tanya Leah.

"Nggak sengaja ketemu aja."

"Oh," Leah menganggukan kepalanya, ia kemudian membuang nafasnya panjang, "sorry kalau gue milih untuk skip ikut rangkaian acara hari ini. Gue sama sekali nggak enak badan."

"That is okay. No worries."

Tidak ada pembicaraan untuk beberapa menit kedepan. Hanya ada suara air dari dorongan depan dan belakang kedua kaki perempuan yang saat ini masih berkutat dengan pikirannya masing-masing.

"Sergio's having an affair," Suara dari Leah memecah keheningan yang terjadi. Ia kemudian berdeham dan membuka mulutnya lagi, "sama Serena."

"Sorry."

"Don't be," Leah menggelengkan kepalanya, "yang harusnya minta maaf itu gue ke diri gue sendiri because I fall in love with the wrong one and it hurts me so bad to force myself to accept all of this."

"Leah, it is not your fault," Jade memberitahu, ia mengalihkan pandangannya ke arah Serena. "You don't get to choose, you just fall in love and you get this person who is all wrong and all right at the same time. And you know that you love them so much except sometimes they just drive you completely insane and no one can explain it because its love," ujar Jade, ia ikut menaruh kedua kakinya di dalam air setelah melepaskan sepatu putih dan kaus kaki putihnya itu. Ia kemudian meminggirkan sepatu miliknya agar tidak basah dan dekat dengan kolam renang.

"Sayangnya ini benar-benar salah gue, Jade."

"Jangan pernah salahin diri lo sendiri akan sesuatu hal yang nggak bisa lo control. Your feelings adalah sesuatu hal yang nggak akan pernah bisa lo control. Lo nggak bisa milih untuk jatuh cinta sama dia ataupun orang lain."

"I know about their affairs sejak beberapa minggu yang lalu dan gue play dumb and dumber with myself and him.Gue memilih untuk menutup itu semua dan berharap adanya perubahan, but no, there is no differences" Leah berkata, "Where I messed up is that I continued looking for happiness with the person who was taking it away from me, continued to give chances to someone who had proven to be unworthy of them and continued to expect a different result from someone who had no plans on changing at all."

"I think you need to fall in love with the wrong one and it is him, Sergio. I think you need to have bad relationships and bad breakups. I think you need all of that so that when the right person and the right relationship comes along, you can sigh relief and know how its supposed to feel," Jade menghela nafasnya pelan, ia jadi teringat dengan keadaan hubungan percintaannya dan bagaimana yang dikatakan olehnya sangatlah relevan dengan yang terjadi, ia jadi sadar bahwa dirinya harus ... merelakan.

TAKE A CHANCE WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang