+×+
Hamparan langit malam bertaburan bintang terpampang di depan mata, membuat iri sebagian orang. Bahkan gelapnya malam saja masih indah jika disandingkan dengan binar bintang, membuat bulan tidak kesepian karena ditemani jutaan bintang.
"Bahkan bulan saja nyatanya tidak sendirian" gumam seseorang yang saat ini sedang kelabu.
Seseorang tadi menghela nafas pelan sambil memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang sedikit menggelitik. Dia masih betah di taman ini sendirian, taman yang sudah pasti sepi jika malam hari. Taman belakang sekolah, tak ada yang berani ke sini jika sudah malam karena memang sedikit menakutkan. Namun tidak bagi Yeonjun, dia butuh tempat untuk sendirian menenangkan hati dan pikirannya.
Kerelaan dan keegoisan berkecamuk di dalam hatinya berusaha untuk mendominasi. Sudah lebih dari 2 jam dia di sini, hanya terduduk menatap langit malam. Dia tidak berpikir jika sang adik akan kelabakan mencarinya karena ia tahu adiknya bahkan lebih nyaman tanpa kehadirannya.
"Bolehkah aku egois saat ini?" Gumam Yeonjun sekali lagi, tapi entah kenapa melihat tawa lepas Beomgyu bersama keluarga kandungnya membuat ia tak tega jika harus menahan Beomgyu terus bersamanya, tapi dia juga tidak ingin kehilangan.
Sungguh dia sangat menyayangi adiknya, walau bukan saudara kandung tapi rasa sayangnya melebihi apapun. Bahkan ia rela jika harus menyerahkan nyawanya untuk sang adik.
"Persetan dengan semuanya" ini adalah gumaman terakhir Yeonjun, selanjutnya ia beranjak untuk pulang.
"Aish hyungie kemana sih?" Sedangkan di dalam apartemen Beomgyu sedari tadi bolak-balik layaknya setrikaan. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam namun belum ada juga tanda Hyungienya pulang.
Jika ia tahu Hyungnya di mana mungkin dia tidak sekhawatir ini. Tapi dia sudah berulang kali menghubungi Hyungnya dan tidak aktif. Semua teman Yeonjun juga dia hubungi tidak ada yang tahu, rapat juga hanya sampai sore tadi. Ini kali kedua Yeonjun terlambat pulang.
"Haish persetan dengan kemungkinan apapun, aku harus cari si bocah rubah kutub itu" Beomgyu menyambar jaket dan kunci motormu dia ingin mencari hyungienya.
Ceklek ..!!
Saat Beomgyu ingin keluar ia mendapati Yeonjun yang baru memasuki apartemenya.
"Hyungie .. astaga hyungie dari mana saja?" Beomgyu mendekati Yeonjun sambil membolak balikkan tubuh kakaknya.
"Hyungie baik-baik saja, ada yang luka tidak? Kenapa pulangnya lama sekali, dari mana?" Tanya Beomgyu bertubi-tubi.
"Hyungie?" Tanya Beomgyu lagi karena Yeonjun terus terdiam.
"Hyungie kenapa?" Beomgyu menangkup wajah Yeonjun dengan kedua tangannya.
"Dingin sekali, kita masuk dulu kalau begitu" Beomgyu ingin menarik tangan Yeonjun karena di rasa tubuh Hyungnya sangat dingin mungkin karena terlalu lama berada di luar.
"Gyu.." gerakan Beomgyu terhenti saat mendengar Yeonjun memanggil namanya.
"Iya hyungie?"
"Kunci motor" tangan Yeonjun menengadah di depan Beomgyu.
"Untuk apa?"
"Berikan saja"
"Tapi Gyu tidak melakukan kesalahan, kenapa Hyungie meminta kunci motor?" Beomgyu kebingungan pasalnya dia menjadi anak baik hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Berandal Brother ✔️
Random[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Hanya tentang Yeonjun yang selalu bersabar dengan kelakuan sang adik 🐻🦊 |Brothership| |Family| 💢Minim konflik Start : 29.11.22 End : 16.04.23 Don't plagiat okee.. walau ini cerita kagak elit-elit banget tapi ini...