+×+
Setelah menantang maut di jalanan akhirnya Beomgyu sampai di rumah sakit di mana Yeonjun dirawat. Ia berlari dari parkiran hingga ke bagian resepsionis untuk bertanya di mana kamar rawat Hyungienya.
Dengan nafas tersengal dia sekarang berada di depan pintu kamar rawat Yeonjun. Beomgyu tidak langsung masuk karena takut jika ia tidak diterima lagi di keluarga ini. Jujur saja ia sadar perkataannya tempo hari sangat jahat.
"Tidak apa Gyu, jika mereka nanti marah kau hanya perlu memohon maaf atau berlutut di hadapan mereka. Jangan takut harga dirimu jatuh, kau hanya ingin bertemu dengan hyungie" ucap Beomgyu menyemangati dirinya sendiri.
Perlahan Beomgyu membuka pintu kamar rawat tersebut sambil menetralkan degupan jantungnya yang bertalu tak beraturan. Saat Beomgyu masuk ia langsung disambut oleh dua pasang mata yang melihatnya dengan tatapan tak percaya.
"Beomgyu .." suara lembut itu terasa hangat Beomgyu dengar.
Sang ibu yang sedang berada di sisi brankar Yeonjun langsung berdiri menghampiri Beomgyu yang masih ia anggap anak bungsunya.
"Ini kamu sayang, apa kabar nak?" Ibu langsung mengusap pelan wajah anaknya seakan tak percaya jika bungsunya menyambanginya.
"I-ibu" Irene sontak langsung membawa Beomgyu ke dalam pelukannya saat mendengar suara lirih memanggil sapaan hangatnya.
"Iya, ini ibu sayang. Ibu rindu sekali denganmu" Beomgyu langsung membalas pelukan sang ibu tak kalah eratnya. Sungguh ia merasa sangat jahat di sini, setelah kalimat kasar yang ia lontarkan kemarin tapi sang ibu tetap menyambutnya dengan hangat tanpa kurang sedikit pun.
Irene sangat bahagia sekarang, bagaimana tidak ia kembali memeluk anak bungsunya yang sangat ia rindukan. Rindu sekali dengan bungsu nakalnya ini.
"Kamu ke sini pasti ingin menemui hyungiemu kan?" Tanya Irene saat sudah melepas pelukannya. Beomgyu hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan sang ibu.
"Kemari nak" Irene menuntun Beomgyu untuk mendekat ke arah Yeonjun yang masih terbaring lemah tidak sadarkan diri.
"Hyungiemu pasti senang karena dijenguk oleh adiknya. Bangunkan hyungiemu ia sudah terlalu lama tertidur" ucap lembut Irene kepada bungsunya yang sudah terduduk di samping brankar kakaknya.
"Hyungie" setelahnya Beomgyu fokus melihat wajah Hyungnya yang pucat dan sudah lebih tirus dari terakhir kali bertemu.
Terlihat pelipis hyungienya masih diperban, terdapat goresan-goresan samar di pipi kirinya. Miris sekali Beomgyu melihatnya.
Taehyung yang melihat itu pun tersenyum tipis dan memberi kode kepada Irene untuk ikut keluar bersamanya membiarkan Beomgyu melepas rindu kepada Yeonjun.
Dan sekarang hanya tersisa Beomgyu dan Yeonjun di ruangan ini. Beomgyu masih tidak lepas pandangan dari wajah Yeonjun yang tampak tenang dalam tidurnya. Perlahan tangannya meraih tangan kiri Yeonjun yang bebas dari infus. Ia rasakan betapa dinginnya tangan sang kakak. Lama kelamaan Beomgyu tidak kuat cairan bening pun lolos begitu saja dari matanya.
"Hyungie, mengapa bisa seperti ini, apa yang terjadi padamu, hm?" Walaupun Beomgyu tahu dia tidak akan mendapat balasan dari ucapannya namun tetap saja ia ingin mengobrol dengan Hyungnya walau satu arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Berandal Brother ✔️
Random[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Hanya tentang Yeonjun yang selalu bersabar dengan kelakuan sang adik 🐻🦊 |Brothership| |Family| 💢Minim konflik Start : 29.11.22 End : 16.04.23 Don't plagiat okee.. walau ini cerita kagak elit-elit banget tapi ini...