DUA PULUH EMPAT

19 5 0
                                    

Matahari sudah terbenam ketika mobil hitam rolls royce milik Maverick sudah masuk ke pelataran sebuah restoran mewah yang memiliki interior dan dua puluh empat koki yang siap melayani para tamu VIP. Begitu mesin mobil sudah dimatikan, perempuan dengan atasan putih berbahan tweed dengan satu kancing dan berlengan pendek. Untuk melengkapi baju yang ia pakai, Jade mengenakan rok hitam pendek dan aksesoris yang senada dari Chanel.

"Hyana? Damn! Tempatnya bagus banget," Jade takjub dengan apa yang ia lihat ketika turun dari mobil. Ia tidak menyangka bahwa ia dapat pergi ke Hyana. Tempat penuh memori bagi Jade.

"I know," Mave mengukir senyuman terbaiknya.

"Tumben ya sepi," yang ia tau adalah Hyana adalah restoran mewah yang tidak pernah sepi karena selalu menjadi hot places untuk semua orang. Jade mengedarkan pandangannya sekali lagi untuk memastikan, "Beneran kosong?"

"Yeah, just for us," ujar Mave.

"Lo booking semua meja yang ada di Hyana?"

"I pulled some strings to ensure we get the best seat," Mave menggunakan koneksi Ibunya ketika memesan Hyana ketika ia akan mendapatkan meja untuk bulan depan kalau tidak dengan bantuan. Selain itu, ia tidak tau meja mana yang akan kesukaan Jade, jadi ia memesan semua meja yang disediakan oleh Hyana.

"You," Jade mencari mata Mave dan menatapnya dengan tajam, "you are crazy! Bener-bener orang tergila yang pernah gue temuin. Orang lain bakalan nanya tentang meja mana yang paling laris ataupun populer and you? You booked them all. Crazy."

"Well, nice to meet you. I am Mave, and you can call me everything you want, including the most crazy person in the world who booked all table just for a girl," sindir Mave yang diiringi dengan kekehan kecil namun tetap terdengar oleh perempuan yang berjalan bersamanya memasuki restoran.

"Hello! Silahkan masuk, Pak Mave," sapa dua pelayan yang membukakan pintu bagi Mave dan Jade yang berjalan masuk, "untuk mejanya mau di set dimana pak?"

"They know you," kekeh Jade yang dibalas dengan kedipan mata dari Maverick.

Ketika mereka berdua mengedarkan pandangannya, mata Jade dan Mave jatuh pada satu meja yang berada didepan piano dan sebelah kirinya disuguhkan dengan pemandangan taman luar restoran yang begitu cantik akibat lampu-lampu yang menyala. Kemudian, Jade menoleh ke arah Mave yang ada disampingnya, "You know what I am thinking?"matanya begitu berbinar, ia benar-benar begitu menyukai letak posisi meja tersebut, khususnya dengan pemandangannya. Waktu pertama kali ia ke Hyana masih belum ada piano dan halaman yang sudah disulap menjadi taman cantik itu sebelumnya hanyalah halaman kosong.

"I see it in your eyes," jawab Mave, ia juga tidak menyangkal bahwa pilihan meja Jade sama dengan dirinya. "Pianonya apa masih bisa dimainkan?"

"Yes, bisa dimainkan," ujar pelayan wanita yang mengantar mereka. "Apa semua peralatan makan mau diset di meja tersebut?"

Dengan penuh antusiasme, Jade berkata, "Yes! Yes! Definitely yes!"

"Baik," kemudian pelayan wanita tersebut memberikan tanda pada rekan kerjanya yang lain untuk melaksanakan tugas yang biasanya mereka lakukan. "Ada lima belas pelayan dan dua puluh empat koki yang akan standby di area ini. So, kalau ada perlu apapun bisa langsung mengabari kita," sembari menaruh dua buku menu diatas meja. Tidak lupa juga ia membalikan kedua gelas dan mengisinya dengan air putih kualitas tinggi.

Mave menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas yang dikatakan oleh pelayan, lalu ia menatap perempuan yang ada dihadapannya saat ini, "What do you want? Mau lihat menu dulu mungkin?" tanya Mave dengan menu yang sudah ada ditangannya dan siap untuk ia lihat serta telusuri sebelum memilih makan malamnya. Biasanya, ia akan memesan pasta ataupun fried dori with boiled egg, namun sepertinya hari ini ia akan memesan menu makanan yang berbeda.

"No," Jade menjawab pertanyaan Mave lalu mengalihkan pandangannya ke arah pelayan yang melayaninya,"Wagyu ribeye steak with Italiana cheese on top and please add more vegetable on it. Ah, untuk sayurnya tolong diberi seasoning ya."

"Dully noted, Miss," pelayan wanita yang bernama Kiara tersebut menganggukan kepalanya dan mulai mencatat pesanan Jade ke dalam kertas yang ia bawa.
"Rare, medium rare, medium or well done miss?"

"Medium well, bisa kan ya?"

"Bisa, miss."

"Lo udah pernah kesini sebelumnya?" Satu pertanyaan yang langsung terpintas dibenak Mave ketika mendengar pesanan dari perempuan yang begitu cantik pada malam hari ini, apalagi dengan kalung kupu-kupu yang Mave berikan beberapa hari yang lalu ketika mereka sedang melakukan piknik di taman rumah Jade.

"Ya. Dengan seseorang yang sangat gue cintai."

"Who?"

"Ian. Christian Lee," Jade menyebut nama lengkap kekasihnya atau mungkin ... mantan kekasihnya? Ia tidak tau. "Bring me any best wine you have," perintahnya pada Kiera.

"Lo bakalan minum-minum?" Mave mengerutkan dahinya.

"Yeah, it is going to be a long night karena gue akan menceritakan semuanya mengenai cowok yang gue cintai saat ini dan selamanya akan selalu begitu. Jadi siapin kuping dan panggil supir rumah kalau lo juga ingin minum. Like what I said before, it is going to be a long night."

"Why now?"

"Yeah?"

"Kenapa harus sekarang ceritanya?"

"Karena pemain cowok utama dalam cerita hidup gue sudah kembali. He is here."

TAKE A CHANCE WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang